Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

PLTB Sidrap Mampu Listriki 75 Ribu Rumah

Fetry Wuryasti
02/10/2017 00:45
PLTB Sidrap Mampu Listriki 75 Ribu Rumah
(ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral mengapresiasi terwujudnya sumber energi baru terbarukan menggunakan angin atau bayu sebagai energi primer. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap 75 Mw komersial yang dibangun PT UPC Sidrap Bayu Energi di Desa Mattirotasi dan Lainungan, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, akan menjadi PLTB terbesar pertama di Indonesia. Dijadwalkan, PLTB itu akan beroperasi pada awal 2018. "Mungkin Indonesia menjadi salah satu yang memilikinya. Tidak banyak negara Asia itu yang punya wind power (energi angin)," ujarnya di Site Wind Turbin Generator (WTG) 6, Sidrap, Sulawesi Selatan, akhir pekan lalu.

Energi primer dari angin itu diperlukan karena pemerintah mendorong adanya energi primer baik mikro, air, panas bumi, angin, maupun gas. Tiap daerah, menurutnya, bisa menentukan sumber primer mana yang paling efektif. "Sidrap itu salah satu yang bisa dibangun wind power. Kecepatan anginnya 8,2 meter per second. Tentunya kami dukung," katanya. Jonan memperhitungkan tenaga listrik 75 Mw mampu memenuhi kebutuhan listrik sekitar 75 ribu rumah. Dengan populasi di Sidrap sekitar 54 ribu rumah, artinya listrik dapat dijual ke kabupaten lain.

Adanya PLTB itu akan memperkuat sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan sehingga cadangan daya sistem di wilayah itu mencapai 500 Mw pada 2018. General Manager PLN Wilayah Sulselrabar menyampaikan bahwa saat ini listrik PLN sudah surplus dan kalaupun ada pemadaman, itu karena ada pemeliharaan jaringan, bukan kekurangan daya. "PLTB Sidrap akan memperkuat sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, dengan adanya listrik surplus kami siap mendukung perkembangan ekonomi," kata Bob Saril.

Kapal pembangkit
Di tempat berbeda, Direktur Utama PT PAL (persero) Budiman Saleh mengatakan produksi empat kapal pembangkit listrik (powership) yang merupakan hasil kerja sama strategis dengan Karpowership (Turki) akan selesai pada 2018. Nantinya empat kapal berkapasitas 36 sampai 80 Mw itu akan menjadi kapal pembangkit listrik pertama buatan Indonesia. "Sudah mulai kerja, target kita selesai 2018," ujar Budiman di Kementerian BUMN, Jakarta, pekan lalu. Saat ini, kata Budiman, pembuat-an kapal-kapal itu dalam tahap desain yang membutuhkan waktu sekitar 4-5 bulan untuk selanjutnya mulai produksi. Kapal yang nantinya selesai diproduksi itu bisa langsung digunakan dan bukanlah prototipe.

Pasalnya PT PAL telah berpengalam-an membuat kapal pembangkit listrik pada 1997 yang dipakai PLN di Aceh dan Samarinda. Namun, saat itu teknologinya jauh berbeda dengan era sekarang. "Kita namakan (nanti kapalnya) Indo Mermaid," ucap mantan Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia itu. Budiman berharap nantinya kapal-kapal pembangkit listrik tersebut bisa dibeli dan dipakai PLN dalam rangka mendukung program 35 ribu megawatt. Meskipun demikian, perjanjian dengan Karpowership itu juga membuka kemungkinan PAL menjadi production hub untuk wilayah Asia Pasifik. Namun, Budiman enggan menyebutkan berapa besaran nilai proyek kerja sama itu. (Nyu/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya