Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pedas Membara Khas Manado

Thalatie K Yani
11/9/2016 04:00
Pedas Membara  Khas Manado
(MI/RAMDANI)

KAWASAN Langowan, Sulawesi Utara (Sulut), terkenal sebagai daerah penghasil bebek. Kelezatan bebek yang dihasilkan kecamatan di Sulut itu yang berpadu dengan sejumlah rempah lokal menjadi sajian istimewa di Ibis Kitchen, Ibis Manado City Center Boulevard. Masakan bernama bebek langowan itu terasa pedas saat ada di lidah Anda. Tidak hanya pedas, rasa rempah-rempah sangat terasa dan menyerap ke dalam da­ging bebek yang lembut dan mudah lepas dari tulang. “Memang rasa pedas yang ditonjolkan, khususnya di Manado, orang-orangnya ingin makanan pedas-pedas,” ujar Sous Chef Arther Kalendesang kepada Media Indonesia, Minggu (28/8).

Untuk membuat bebek langowan, Sous Chef Arther menghaluskan bawang merah, bawang putih, jahe, cabai keriting, cabai rawit, dan kunyit menjadi satu. Setelah seluruh bumbu halus, Sous Chef Arther menumisnya dengan minyak kelapa sawit. Baru setelah masakan mengeluarkan aroma harum, ia memasukkan bebek dengan laos, daun jeruk, batang daun bawang, serai, dan kemangi.

Semua bahan itu dimasak di atas api kecil sehingga tekstur daging yang dihasilkan tetap bagus. “Rahasia (daging bebek tidak keras) pada saat mengolah. Jangan terlalu lama dan apinya harus kecil agar teksturnya tetap bagus,” ungkapnya. Menariknya, saat penyajian, bebek la­ngo­wan tidak sendiri. Satu porsi nasi putih dan tumisan leilem turut mendampinginya. Daun leilem ditumis dengan campuran bumbu kuning dan merah serta ditambah laos, serai, dan daun jeruk. Tidak lupa dimasukkan potongan ikan fufu, batang daun bawang, kemangi, dan penyedap rasa. Rasa yang dihasilkan cukup unik. Daun leilem lembut, tapi masih sedikit renyah.Bila Anda belum puas, cobalah semangkuk sup buntut bogor gede. Tidak sulit melepaskan potongan daging dari tulang. Saat sendok menyentuhnya, daging akan terlepas dengan mudah. Dagingnya pun lembut dan lumer dalam mulut. Untuk menghasilkan sup buntut yang nikmat itu, Sous Chef Arther membutuhkan waktu 3-4 jam untuk mengolahnya secara simmering atau memasak dengan api kecil. “Rahasianya ialah memasak dengan simmering. Bila menggunakan api terlalu besar, buntut akan dimasak secara paksa. Cukup dengan api kecil selama 3-4 jam. Daging akan lepas dari tulang dan bumbu pun menyerap hingga ke dalam,” ujarnya. Bumbu yang digunakan Sous Chef Arther ialah serai, batang bawang, jeruk, daun salam, wortel, bawang bombay, bunga lawang, cengkih, dan pala. Tidak lupa bawang merah, bawang putih, dan jahe yang sudah dihaluskan. Tak mengherankan bila kedua makanan itu menjadi unggulan Ibis Kitchen. “Keduanya merupakan top konsumsi dari menu ala carte Ibis Kitchen. Bebek langowan saat ini menjadi promo menu bulanan kami selama September. Bisa berganti dengan menu lain, tapi tetap menonjolkan rempah asal Sulawesi,” papar General Manager ibis Manado City Center Boulevard Afif Khairi.

Segar
Setelah menikmati sejumlah makanan yang cukup membara di lidah, sebaiknya Anda mencicipi dua minuman andalan Ibis Bar and Lounge. Minuman berwarna kuning cerah dengan segurat merah di bagian bawah tampak menarik perhatian. Minum­an itu ialah mocktail bernama Manado Smile. Campuran dari buah nanas, leci, dan peach berpadu dengan sirup stroberi di bagian dasar terasa manis dan sedikit asam nan segar. Bila ingin minuman sehat, cobalah healthy juice bernama Cholesterol Booster. Minuman berwarna hijau itu merupakan campuran apel hijau, timun, seledri, dan jeruk nipis. Rasa mentimun yang segar langsung terasa saat Anda mencicipinya. Untuk menikmati minuman itu, Anda cukup membayarnya dengan uang Rp50 ribu. Semangkuk sup buntut bogor gede dibanderol Rp110 ribu dan sepiring bebek langowan Rp80 ribu. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya