Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
BUKAN hanya sebagai kota pendidikan, Yogyakarta juga dikenal sebagai salah satu destinasi pariwisata utama di Tanah Air.
Perkembangan industri pariwisata di kota gudeg tersebut ikut mendorong peningkatan harga rumah di kota tersebut.
Kenaikannya bahkan selalu terjadi pada tiap kuartal.
Data Rumah.com Property Index menunjukkan pada kuartal II 2017, harga perumahan di Yogyakarta mencapai Rp6 juta per meter persegi dengan kenaikan 0,12% daripada kuartal sebelumnya.
Country Manager Rumah.com Wasudewan mengatakan faktor utama kenaikan rumah tapak secara konsisten di Yogyakarta ialah karena kota tersebut merupakan tujuan wisata utama selain Bali, Bandung, dan Jakarta.
"Sektor pariwisata turut mendongkrak harga perumahan di kota itu. Kebutuhan rumah tapak di Yogyakarta masih terus berkembang seiring dengan pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi," kata Wasudewan.
Adanya moratorium pembangunan hotel di Yogyakarta sejak 2014 hingga akhir 2017 ini juga mendorong meningkatnya harga rumah di Yogyakarta karena berkembangnya penginapan berbasis homestay.
Kebijakan moratorium dikeluarkan Wali Kota Yogyakarta untuk mendorong okupansi hotel yang sudah ada.
Dampak lain bagi kota yang dipimpin Sultan Hamengku Bawono X itu dari sektor pariwisata ialah pertumbuhan ekonomi provinsi yang berbanding lurus dengan kenaikan harga rumah tapak.
Pada kuartal I 2017, pertumbuhannya sebesar 1,05% jika dibandingkan dengan kuartal IV 2016.
"Properti di Yogyakarta pada kuartal-kuartal berikutnya diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan akan datangnya tahun ajaran baru dan masih berlakunya moratorium pembangunan hotel," ujar Wasudewan.
Di lain hal, data Rumah.com juga menunjukkan suplai rumah dengan rentang harga Rp1 miliar-Rp2 miliar di Surabaya, Jawa Timur, meningkat sejak awal 2016.
Prakiraan Wasudewan itu didorong rencana pembangunan berbagai sarana infrastruktur yang sudah dan akan dimulai pada tahun ini.
Proyek tersebut meliputi frontage road sisi barat (jalur penyangga di Jalan Ahmad Yani), middle east ring road (MERR) II-C, jalan lingkar luar barat, dan jalan lingkar luar timur.
Selain itu juga ada proyek trem trayek utara ke selatan Kota Pahlawan.
Sejumlah mal besar juga akan hadir pada 2018 di Surabaya seperti Supermal Pakuwon dan The Central Gunawangsa Tidar.
"Berbagai proyek infrastruktur tersebut maupun pembangunan sejumlah mal baru akan membuat Surabaya semakin menarik bagi para pengembang properti," tandas Wasudewan. (Gnr/S-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved