Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KINERJA Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang dioperasikan anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 menunjukkan pertumbuhan
kinerja yang positif pada 2020.
Hal itu terlihat dari kunjungan kapal di KTMT hingga Agustus 2020 mencapai 169 call atau 4-5 call per minggu, sedangkan pada 2019 mencapai 130 call.
Pertumbuhan positif Pelabuhan Kuala Tanjung yang didukung dengan kapasitasnya yang besar sehingga menarik minat para investor membangun industri.
Realisasi bongkar muat peti kemas di KTMT hingga Agustus 2020 sebanyak 30.309 box. Rea lisasi bongkar muat petimas hingga Agustus 2020 tumbuh 32,5% dibandingkan
pada 2019 sebanyak 22.870 box.
Jika dalam satuan TEUs, realisasi bongkar muat peti kemas hingga Agustus 2020 sebesar 31.956 TEUs atau naik 34% dari 2019 sebesar 23.937 TEUs.
Kenaikan juga terjadi pada bongkar muat curah cair dan general cargo di KTMT, yang Agustus 2020 mencapai 242.596 ton untuk komoditas CPO dan turunannya, atau tumbuh
137% dari capaian 2019 sebesar 102.200 ton.
Sedangkan, realisasi bongkar muat general cargo hingga Agustus 2020 sebesar 46.801 ton, naik 176% dibandingkan 2019 mencapai 16.970 ton.
"Jika dilihat dari realisasi trafik bongkar muat di Pelabuhan Kuala Tanjung, baik itu untuk peti kemas, curah cair, dan general cargo terjadi tren pertumbuhan yang positif.
Artinya, Pelabuhan Kuala Tanjung ber operasi dengan baik dan respons pasar pun positif dengan keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung.
Pelabuhan Kuala Tanjung didukung dengan hinterland Sei Mangkei dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sehingga industri di Kuala Tanjung mulai berkembang yang
kemudian berdampak pada pertumbuhan trafik yang positif,' terang Direktur Utama Pelindo I Dani Rusli Utami.
Dani menjelaskan intisari dari pembangunan suatu pelabuhan itu adalah ekosistem, sehingga semua berupaya untuk mempercepat industri lainnya untuk masuk
ke wilayah Kuala Tanjung dan kawasan industri Kuala Tanjung serta kawasan ekonomi di sekitarnya.
“Pelindo 1 optimistis bahwa Pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi masa depan Indonesia. Pelabuhan ini memiliki fasilitas yang baik, draft 16-17 meter LWS (low water
spring) sehingga bisa melayani kapal dengan bobot 50.000 DWT (dead weight tonnage), serta growt sudah mulai bagus," jelasnya
Ia mengemukakan dukungan luar biasa dari Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kementerian Koordinator Perekonomian, dan Kementerian Perhubungan
terus mendorong investasi di Kuala Tanjung sehingga mempercepat pertumbuhan hinterland pelabuhan. “Untuk itu, kami persilahkan kepada para partner atau investor yang akan
masuk di Kuala Tanjung dan Kawasan Industrinya untuk membangun industri sekitarnya, kami siap untuk mendukung , " katanya
KTMT yang dioperasikan PT Prima Multi Terminal, anak perusahaan Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya terus melakukan penjajakan kerja
sama dengan berbagai pihak untuk pelayanan bongkar muat peti kemas, curah cair, maupun general cargo.
KTMT memiliki dermaga 500 meter x 60 meter persegi, trestle sepanjang 2,8 kilometer, serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch, dan didukung sarana dan prasarana infrastruktur
bongkar muat modern dan canggih. Sarana prasarana itu antara lain 3 unit ship to shore (STS) crane, 8 unit automated rubber tyred gantry (ARTG) crane, 21 unit truck terminal,
2 unit mobile harbour crane (MHC), 22 tangki timbun yang mampu melayani hingga 1.000 ton per jam dengan 4 jaringan pipa yang dilengkapi dengan 8 pompa. Seluruh operasional
peti kemas dan curah cair di-support dengan sistem TI yang terintegrasi terminal operating system (TOS). (S1-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved