Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SAYA mengingat kembali Festival Pesona Tambora 2015 yang digelar pertengahan Mei tahun tersebut oleh Pemerintah Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), di padang sabana Doro Ncanga. Festival itu tak cuma membuka mata dunia ihwal letusan Gunung Tambora dua abad silam, tapi juga menunjukkan betapa dou (orang) Dompu punya banyak tradisi unik dan eksotik.
Sebentuk tradisi unik, eksotik, dan mengejutkan (karena para pelaku tampil resmi, bahkan ada yang duduk sederet dengan Presiden) ialah banyak wanita undangan tampil berkerudung menutup seluruh wajah dan badan bagian atas dengan kain sarung. Bahkan ada yang cuma tampak sepasang matanya. Mengingatkan saya pada sosok ninja dalam sejarah Jepang Kuno.
Selengkapnya baca di epaper Media Indonesia https://epaper.mediaindonesia.com/detail/hijab-rimpu-kebanggaan-dou-dompu
Bagi Suku Akit, sumpit menjadi simbol identitas dan kebanggaan mereka. Setiap detail sumpit, mulai dari bahan baku hingga ornamennya, memiliki arti simbolis.
Upacara mangkeng juga dimaksudkan untuk nyumpel atau menyumbat, maksudnya ialah menyumbat nafsu makan tamu undangan yang datang.
Penyebutan jekdong didasarkan pada bunyi kecrek 'jek' disusul dengan suara tepukan kendang dan bunyi gong.
Andi Rumbrar menunjukkan arti keadilan sosial dengan mengabdi untuk kesetaraan pendidikan anak-anak suku Wano di pedalaman Papua.
Anak putu Bonokeling di pesisir selatan Jawa Tengah merupakan komunitas Islam abangan yang mengamini proses dialogis antara Islam dan tradisi Jawa.
Meski selama ini fokus ke balamut hiburan (karasmin), Ferdi Irawan, 22, memberanikan diri memenuhi permintaan untuk menjadi penutur balamut tatamba (pengobatan).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved