Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PT Bank Syariah Mandiri (BSM), anak usaha PT Bank Mandiri (persero) Tbk, membidik pertumbuhan aset hingga melebihi 12% pada akhir 2017 yang didorong perluasan pembiayaan ritel dan penambahan portofolio pembiayaan infrastruktur.
Direktur Wholesale Banking BSM Kusman Yandi mengatakan, hingga April 2017 aset sudah terkumpul Rp83,11 triliun atau tumbuh 15,9% jika dibandingkan dengan April 2016 yang sebesar Rp71,7 triliun.
"Salah satu pendorongnya di pembiayaan kita sudah mulai gencar karena proses bisnis kita sudah diperbaiki agar lebih berkelanjutan," ujar Kusman, kemarin.
Kusman memerinci pembiayaan BSM per April mencapai Rp54,78 triliun atau tumbuh 7,3% dari per akhir April 2016 yang Rp51,05 triliun. Saluran pembiayaan itu juga didukung penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang hingga April 2017 sebesar Rp73,91 triliun. Setidaknya, Kusman mengatakan pembiayaan akan bertumbuh minimal Rp5 trili-un menjadi Rp60,58 triliun hingga akhir 2017, terutama karena perbaikan kegiatan ekonomi dalam negeri.
Target pembiayaan tersebut akan ditopang pembiayaan segmen pasar menengah ke atas atau wholesale yang diperkirakan menjadi Rp26,84 triliun atau tumbuh 10% dari akhir 2016 yang sekitar Rp24,3 triliun. Adapun pembiayaan segmen ritel diharapkan tumbuh 15% jadi sekitar Rp36 triliun. Dengan begitu, BSM ingin mengatur komposisi pembiayaan ritel sebesar 60% dan wholesale sebesar 40%.
"Untuk mencapai target di segmen wholesale, BSM akan fokus di sektor infrastruktur, plantation, lembaga pendidikan, dan rumah sakit." Untuk infrastruktur, BSM sudah menyalurkan komitmen pembiayaan sebesar Rp3,5 triliun. Di segmen ritel, BSM akan mengandalkan pertumbuhan pada pembiayaan mikro, gadai dan cicil emas, BSM Griya, dan BSM Pensiun. (Fat/Ant/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved