Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PULUHAN stan berderet rapi, para penjaganya, 1 hingga 2 anggota tim peserta pameran itu, menyambut baik peng unjung yang penasaran dengan produk yang mereka presentasikan. Dengan memakai baju adat khas daerah, mereka menjawab keingintahuan pengunjung di pameran hasil penelitian para siswa Indonesia International Institute for Life Sciences (I3L).
Pameran yang merupakan salah satu rangkaian Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) itu berlangsung pada Selasa (4/10) di kampus I3L, Jakarta Timur. Dengan didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), para saintis muda itu menampilkan 101 naskah penelitian kepada publik. “Hingga hari ini OPSI terus berkembang agar anka-anak muda ini bisa terus menempa mengembangkan kemampuan bereksperimen dan menulis karya ilmiah sejak dini,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Harris Iskandar.
Ya, setelah melewati seleksi naskah karya ilmiah yang ketat sejak 14-17 September, juri memilih 101 naskah dari 2.482 naskah yang masuk yang meliputi 22 naskah kategori matematika dan rekayasa, 33 naskah ilmu sosial dan humaniora, dan 46 naskah sains dan teknologi. Jumlah tertinggi yang pernah terekam sejarah OPSI, lo!
Masalah, meriset, solusi
Pada 2-7 Oktober, para peneliti muda itu harus mempresentasikan hasil penelitian mereka kepada juri. Semboyan ‘Meneliti itu seru!’ dirasakan betul sejak dalam proses penelitian. “Serunya, saat satu hal tidak terpecahkan, mencari solusinya hingga penelitian itu selesai,” kata Dian Anggraini Pary Usamahu, siswa SMA Muhammadiah Yogyakarta.
Satrio Dimas Herlambang dari SMAN 8 Yogyakarta yang meneliti di kategori ilmu sosial dan humaniora pun merasakannya saat mencari hubungan tingkat stres terhadap perilaku akademik. “Kami mengerjakan riset ini satu bulan belakangan dengan objek yang ada di sekitarnya yang tentunya bisa bermanfaat,” kata satrio. Di stan tim I Putu Pramarta dan Made
Rama Ananda dari SMA Negeri 2 Mengwi, Bali, Muda menjumpai presentasi mereka tentang Bali sebagai wilayah ynag punya banyak warung makan menu ikan laut.
Kedua siswa itu tak mau kualitas daging ikan rendah dengan mudahnya proses pembusukan oleh bakteri Vibrio Alginolyticus. Solusi yang mereka tawarkan ialah mengolah ekstrak kulit buah naga merah sebagai antibakteri Vibrio alginolyticus untuk mengawetkan ikan kerapu. “Dengan 0,5% ekstrak kasar basah, menunjukkan ada hambat konsentrasi
terhadap bakteri, sedangkan pada konsentrasi 5% ekstrak kasar telah men unjukkan kadar bunuh terhadap pertumbuhan bakteri Vibrio alginolyticus,” kata I Putu Pramarta.
Hadiah beasiswa
Di hali kelima, mereka menantikan pengumuman pemenang dan penyerahan medali. “Untuk peng hargaan OPSI tahun ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan beasiswa prestasi senilai Rp3,5 juta kepada setiap finalis OPSI 2016. Pemenang OPSI 2016, selain uang tunai, mendapatkan beasiswa pendidikan sarjana untuk melanjutkan pen didikan di I3L dan Motherboard Galileo dari Intel Indonesia,” kata Direktur Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Purwadi Sutanto. Agenda berikutnya, para pemenang dikompetisikan dalam olimpiade internasional! Siap-siap, ya! (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved