Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
HARI kedua uji kelayakan dan kepantasan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, kemarin, menyertakan dua nama calon kepala eksekutif pengawas perbankan merangkap anggota. Masing-masing membawa strategi tersendiri dalam kapasitas pembiayaan kredit.
Salah satu calon ialah Heru Kristiyana yang menjabat sebagai deputi komisioner OJK hingga N.ovember 2016. Dalam visi-misinya, Heru mengatakan ingin fokus membangun efisiensi pada perbankan sekaligus membesarkan bank pembangunan daerah (BPD), dengan konsep bapak angkat untuk pembiayaan kredit sektor prioritas di daerah seperti maritim, perikanan, dan perkebunan. Sebab, menurut dia, bank besar banyak yang tidak berminat mengingat besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan.
"Bank-bank kecil dan bank-bank daerah memang memiliki kerentanan. Saya melihat sebaiknya bank kecil barangkali yang dikembangkan, dengan membuat kolam baik bagi mereka dan kompetisi yang fair," ujarnya.
Calon lainnya, Agusman menyebut misi yang diusungnya antara lain melaksanakan pengawasan perbankan berdasarkan prinsip kehati-hatian (prudential supervision) untuk memastikan terlindunginya kepentingan konsumen serta terjaganya stabilitas sistem keuangan, juga meningkatnya dukungan perbankan terhadap perbaikan taraf hidup rakyat.
Kurang serius
Selain mereka, uji kelayakan itu juga menghadirkan calon kepala eksekutif pengawasan pasar modal, Nurhaida dan Arif Baharudin. Sejak awal pemimpin Komisi XI DPR Melchias Marcus Mekeng mengingatkan hanya tersedia 15 menit untuk presentasi, 15 menit pertanyaan dari DPR, dan 30 menit tanya jawab. Namun, ternyata rata-rata uji kelayakan berlangsung sekitar 2 jam.
Selama proses seleksi itu, anggota komisi yang hadir semakin menyurut hingga memasuki tahap terakhir. Awalnya, sekitar 26 orang komisi termasuk ketua hadir pada persidangan uji pertama di siang hari.
Silih berganti mereka datang dan pergi. Hingga tersisa sekitar 9 anggota Komisi XI termasuk ketua pada uji kelayakan terakhir. Beberapa orang yang bertahan dari awal uji kelayakan di siang hari sampai akhir dan aktif berinteraksi menyampaikan pandangan-pandangan, di antaranya Andreas Eddy Susetyo dari Fraksi PDIP, Achmad Hatari dari Fraksi NasDem, Ketua Komisi XI Melchias Mekeng dari Fraksi Golkar, dan Heri Gunawan dari Fraksi Gerindra.
Hal itu sangat disayangkan peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karrus. Menurut dia, ketidakseriusan anggota dewan itu menunjukkan DPR hanya tertarik urusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka.
"Saya kira fakta ketidakhadiran anggota DPR dalam fit and proper test itu membuktikan bahwa DPR memang hanya akan tertarik jika yang sedang diseleksi itu ialah calonnya pejabat yang kerjanya nanti berhubungan dengan kepentingan mereka," ujarnya. Hendrawan dari Fraksi PDIP menyatakan, minimnya kelompok fraksi (Poksi) yang hadir tak masalah.
"Poksi PDIP kemarin ada acara Milad Bung Karno di Blitar. Info tentang calon, makalah kan sudah ada sehingga bisa dibaca. Setiap Poksi juga sudah ada wakilnya, jadi tidak masalah," ujarnya. Hendrawan sendiri termasuk yang bertahan dalam uji kelayakan itu hingga tahap akhir. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved