Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Jasa Marga Butuh 1,5 Juta Kartu Baru

Fetry Wuryasti
09/9/2017 05:45
Jasa Marga Butuh 1,5 Juta Kartu Baru
(MI/Ramdani)

PT Jasa Marga (persero) Tbk menargetkan penetrasi uang elektronik di ruas tol milik perseroan telah mencapai angka 90% pada awal Oktober mendatang.

Hal tersebut dilakukan dengan melakukan penerapan pembayaran nontunai secara bertahap di setiap gerbang tol di setiap ruas.

"Program kami sudah jelas, pada 31 Oktober mendatang harus sudah 100% cashless. Namun, kami menargetkan pada awal Oktober nanti sudah tercapai 90%. Dengan begitu, ini bisa mendorong penggunaan uang elektronik secara tidak langsung bagi masyarakat," jelas Direktur Operasi Jasa Marga Subekti Syukur kepada pers, di Kantor Jasa Marga, Jakarta, kemarin.

Upaya itu, lanjut dia, juga diperlukan untuk mengurangi kemungkinan pembelian uang elektronik pada akhir-akhir batas waktu oleh masyarakat.

Untuk itu, dia memperkirakan ada sekitar 1,5 juta kartu baru yang harus dijual kepada pengguna tol agar dapat mencapai target kebutuhan masyarakat.

Ia menjelaskan kebutuhan 1,5 juta kartu baru itu dihitung dari jumlah penumpang yang selama ini melewati ruas tol milik Jasa Marga jika dibandingkan dengan penetrasi penggunaan uang elektronik sampai saat ini.

"Kami membutuhkan penjualan kartu sekitar 101 ribu setiap hari selama 15 hari agar mendapatkan target 100%. Jadi, sekitar 1,5 juta kebutuhan kartu baru yang bisa dijual di lapangan selama 15 hari. Kalau itu mampu dipenuhi, diperkirakan program bisa sukses," ungkapnya.

Subekti juga mengakui hal tersebut sekaligus mengantisipasi kebijakan 100% nontunai yang pernah dilakukan pada gerbang tol di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Ketika itu jumlah kartu yang dijual di gerbang tol ternyata kurang sehingga menimbulkan antrean panjang selama berjam-jam di gerbang tol.

"Semoga pada 31 Oktober nanti bisa lancar. Maka itu, Jasa Marga membaginya di tiap-tiap gerbang tol secara bertahap. Namun kami tetap sediakan kondisi apabila kartu ternyata tidak siap dijual di lapangan," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sekarang ini dari 1.149 gardu tol yang dioperasikan cabang dan anak perusahaan Jasa Marga se-Indonesia, sebanyak 542 di antaranya gerbang tol otomatis (GTO).

Sisanya ialah gardu reguler/hibrida yang bisa melayani tunai dan nontunai.

Kesadaran masyarakat

Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali memandang ada kemungkinan masyarakat akan melakukan sesuatu pada last minute (menit-menit terakhir).

Karena itulah, selain butuh kesiapan Jasa Marga dan perbankan, kesadaran masyarakat pun dibutuhkan.

"Perilaku masyarakat Indonesia terbiasa melakukan sesuatu itu di last minute. Ini bisa menimbulkan chaos (kekacauan). Sebab meski perbankan menyediakan kartu pembayaran nontunai disesuaikan dengan jumlah mobil yang melintas, tidak menutup kemungkinan masyarakat membeli lebih dari satu kartu. Masyarakat diminta tidak terbiasa pada pola itu," tuturnya.

Terkait dengan itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna mengatakan untuk persiapan penggunaan uang elektronik di ruas tol pada 31 Oktober, pihaknya akan bekerja sama dengan perbankan guna melakukan berbagai upaya penyadaran kepada masyarakat.

"Upaya itu seperti diskon di kartu, nanti ada insentif juga. Insentifnya bisa hadiah, ini kami masih bicarakan," tutup Herry. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya