Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Rencana pemerintah untuk menerapkan kebijakan pembayaran nontunai di pintu-pintu tol pada Oktober mendatang berpotensi menimbulkan kekacauan. Pasalnya hingga saat ini baru sepertiga dari transaksi di pintu tol yang menggunakan layanan nontunai.
Para pengguna tol masih lebih senang menggunakan pola pembayaran tunai ketimbang memanfaatkan layanan nontunai yang lebih cepat dan lancar. Belum bisa dipastikan bahwa dua pertiga pengguna tol akan beralih menggunakan layanan pembayaran nontunai. Padahal, kunci dari keberhasilan penerapan kebijakan itu ialah seluruh pengguna tol beralih menggunakan layanan e-money sebagai alat pembayaran.
Pelaksanaan di lapangan selama ini menunjukkan adanya satu saja pengguna tol masuk ke jalur pembayaran nontunai tanpa memiliki kartu uang elektronik, antrean mobil di belakangnya akan mengular. Antrean baru bergerak lagi apabila petugas datang untuk membantu dengan kartu uang elektronik atau pengemudi di belakangnya memberikan bantuan.
Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Desi Arrayani mengatakan, dari sisi perlengkapan pihaknya siap menjalankan kebijakan pembayaran nontunai di gerbang tol. Seluruh gerbang atau pintu tol yang biasa melayani transaksi tunai milik Jasa Marga telah siap dioperasikan untuk melayani transaksi nontunai.
Namun, ia menyoroti utili-sasinya yang masih sangat rendah. Pihaknya sudah dua kali memberikan promo diskon, yakni saat libur Idul Fitri dan Idul Adha untuk menarik minat pengguna tol beralih menggunakan layanan pembayaran nontunai.
“Jadi kemarin naiknya hanya 2% saat kami berikan diskon. Ini untuk jadi perhatian, Oktober sudah di depan. Utilisasi tol khususnya di Jabodetabek belum sampai 36%. Ini kita imbau untuk bersama disosialisasikan,” kata Desi saat menggelar konferensi pers di Kantor Kementerian PU-Pera, Selasa (5/9).
Direktur Utama PT Jasa Marga Bali Tol Akhmad Tito Karim dalam sosialisasi implementasi elektronifikasi tol bersama Bank Indonesia di Denpasar, juga mengatakan suksesnya penerapan pembayaran nontunai di tol tidak hanya bergantung pada pengelola, tetapi juga peran serta masyarakat dan perbankan sebagai penerbit uang elektronik.
Tingkatkan sosialisasi
Akhmad mengharapkan perbankan mengoptimalkan pelayanan untuk uang elektronik termasuk sosialisasi hingga mekanisme isi ulang kartu elektronik yang lebih menjangkau masyarakat.
“Kami harapkan bank penerbit uang elektronik mungkin dijual di sekitar tol,” ucapnya seraya menambahkan beberapa bank saat ini sudah menyediakan fasilitas isi ulang langsung di gerbang tol.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau seluruh pengguna jalan tol agar memiliki kartu elektronik pembayaran jalan tol untuk menghindari kekacauan pada saat penerapan Oktober mendatang.
“Saya mengimbau masyarakat memiliki kartu. Case yang diprediksi akan terjadi, yakni bukan masalah mesinnya, tapi pada masyarakat yang belum memiliki kartu” ujar Budi seusai meninjau pembangunan kereta bandara di Tangerang, Banten, kemarin.
Yang paling terpenting, kata Budi, ialah Jasa Marga ataupun badan usaha jalan tol lainnya menyosialisasikan manfaat penggunaan kartu elektronik kepada masyarakat. “Sosialisasikan secara intensif kepada masyarakat agar memiliki kartu,” ujar Budi. (Ant/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved