Martina Berto Yakin Omzet Tumbuh 9,5

PT Martina Berto Tbk optimistis penjualan produk tahun ini tumbuh 9,5% meski daya beli masyarakat terhadap barang konsumsi saat ini masih lesu.

"Memang ada penurunan daya beli, tetapi kami tidak dapat ikut pola seperti itu. Kami tetap moderat optimistis karena peluang itu masih ada. Kami yakin gross sales tahun ini mencapai Rp1 triliun, nett sales Rp750 miliar, atau tumbuh 9,5%," jelas Dirut Martina Berto Bryan David Emil Tilaar dalam paparan publik rapat umum pemegang saham di Jakarta, Rabu (24/5).

Selama sisa tahun ini, produsen kosmetik Sariayu itu akan gencar promosi dan bekerja sama untuk mencapai target penjualan.

Selain itu, mereka akan melakukan renovasi toko, trade deal, pengembangan kerja sama dengan distributor, dan promosi lewat media sosial.

Pihaknya juga bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata saat meluncurkan produk Sariayu Gili Lombok tren warna 2017.

Penjualan melalui e-commerce pun jadi strategi Martina Berto.

"E-commerce kami kembangkan karena potensi cukup besar," tutup Bryan.

Direktur Pemasaran Martina Berto Samuel Eduard Pranata mengatakan e-commerce atau penjualan daring cukup bertumbuh pesat meski belum berkontribusi besar pada total penjualan.

Ia memperkirakan kontribusi e-commerce bisa mencapai 2%-3% pada total penjualan produk.

Tahun lalu, penjualan perusahaan berkode emiten MBTO itu turun 1,3% menjadi Rp685,44 miliar.

Meski menurun, Martha Tilaar Group membukukan kembali laba. Perseroan mencatat laba bersih Rp8,81 miliar atau naik 162,7% dari 2015. Laba bersih diraih dari efektivitas supply chain.

Selama 2016, Martina Berto menghemat harga pokok penjualan sebesar 7%.

Direktur Produksi Martina Berto Kunto Widarto memperkirakan efisiensi akan dilakukan melalui otomatisasi di lini produksi.

Anak perusahaan, PT Cedefindo, misalnya, akan meningkatkan kapasitas produksi dari 800 ribu ton per jadi 1,8 juta ton per bulan tahun ini.

Dengan begitu, penghematan biaya produksi bisa mencapai 34%. (Jes/E-3)