Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

17 Tahun Menghubungkan Indonesia

(Mut/S4-25)
02/10/2017 02:46
17 Tahun Menghubungkan Indonesia
(DOK BIZNET)

PERKEMBANGAN teknologi digital saat ini memberikan banyak pengaruh signifikan pada kehidupan manusia. Sebagai produk teknologi, internet memiliki peranan sangat penting karena keberadaannya sudah seperti urat nadi atau melekat dalam aktivitas sehari-hari.
Cuma, belum semua masyarakat dapat mengakses internet dengan mudah. Masih ada beberapa daerah, terutama wilayah Indonesia bagian timur, yang hingga kini bahkan belum terjangkau jaringan internet dengan memadai. Memasuki usia 17 tahun, Biznet sebagai salah satu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan multimedia terkemuka di Indonesia bertekad menghubungkan seluruh masyarakat di segala penjuru negeri dengan internet. Ini sesuai dengan tagline yang diangkat Biznet yaitu Connecting Indonesia.

“Sekarang kami baru melayani Batam, Jawa, Bali. Maunya ya mimpi sehari bisa semua Indonesia. Ini yang coba kami kerjakan,” ujar Direktur Utama Biznet Adi Kusma saat ditemui Media Indonesia di Jakarta, Kamis 28/9). Sampai saat ini, Biznet telah memiliki lebih dari 20 ribu km kabel fi ber optic dan di atas 450 ribu homepass dengan jangkuan yang melampaui 100 kota di Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Batam. Pihaknya berencana ada penambahan kabel fi ber sekitar 1.000 km hingga akhir tahun. Hal itu sejalan dengan perluasan jaringan ke beberapa kota di daerah Jawa dan Bali. Sebut saja, Garut, Tasikmalaya, Banjar, Pati, Jepara, Purwodadi, Cepu, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Bojonegoro, Babat, Lamongan, Gresik, Turen, Pasuruan, Kraksaan, Paiton, Besuki, Bondowoso, Situbondo, Amlapura Karangasem, Semarapura

Klungkung, Bangli, serta Gianyar. “Sampai akhir tahun ini fokus kami masih di Jawa dan Bali. Setelah itu beres wilayah timur menyusul. Mungkin yang pertama di Labuan Bajo, Makassar, dan manado,” ungkap Adi. Kendati begitu, ia tak memungkiri bahwa untuk sampai ke wilayah timur banyak kendala yang harus dihadapi. Batu sandungannya mulai dari sumber daya yang belum memadai hingga perizinan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain karena kebijakan otonomi daerah, menurut Adi, tidak jarang kepala daerah minim pemahaman serta belum memiliki IT minded atau berpikir tentang kemajuan informasi teknologi.

Akibatnya, banyak pihak kesulitan mendapatkan izin pembangunan jaringan internet. “Biasanya meskipun kami sudah mendapat izin dari pusat, ketika sampai ke daerah balik lagi ke nol. Kalau izinnya belum ada, jangankan mau mulai pembangunan,” tukasnya. Karena itu, Adi menyarankan perlu ada sosialisasi kepada para birokrat, termasuk kepala daerah, agar lebih terbuka pada kemajuan teknologi. Apalagi, kebutuhan internet seiring waktu merupakan keniscayaan. “Kami berharap sih ada perubahan. Toh Pak Presiden Jokowi juga punya mimpi yang sama supaya internet bisa menjangkau seluruh wilayah di Tanah Air,” harapnya. Pemerataan infrastruktur Dalam upaya mewujudkan ambisi Connecting Indonesia, selain harus ada kerja sama dari semua pihak, juga ada keterkaitan dengan sektor lain.
Contohnya, infrastruktur yang harus merata untuk mempercepat pembangunan jaringan internet hingga ke pelosok. Adi menunjuk wilayah Papua baru-baru ini sudah mengalami kemajuan infrastruktur yang begitu pesat. Dari segi pembiayaan internet, ditaksir lebih terjangkau daripada beberapa waktu lalu sebelum era pemerintahan Jokowi. “Homework-nya memang masalah pemerataan infrastruktur. Tentu ini bukan sekadar tanggung

jawab pemerintah, Biznet pun turut andil melalui berbagai pendekatan,” tuturnya. Menurut Adi, semua pihak harus bergandeng tangan mengatasi persoalan infrastruktur karena masalah tersebut hampir ialami seluruh wilayah yang belum tersentuh internet, kecuali kota-kota besar seperti Pulau Jawa dan Bali. Jika dibandingkan dengan kota besar di negara berkembang yang lain, kemajuan internet Ibu Kota tidak kalah. Itu lantaran pemerintah dan penyedia layanan internet memiliki komitmen yang sama. “Internet ibarat perpustakaan terbesar dunia. Manfaatnya sangat besar untuk pendidikan. Sekarang bagaimana caranya kita bisa mengoneksikan Indonesia secepat mungkin,” tandasnya. (Mut/S4-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya