Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Dua Emas, Banyak Pembelajaran

Jonathan Patrick Jurusan Jurnalistik Universitas Padjadjaran
13/11/2016 00:15
Dua Emas, Banyak Pembelajaran
(DOK. PRIBADI)

Kata-kata Michael Jordan, legenda hidup NBA tentang sosok juara yang dihasilkan dari proses membentuk, menjadi modal Jan Misael Panagan, kapten tim basket Jawa Barat di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. Ia pun kembali mengantarkan tim basket Jabar meraih emas sehingga koleksi medali emas dari ajang PON menjadi dua setelah juga diraih pada PON 2012. Di PON 2012 itu, Jan pun menjadi anggota tim basket Jabar.

Pencapaian berikutnya, tim basket National Basketball League (NBL) Indonesia, Cahaya Lestari Surabaya (CLS) Knight, kepincut merekrut alumnus Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) itu. Tim yang bermarkas di Surabaya tersebut terkesima dengan sumbangsih Jan pada kejuaraan yang diikutinya mewakili kampus, Jabar, dan Indonesia. Sebelumnya, Jan sempat menolak pinangan CLS Knight karena ingin menyelesaikan studinya terlebih dahulu. Kini setelah lulus, ia bisa memperkuat CLS Knight. Muda berkesempatan untuk mewawancarai Jan yang sedang menikmati masa liburnya. Yuk, simak kisahnya!

Ceritakan dong awal kamu berkenalan dengan basket!
Pertama kali diperkenalkan pada bola basket oleh kakak pertama saya. Ketika masih SD, saya sering diajak bermain basket.

Yang membuat kamu serius di basket?
Kesempatan-kesempatan yang bisa didapatkan melalui basket, seperti beasiswa pendidikan sampai pekerjaan. Selain basket yang menjadi pekerjaan, ada juga kesempatan bekerja kantoran yang bisa didapatkan melalui basket, seperti bekerja di bank dan BUMN.

Bisa diceritakan mengapa kamu mendapatkan posisi point guard (PG)?
Saya hanya mengikuti instruksi pelatih. Jika pelatih meminta bermain di posisi yang dapat saya mainkan, lakukan sebaik mungkin. Jadi, sebenarnya saya tidak pernah ditentukan untuk menjadi PG, tapi karena mungkin di lapangan saya lebih banyak handle bola sebelum mulai menyerang, makanya banyak yang bilang kalau saya PG. Saya merasa saya bisa dan
nyaman di posisi mana pun. Asal teman-teman satu tim membantu, di posisi mana pun tidak akan sulit.

Kamu sudah jadi atlet profesional?
Saya belum jadi atlet pro, targetnya musim depan. Karier saya dimulai dengan mewakili Kota Bandung saat kelas 2 SMP di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) 2008, sedangkan pertama kali mewakili Jawa Barat saat kelas 3 SMP di ajang Pekan Olahraga Pelajar Wilayah Nasional (Popwilnas) 2009.

Peran kakakmu, Kaleb Remot Gemilang, yang pemain basket profesional dalam dunia basket?
Selalu mendukung karena sama-sama bermain basket. Jadi dia juga selalu memberi saya nasihat dan kritik untuk menjadi pebasket yang lebih baik.

Dalam DBL Camp 2011 kamu pernah terpilih sebagai salah satu dari 24 pebasket SMA yang dikirim ke Seattle, Amerika Serikat, ya, ceritakan dong!
Kegiatan di Amerika bersama DBL saat itu berlatih, bertanding, serta jalan-jalan. Perjalanan tersebut membuka wawasan saya bahwa basket Indonesia, termasuk saya, tertinggal sangat jauh dari Amerika. Masih banyak yang harus diperbaiki dan dilatih.

Selamat atas perolehan medali emas PON Jawa Barat 2016! Kamu adalah satu-satunya pemain yang tersisa dari skuat Provinsi Jawa Barat di PON 2012 Riau, ya!
Saya bahagia dan bersyukur, faktor-faktor yang dibutuhkan untuk menjadi juara adalah latihan dan integritas, di dalam dan di luar lapangan. Integritas yang saya maksud, selalu memberikan 100% meskipun tidak ada yang melihat atau mengawasi. Kalau setiap pemain punya integritas, akan membentuk satu tim yang kuat. Basket bukan cuma soal medali, klub, dan karier sebagai atlet profesional. Olahraga ini juga mengajarkan soal integritas.

Siapa inspirasimu dalam bermain basket?
Kakak saya, Kaleb Ramot Gemilang, karena saya tahu dan menyaksikan sendiri proses yang dia lewati sehingga bisa jadi pemain sehebat sekarang. Saya juga terpacu untuk memberikan kerja keras yang lebih dari yang dia berikan supaya saya bisa lebih baik. Tokoh inspirasi lainnya, Ricky Gunawan, pelatih. Dia yang membuat saya tidak hanya menjadi pebasket yang baik, tapi juga jadi manusia yang baik.

Apa sih tantangan yang biasa dihadapi pemain basket?
Capek, malas, dan kecenderungan bermain dengan teman-teman. Yang paling membantu saya mengatasi rintangan itu ialah pelatih, Ricky Gunawan. Dia tidak hanya bertindak sebagai pelatih, tapi juga teman sekaligus kakak yang bisa dijadikan tempat curhat dan minta pertolongan, bahkan tidak hanya tentang basket.

Cara kamu membagi waktu antara kuliah dan basket?
Menentukan prioritas, jika basket tidak mengganggu kuliah, harus dijalani, tapi jika ada hal-hal dalam kuliah yang tidak bisa ditinggal, saya memilih menyelesaikannya sebelum kembali basket. Seusai PON 2016, kamu direkrut CLS Knight.

Kenapa pilih klub itu?
Hanya CLS yang serius ingin merekrut dan bersedia memenuhi kebutuhan saya sebagai atlet profesional. Selain itu, Kaleb yang sudah terlebih dahulu bergabung dengan CLS memberikan penilaian yang bisa jadi pertimbangan, seperti fasilitas, teman-teman satu tim, dan pelatih.

Pandanganmu mengenai dunia basket Indonesia?
Menurut saya, banyak menyepelekan hal-hal kecil tapi fundamental, yang sebenarnya sangat penting untuk menjadikan seorang pemain atau sebuah tim lebih baik. Basket itu game of adjustment, kata pelatih saya. Jadi seorang pemain dituntut untuk bisa melakukan penyesuaian atau mengambil keputusan dalam waktu yang singkat. Jika seorang pemain tidak cerdas, akan sulit untuk bisa mengambil keputusan yang baik dalam waktu yang singkat. Setiap keputusan yang dibuat akan berpengaruh pada hasil pertandingan. Nah, menurut saya, masih banyak pemain yang belum punya kemampuan seperti itu. Kebanyakan hanya asal main keras.

Pelajaran dari basket untuk kehidupanmu?
Basket itu olahraga dikejar waktu. Kita diberi waktu singkat untuk memberikan yang terbaik atas segala yang telah kita persiapkan agar dapat memenangi pertandingan. Bagi saya, hidup juga seperti itu. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya