Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
MENYAMBUT Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1438 atau tepat 1 September 2017, para penjual hewan kurban semakin inovatif. Di samping masih menggunakan cara-cara konvensional dengan berjualan langsung di pinggir jalan, banyak juga yang sudah beralih ke sistem penjualan daring online baik melalui media sosial maupun kolaborasi dengan perusahaan perdagangan elektronik (e- commerce).
Tengok saja, Rumah Zakat mulai bekerja sama dengan Tokopedia dan Elevenia sejak 3 tahun lalu memasarkan hewan kurban seperti kambing dan sapi. Satu kambing yang dijual melalui pengiriman daring dipatok seharga Rp2,25 juta dan sapi Rp16,7 juta. "Dengan Tokopedia dan Elevenia sudah tahun ketiga, kalau dengan Bukalapak baru tahun ini. Alhamdulillah peminatnya bagus. Kurban bisa jadi lebih mudah," ujar admin penjual hewan kurban dari Rumah Zakat kepada Media Indonesia lewat percakapan di situs Bukalapak.com, Kamis (24/8).
Selain menawarkan jenis hewan kurban, Rumah Zakat juga memiliki produk inovasi yang diberi label Superqurban berisi olahan daging kurban berbentuk kornet dan rendang. Rumah Zakat pun memfasilitasi jasa pemotongan gratis hewan kurban yang sudah dibeli pada saat hari raya dan hari tasyrik (11-13 Zulhijah). Komentar singkat datang dari Arwinanda Pratama, pengunjung situs Bukalapak yang boleh jadi merupakan salah satu pembeli produk hewan kurban dari Rumah Zakat.
"Sangat memudahkan," tulisnya sebagaimana tertera dalam kolom komentar. Rumah Zakat bukanlah satu-satunya yang memanfaatkan kemajuan teknologi dalam berjualan hewan kurban, PKPU turut melakukan inovasi serupa. PKPU membanderol satu sapi seharga Rp10,5 juta dan kambing mulai Rp1,5 juta dengan waktu pengiriman lebih kurang 20 jam sejak pemesanan. Menurut akun Uncle Man, harga itu terbilang murah dan diharapkan dapat membawa keberkahan bagi semua yang menikmati. "Inovasi yang bagus. Semoga dapat terus menjaga amanah," tutur akun lain bernama Bayu Sasongko.
Sampai internasional
Begitu pula Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang melahirkan program Global Qurban. Program yang sudah berjalan sejak 2011 itu menawarkan hewan kurban melalui situs globalqurban.com. Global Qurban pada tahun ini telah menggandeng 10 e-commerce untuk memasarkan hewan kurban. "Kurban secara daring memudahkan umat muslim yang ingin berkurban dengan melakukan akad pembelian kurban dengan hanya melalui genggaman tangan. Pekurban tinggal memilih jenis hewan kurban yang diminati. Tapi, kami juga punya beberapa syarat dan ketentuan terkait penyaluran kurban disesuaikan dengan daerah penyaluran," kata Presiden Global Qurban Rini Maryani di Jakarta, Kamis (24/8).
Untuk ketersediaan hewan kurban, Global Qurban memiliki mitra peternak lokal di 250 kabupaten/kota dari 34 provinsi. Daging hasil sembelihan nanti disalurkan dengan sejumlah daerah yang menjadi prioritas. Selain di dalam negeri, daging kurban juga disalurkan ke negara lain yang dilanda bencana alam atau bencana kemanusiaan (perang). Tahun lalu tercatat 30 negara yang mendapatkan daging kurban dari Global Qurban.
Tahun ini Global Qurban menargetkan penyaluran daging kurban ke 40 negara yang dilanda bencana selain juga meluaskan bantuan daging kurban di sejumlah daerah di Indonesia. Metode penjualan hewan kurban yang dilakukan Global Qurban mencatatkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Tahun lalu, sebanyak 398 kambing, 946 sapi, dan 5 unta disembelih Global Qurban. Tahun ini penerima manfaat daging kurban dari Global Qurban ditargetkan mencapai 7,5 juta jiwa.
"Harga yang kami gunakan merupakan harga global untuk hewan kurban. Kecuali di Timur Tengah yang harga hewan kurban sedikit mahal. Setelah melakukan akad, pekurban menerima hasil laporan berupa foto hewan kurban saat masih hidup, ketika sudah disembelih, dan saat disalurkan dilengkapi testimoni penerima daging kurban," tandas Rini. Cara berbeda dilakukan warga Jakarta Selatan, Agus Supriyadi, 20. Pemuda ini menggunakan media sosial untuk menjajakan hewan kurban dengan akun @supplierhewanqurban di media Instagram.
Ini pertama kali Agus terjun ke bisnis jual-beli hewan kurban dan baru seekor sapi yang berhasil ia jual. Agus mendapatkan hewan kurban melalui rekan satu kampus dan sapibali.com. Ahli agama Islam, Bobby Herwibowo, mengatakan kurban secara online diperbolehkan dalam ajaran Islam karena merupakan bagian dari perkembangan teknologi. "Itu berarti sama dengan kita mewakilkan kurban kita kepada lembaga yang kita percaya. Praktiknya selama ini memang seperti itu juga saat kita berkurban. Hanya sekarang mediumnya daring," ujarnya. (Gnr/S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved