Headline
Seorang mahasiswa informatika membuat map Aksi Kamisan di Roblox.
Seorang mahasiswa informatika membuat map Aksi Kamisan di Roblox.
"MIKIR!"
Mendengar kata itu, otak akan langsung terbayang sosok tinggi yang sering mengocok perut dengan humor-humornya. Seolah menjadi angin segar bagi dunia lawak, nama Lies Hartono (atau yang lebih dikenal sebagai Cak Lontong) tak diragukan lagi sebagai pelawak papan atas. Ia dikenal dengan humor cerdas dan pola humor ala silogisme, membuat kehadiran Cak Lontong selalu ditunggu.
Apalagi saat kondisi menjadi serbapanas seperti saat ini, ketika setiap pendukung beradu untuk jagoan masing-masing di pilkada. Begitulah pengaruh sosok ini, sampai-sampai di internet, sangat mudah untuk menemukan meme tentang pernyataannya. Dari sekadar humor, sampai yang menjurus ke persoalan politik. Lalu bagaimana Cak Lontong menyikapinya?
Berikut petikan wawancara wartawan Media Indonesia Abdillah M Marzuqi dengan Cak Lontong di Studio Metro TV, Jakarta, Minggu (29/1). Berikut petikannya.
Bagaimana dengan pandangan bahwa humor ala Cak Lotong adalah humor cerdas. Bahkan banyak yang bilang kalau Cak Lontong pakai pendekatan silogisme?
Padahal, saya asal ngomong aja. Semua saya asal ngomong. Orang-orang itu kadang bilang Cak Lontong itu silogisme. Padahal, saya tidak tahu silogisme itu apa. Ya, memang itulah. Dari mana lawakan cerdas dari mana. Lha kalau lawakan cerdas, orang tidak tertawa, tapi malah pintar.
Di internet banyak meme politik yang memakai foto Cak Lontong? Bagaimana menurut pendapat Cak Lontong?
Ya sah, bebas. Lha ini, medsos meme dibahas. Saya pikir sebenarnya yang salah bukan yang buat meme, tapi yang bahas. Lha iya to. Aslinya, banyak hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan di negara kita ini, tetapi oleh orang-orang dipermasalahkan.
Dulu yang tidak masalah, dipermasalahkan. Rata-rata masalah timbul karena tidak ada masalah. Coba kalau ada masalah, ya masalahnya itu saja. Tapi karena enggak ada masalah, banyak masalah yang timbul. Soalnya orang mempermasalahkan hal sekecil apa pun. Malah jadi banyak masalahnya dan enggak penting semua. Makanya mengapa aku enggak aktif di medsos karena itu tadi. Buat saya, banyak orang memanfaatkan artis pengin ngetop lewat medsos. Banyak, kan? Ya silakan. Itu sah. Itu memang media buat populer. Silakan dipakai, saya tidak memilih jalur itu. Sah, boleh juga saya tidak.
Meme-meme politik itu bukan dari Cak Lontong atau tim Cak Lontong?
Oh enggak, saya tidak punya tim untuk medsos.
Apa Cak Lontong membolehkan orang memakai foto Cak Lontong untuk meme-meme itu?
Ya pertanyaannya, kalau saya mau larang saya bahas untuk apa coba. Caranya mencegah juga gimana. Saya tidak bisa menyortir apa pun. Kalau meme itu tiba-tiba saya beredel, saya juga tidak bisa. Mereka mau berpendapat apa pun pakai foto siapa pun itu kan berhak.
Makanya yang jadi aneh bagi saya dan itu banyak terjadi. Ketika siapa pun. Ketika muncul meme yang mungkin mereka tidak sepaham. Atau yang berhubungan itu tadi, muatan politik dan sebagainya yang menggunakan fotoku terus muncul di medsos, meme apa pun peryataannya itu. Banyak orang, teman-teman tanya apa benar Cak Lontong ngomong seperti itu? Saya paling benci pertanyaan itu. Karena itu paling gampang dijawab. Lha kalau sekarang fotonya itu saya ganti Pak Karno, apa Pak Karno yang ngomong gitu.
Kalau fotonya diganti tokoh siapa, apa berarti tokoh itu yang ngomong. Kan segampang itu. Harusnya mereka enggak perlu, crosscheck, ini benar Cak Lontong atau tidak? Enggak perlu. Itulah yang saya bilang, bukan masalah dipermasalahkan.
Yang buat saya mengganggu itu ketika orang tanya apa benar Cak Lontong yang mengatakan. Ini yang mengganggu. Maksudnya, saya khawatir pikiran mereka terganggu. Karena orang iseng mau pasang foto siapa saja boleh. Konyol. Orang kayak gitu dibahas, itu konyol.
Siapa pun bisa kok sekarang medsos. Mau ngomong apa, mau ambil foto siapa. Di-upload, bisa. Enggak perlu di-crosscheck.
Saya tidak urusan. Santai saja. Saya tidak punya kepentingan dengan dia dan saya tidak merasa dirugikan.
Terus pernyataan apa yang bisa dikonfirmasi?
Kalau di Twitter resminya seseorang dia pasang status nulis ini. Nah, itu memang statement-nya dia. Kalau mau bertanya ya silakan. Namun, kalau ini di medsos. Itu ditanyakan, itu kan konyol.
Jadi yang perlu ditanyakan itu ketika dia tahu saya ber-statement seperti itu. Dia tahu saya menulis status di akun resmi saya seperti itu. Bolehlah mereka bertanya maksudnya apa. Namun, ketika muncul di medsos kemudian itu dipertanyakan. Wong jelas enggak kok masih dipertanyakan.
Kemarin kan sempat ikut di Pentas Tripikala; Tertawa Bersama Megawati. Itu kan juga nyerempet politik. Itu bagaimana Cak?
Wah, tafsirnya saja. Wong pelawak kok politik. Pelawak itu hidupnya cuma hibur orang, cari uang. Enggak ada lainnya. Kalau pelawak sudah ikut politik, nah sudah bukan pelawak lagi. Pelawak itu menghibur sajalah.
Menurut Cak Lontong humor politik yang mencerdaskan itu bagaimana?
Sebenarnya gini, kalau berharap humor itu mencerdaskan ya salah. Yang mencerdaskan itu sekolah. Kita berharap cerdas dari humor itu kan kesalahan fatal. Enggak usah sekolah, lihat lawak saja. Yang mencerdaskan, satu-satunya ya pendidikan. Enggak ada lain. Belajar. Lha kalau ngomong humor politik. Ada yang bilang ilmu yang paling tinggi, ya humor itu. Sebenarnya enggak juga. Itu karena gengsi saja. Itu karena ilmu yang paling tinggi pun itu bisa dihumorkan. Dianggap sepele oleh humor. Artinya yang paling tinggi itu humor. Politik itu kelihatannya masalah rumit bisa diguyoni oleh humor. Berarti humor itu lebih hebat timbang politik. Kesannya humor adalah ilmu yang paling tinggi. Sebenarnya cuma reka-reka saja. Enggak ada ilmu satu lebih tinggi dari ilmu lain.
Bisakah membangun kesadaran politik lewat humor?
Sebenarnya apa pun. Kesadaran hal apa pun itu. Sebenarnya humor itu hanya kemasannya saja. Supaya terkesan santai. Karena kalau menyampaikan sesuatu tidak pas, kan tidak akan sampai. Yang berlaku universal selain musik, ya humor itu. Dalam arti, orang di negara mana pun butuh humor. Walaupun humor secara kultur itu beda-beda. Secara dasar setiap orang punya sense of humor dan dia butuh humor. Jadi itu hanya kemasan, pendekatan. Jadi apa pun yang mau disampaikan itu bisa dikemas dengan humor. Maksudnya lewat sarana itu. Humor bukan dalam arti bercanda, melainkan secara rileks. Bisa diterima dengan enggak perlu berkerut, serius.
Bagaimana Cak Lontong merespons kondisi politik saat ini? Ini kan lagi panas-panasnya pilkada DKI?
Aku sebenarnya orang yang paling alergi bahas atau mencampuri dunia politik. Kita ini rata-rata sudah terjebak pada politik itu harus berkuasa. Dianggap penguasa itu ya harus dimusuhi. Kita sudah terjebak dengan itu. Semangatnya politik bermusuhan. Sebenarnya politik itu sarana untuk menjalankan pemerintahan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Namun, politik dijadikan alat untuk bersaing merebut kekuasaan. Lha itu, menurut saya, salahnya di situ. Dari dulu rebutan kekuasaan sejak zaman kerajaan juga sudah ada.
Bolehkah dibilang kalau Cak Lontong tidak urusan sama politik?
Bukannya tidak urusan sama politik. Ketika saya punya, misalnya pilpres, memang saya mendukung Pak Jokowi. Saya ikut kampanye. Pilpres itu lima tahun sekali. Jangan sampai kecolongan. Yang terbaik harus menang. Namun, kalau ini (pilkada DKI), kalau saya warga sini, saya akan menentukan pilihan. Tapi ini kan haknya warga Jakarta. Jadi ya silakan memilih yang terbaik. Saya juga tidak berhak protes dengan apa pun yang dipilih warga Jakarta. Saya modelnya orang yang enggak suka mencampuri urusan orang lain.
Sebenarnya apa yang kurang dari kondisi perpolitikan kita?
Kita ini kurang legowo. Sebenarnya politik kan kayak pertandingan sepak bola. Ketika pertandingan belum selesai apa pun harus diperjuangkan. Kita sudah ketinggalan berapa pun, ya harus ngotot. Siapa tahu bisa membalik keadaan. Tapi ketika peluit berbunyi, ya sudah, kita tidak perlu ngotot lagi. Tidak usah menendang bola lagi karena enggak bakal dihitung. Sudah jelas menang dan kalahnya. (M-2)
BIODATA
Nama lengkap : Lies Hartono
Nama lain: Cak Lontong
Tempat/tanggal lahir: Magetan, Jawa Timur, 7 Oktober 1970
Pekerjaan: Aktor/pelawak/pembawa acara
Populer sejak: Sebagai komika di acara Stand Up Comedy Show (2011)
Pendidikan:
- SMPN 1 Maospati Magetan
- SMAN 5 Surabaya
- Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya
Acara TV Cak Lontong:
- Negeri Impian (Metro TV)
- Sentilan Sentilun (Metro TV)
- Stand Up Comedy Show (Metro TV
- Indonesia Lawak Klub (Trans 7)
- Juru Sekolah Menjadi Komedian (Trans 7)
- Kopi Susu (Jak TV) dll
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved