Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
BALON-BALON panjang aneka ukuran dan warna tersusun rapi di lemari pinggir tempat tidurnya. Tumpukan boks yang telah ditandai warna pun berada di pinggir lemari bajunya. Studio kecil nuansa putih lengkap dengan meja dan pompa balon yang telah disambungkan ke listrik pun siap digunakan. Sobat tahu di mana Medi berada? Medi sedang ada di kamar Nicholas Putra Hartono, seniman balon Indonesia loh. Rabu (1/3) malam Medi memang mengunjungi seniman balon yang akrab disapa Nico di Kawasan Lippo Karawaci Utara, Tangerang.
Ia yang kini baru berusia 14 tahun ini sudah sukses meraih beberapa penghargaan di dalam maupun luar negeri loh sobat di antaranya. Ia menjadi salah satu tim pemecah rekor Singapore’s Largest Balloon Landscape pada Balloon Event di Marina Square pada Maret dia 2015. Ia menjadi satu-satunya peserta dari dunia yang masih belia loh sobat. Di usia 10 tahun, Nico pun berhasil meraih rekor Muri sebagai balloon artist termuda. Wow bagaimana dia bisa ya meraih itu ya? Yuk
simak cerita Nico!
Suka balon
sejak kecil Bentuk balon yang unik ini ternyata membuat Nico kecil senang. Setiap datang ke suatu tempat, pasti yang dipilih untuk dibawa pulang ialah balon. Ya, tak hanya Nico, sebagian anak pun mungkin punya perasaan yang sama ya. Tapi kesukaannya ini beda lo, ia bersama keluarganya bahkan sengaja parkir di pinggir jalan untuk sekedar melihat balon yang mengapung di atas atap sebuah tempat perbelanjaan dan memotretnya. Ya, Nico sendiri lo yang mau di foto bersama balon yang dilihatnya serta semua koleksi balon yang didapatnya. Alasannya saat balon pecah ia tidak bisa melihat balonnya lagi. Momen itu menjadi kenangan hingga saat ini.
Nico mengaku sering senyum-senyum sendiri melihat album fotonya. “Berawal saat diajak ke mal dan dapat hadiah balon bentuk anjing, aku tertarik untuk bikin sendiri. Apalagi aku langsung melihat cara buatnya,” ujar Nico sambil memperlihatkan foto-foto kecilnya. Ia mengaku belajar membentuk balon hanya dari tayangan Youtube loh. Ia terus belajar secara autodidak didampingi orangtuanya. Tangannya yang kecil itu rupanya mampu dan lihat memutar balon panjang menjadi sebuah bentuk unik. Ia berhasil membuat anjing, pedang hingga karakter kartun Pluto, Gufi , Mickey Mouse, dan sebagainya. Keterampilannya pun terus diasah.
Ia bahkan mengikuti beberapa seminar seperti Takehiro Kai Balloon Seminar di Jepang, Lily Tan Balloon Seminar di Singapura, dan seminar Busteer Balloon Caldwell dari Amerika Serikat. “Saat membuat balon biasanya aku lihat gambarnya lalu utak-atik. Tapi kadang papaku membuatkan sketsa,
ia kasih masukan ukuran yang pas hingga menyerupai aslinya,” kata Nico. Ayahnya yang juga seorang desainer grafik memang termasuk orang
yang sangat mendukung semua kegiatannya.
Pernah ditolak ikut seminar Memiliki balon memang menjadi keharusan untuknya agar terus berlatih dan menghasilkan karya. Ia pun sering membeli balon dari luar untuk mendapatkannya loh. Namun, sebelum akses belanja daring yang mudah saat ini, siapa sangka Nico pernah diremehkan sebuah toko balon di luar negeri lo. Toko balon yang baru saja tutup itu sempat tak mau melayani Nico karena terlalu kecil untuk membeli balon. Alasan terlalu kecil juga pernah ada rasakan saat mendaftar menjadi peserta seminar di Singapura. Saat itu umurnya masih 10 tahun tapi telah cukup mahir berkreasi dengan balon. Penyelenggara tetap menolak karena dalih seminar itu hanya bisa diikuti orang ahli dan bukan untuk main-main saja.
“Akhirnya saya buatkan dia lama juga akun Instagram untuk menampilkan karya-karyanya,” kata Pak Januar, ayah Nico. Pihak penyelenggara pun memperbolehkan Nico mengikuti seminar yang berlangsung 4 hari tersebut. Kini Nico dibanggakan bukan hanya Indonesia, melainkan juga negara lain seperti Singapura. Keren kan? Dukungan Orangtua Sambil memperlihatkan cara membuat balon berbentuk jerapah dan ikan badut, Nico terus bercerita tentang pengalamannya. “Aku sempat putus asa dan malas bikin balon karena keasyikan main gim gadget,” kata Nico.
Ia juga tidak menampik dulu kalau ada rasa gengsi jika berada bersama teman-temannya. Namun, berkat dukungan orangtuanya untuk terus berkarya, ia kembali bangkit. Ia mulai berpikir bakatnya sangatlah langka apalagi ia memilikinya sejak kecil. “Keterampilannya pasti akan berguna di suatu hari nanti, apa pun profesi Nico. Misalnya dokter, ia bisa gunakan keterampilannya untuk menghibur pasien anak-anak agar mereka bisa semangat untuk sehat,” kata Bu Lily, ibunda Nico. Nico memang mendapatkan dukungan luar biasa dari orangtua dan kakaknya. Merekalah yang menyemangati Nico untuk terus berkarya menghasilkan balon-balon keren dengan beragam teknik.
Tak jarang ia buat balon ukuran besar seperti dinosaurus, buaya, komodo yang menyerupai aslinya loh. Sobat Medi bisa melihat karya-karyanya di Instagram @mynicorner ya. Biasanya Nico menampilkannya di situ, keren! “Aku selalu membuat bentuk yang berbeda, maunya terus di-upgrade untuk lebih bagus dan terlihat lebih detail,” kata Nico. Untuk ukuran besar dan rumit ia bia menghabiskan 2-3 jam. Jika ia selesai menyalurkan hobinya itu, balonnya akan dipajang di kamarnya hingga kempes. Biasanya balon akan tahan 3 hingga 7 hari. Nico juga sudah menerima order untuk mendekor tempat atau mengisi workshop lo sobat. Apakah Medi terinspirasi oleh kisah Nico? Yuk asal keterampilanmu sejak dini! (Suryani Wandari/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved