Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SEBAGIAN besar pengguna asuransi di Indonesia masih rentan mengalami protection gap, yakni selisih nilai pertanggungan polis asuransi yang dimilikinya dengan biaya kesehatan yang harus dibayarkan saat sakit.
"Lebih dari 10 juta orang Indonesia memiliki polis, tapi kebanyakan mereka punya protection gap. Kebanyakan punya asuransi kesehatan, tapi kalau sakit masih nombok," ujar Direktur Komunikasi Pemasaran dan Syariah Prudential Indonesia Heraandjani Soemohandojo seusai buka puasa bersama media dan anak-anak yatim di Jakarta, Selasa (6/6).
Menurut dia, ini mengindikasikan agen asuransi bukan hanya ekspansif menawarkan produk asuransi, melainkan juga memperhatikan nasabah asuransi yang sudah memerlukan upgrade.
Hal itu dipicu budaya orang Indonesia yang dekat dengan keluarga, sering membuat masyarakat saat sakit mengutamakan aspek di luar biaya medis. Misalkan, luas kamar dan kenyamanan penunggu.
"Orang Indonesia ini kalau sakit, keluarganya berbondong-bondong datang dan menunggu. Kalau kelasnya tidak memadai, tidak ada ruang untuk menunggu ini, akhirnya terpaksa nombok."
Selain itu, orang Indonesia gemar membeli manfaat investasi di luar proteksi dari polis asuransi sehingga mereka lebih menggemari jenis unit link yang mengutamakan proporsi investasi ketimbang proteksi.
"Fenomena ini yang memicu Prudential mengeluarkan produk tambahan, yakni Pru Health Care Syariah."
Dia mengatakan nasabah memang memiliki kebebasan membeli produk yang diminati, baik syariah maupun konvensional.
Namun, ia berharap masyarakat peduli membeli polis asuransi yang sesuai dengan kebutuhannya. (Fat/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved