Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

PLN Sasar Sukuk, Obligasi Rp10 T

Tesa Oktiana Surbakti
07/6/2017 09:10
PLN Sasar Sukuk, Obligasi Rp10 T
(Ist)

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (persero) menerbitkan obligasi berkelanjutan dan sukuk ijarah berkelanjutan dengan target total dana yang dihimpun maksimal mencapai Rp10 triliun.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto menyampaikan target Rp10 triliun itu berasal dari obligasi sebesar Rp8 triliun dan sukuk ijarah sebesar Rp2 triliun.

Untuk tahun ini, target dana yang dihimpun PLN maksimal mencapai Rp2 triliun yang masing-masing terdiri atas obligasi Rp1,6 triliun, dan sukuk ijarah Rp400 miliar. Sisa dana ditargetkan diperoleh pada tahun selanjutnya.

"PLN nantinya menggunakan dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk itu, setelah dikurangi biaya-biaya emisi untuk memenuhi kebutuhan investasi PLN dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan lndonesia," tutur Sarwono di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, kedua efek utang yang telah mendapatkan peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) tersebut masing-masing akan diterbitkan dalam tiga seri, yaitu A dengan tenor lima tahun, seri B tenor tujuh tahun, dan seri C tenor 10 tahun.

PLN telah menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Securities, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (joint lead underwriter/JLU). PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) akan bertindak selaku wali amanat.

Sesuai dengan rencana, masa penawaran awal (book building) berlangsung pada 6-15 Juni 2017. Kemudian, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada akhir Juni 2017. Sementara itu, penawaran umum diharapkan berlangsung pada 3-6 Juli 2017 dan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Juli 2017.

Pada kesempatan itu, Sarwono juga menegaskan PLN tidak akan menggadaikan saham mereka melalui initial public offering (IPO/go public) di pasar modal Indonesia dalam meraih dana Rp100 triliun selama beberapa tahun mendatang. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, sedangkan sisanya digunakan untuk transmisi dan distribusi listrik di seluruh Indonesia.

"Jelas tidak ada sedikit pun dibenak kami go public. Kami punya uang. Equity kami Rp880 triliun, Itu sangat besar sekali," kata Sarwono.

Dalam memenuhi kebutuhan dana tersebut, menurut Sarwono, manajemen akan mengandalkan dana dari eksternal seperti penerbitan obligasi dan pinjaman. PLN juga memperoleh komitmen pinjaman dari Bank Dunia (World Bank) sebesar US$4 miliar, serta berencana menggunakan mekanisme sekuritisasi aset.

"Terkait dengan mekanisme sekuritisasi aset tersebut, manajemen bukanlah menjual aset yang ada, melainkan menjual hasil dari salah satu pembangkit perseroan yang ada di Suralaya," pungkasnya.

Meningkat 5%

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menambahkan, secara fundamental, PLN didukung permintaan listrik yang kuat.

Hingga akhir 2016, jumlah pelanggan PLN sudah mencapai 64,3 juta atau meningkat 5% jika dibandingkan dengan 2015 sebanyak 61,2 juta. Penjualan listrik PLN selama 2016 tercatat 216 Twh atau meningkat 6,5% ketimbang pada 2015 sebesar 202,8 Twh.

Sementara itu, pendapatan PLN pada 2016 mencapai Rp222,8 triliun atau tumbuh 2,5% jika dibandingkan dengan 2015 sebesar Rp217,3 triliun. "Laba bersih PLN meningkat signifikan 75,04% dari Rp6 triliun pada 2015 menjadi Rp10,5 triliun pada 2016," pungkas Made. (Ant/Mtvn/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik