Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KAMAR yang nyaris selalu tertutup serta hobi mereka berlama-lama di depan laptop tak jarang membuat orangtua anak kembar ini bingung. Berhari-hari sang ibu mencari tahu apa yang sedang keduanya lakukan hingga lupa makan dan jarang bermain di luar rumah bersama teman-teman. Kenapa ya, Sobat Medi? Apakah mereka sedang asyik main gim? Ternyata dua
anak laki-laki kembar itu, Shafi dan Shafa Media Nusantara, sedang sibuk menyusun sebuah buletin untuk diterbitkan di
sekolah mereka.
Kalian tahu apa itu buletin? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buletin adalah media cetak berupa selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan periodik oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu. Buletin ini lazimnya memiliki ukuran lebih kecil yakni setengah kertas HVS dan membahas kegiatan suatu kelompok atau organisasi tertentu. Media itulah yang ternyata dikerjakan Shafi dan Shafa untuk membahas aneka kegiatan di SMP Negeri 20 Semarang, Jawa Tengah.
Merasa belum maksimal
Namun, kegiatan mereka terkesan tertutup atau disembunyikan dari orangtua karena hasilnya dirasa belum maksimal. Lewat telepon, Rabu (2/11), Pak Akhmad Safuan, orangtua Shafa dan Shafi , menceritakan pengakuan anaknya yang masih malu memperlihatkan hasil kerja mereka. “Hasilnya ini masih jelek, jadi malu ketahuan sama orangtua,” kata Pak Safuan. Padahal, menerbitkan buletin sekolah secara mandiri saja sudah keren, ya!
Shafa dan Shafi memang dipercaya sekolah menerbitkan buletin bernama Media N20 sejak 6 bulan lalu. Mereka berkolaborasi membuatnya. Ya! hanya mereka berdua. Shafi sebagai pemimpin umum dan pemimpin redaksi, sedangkan Shafa sebagai redaktur artistik. “Kami menerbitkan buletin rutin sebulan sekali untuk sekolah. Kami belum ingin ada yang membantu kepengurusan buletin ini,” kata Shafi . Meskipun begitu, Shafi yang tertarik dengan dunia jurnalistik seperti ayahnya itu mengaku sangat terbuka jika suatu saat teman-temannya bisa bergabung.
Dikenalkan sejak kecil
Shafi mengaku terinspirasi ingin menjadi seorang jurnalis seperti ayahnya. Shafi dan Shafa sudah dikenalkan pada dunia jurnalistik oleh ayahnya sejak duduk di kelas 3 SD. Mereka sering diajak ke berbagai tempat liputan. “Dulu suka ikutan ayah kerja, jadi sekarang punya pemikiran untuk menulis,” kata Shafi. Kesenangannya itu pun membawa Shafi bersemangat layaknya seorang jurnalis profesional. Shafi bahkan rela memecahkan celengan dan tabungannya untuk membeli kamera agar bisa ikut meliput saat menemani ayahnya bekerja.
Shafa lebih suka mendesain
Berbeda dengan Shafi , Shafa yang lahir belakangan lebih tertarik dengan dunia teknologi informasi. Ia senang mengutak-atik dan menjalankan sebuah program komputer seperti mendesain lay out. Meskipun berbeda, mereka dapat bekerja sama dan saling melengkapi, apalagi dalam pembuatan buletin. “Jadi, aku yang lebih sering wawancara, biasanya
ke kepala sekolah atau guru dan yang lainnya,” kata Shafi.
Mengatur waktu
Oh ya sobat, mereka ini berupaya mengatur waktu semaksimal mungkin agar tak kerepotan mengatur antara tugas sekolah, liputan, dan menulis. “Kami liputannya di sekolah, biasanya sesudah selesai mata pelajaran,” kata Shafi. Oh ya sobat, penulisan pada buletin ini pun sama seperti koran nih, yakni ada rubriknya juga. Ada liputan utama berupa berita yang sedang berkembang saat ini, ekstrakurikuler, seni budaya, mata pelajaran, hingga cerpen dan puisi yang ditulis siswa.
Mereka mengaku tidak ada kendala berat, selain meminta waktu untuk narasumber diwawancarai. Setelah sampai di rumah, mereka langsung menulis dan menyusun buletin untuk diterbitkan setiap bulannya. Yang istimewanya, ada beberapa iklan di dalamnya loh. Pengiklannya ialah toko kertas, sekolah, dan pihak-pihak lain. Dananya digunakan untuk modal beli kertas dan print. Shafa dan Shafi mengaku tak punya keuntungan berupa uang. Namun, kegiatan tersebut mereka jadikan bahan belajar untuk menggapai cita-cita! (Suryani Wandari/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved