Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SEKITAR lima tahun lalu, konsumsi pasar musik Indonesia didominasi oleh musik internasional sebesar 70%. Sementara musik dalam negeri hanya mengambil porsi 30%. Namun, dalam laporan yang dirilis Believe Music Indonesia, perusahaan agregator musik digital, menganalisa saat ini konsumsi musik lokal telah meningkat menjadi 40%.
Dari persentase tersebut, genre musik utama adalah pop Indonesia (lagu pop dalam bahasa Indonesia). Kemudian meluas ke pop Jawa, yaitu pop dalam bahasa Jawa (55% orang di Indonesia merupakan suku Jawa). Genre lokal lainnya termasuk pop Minang, musik Batak, musik Sunda, musik Manado, musik Papua, dan musik Ambon.
“Untuk memenuhi antusiasme publik terhadap pop modern lokal, kami memulai jejak KithLabo yang bekerja dengan artis yang sangat populer seperti Hindia, Yura Yunita, Gangga, Idgitaf, RAN, Kunto Aji, Rendy Pandugo dan Hal,” kata Country Director Believe Music Indonesia Dahlia Wijaya dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Jumat (23/6).
Baca juga: Minim, Minat Warga Indonesia Berlangganan Musik Streaming
Genre yang juga terus trending secara lokal di YouTube adalah dangdut, pop Jawa, pop Melayu dan K-Pop. Dahlia menyebut K-Pop sangat populer di Indonesia dan telah melampaui pop Jepang.
“Kasus dangdut menarik. Ini adalah musik daerah, umumnya dinyanyikan dalam bahasa Jawa, dan terutama didasarkan pada tarian, seperti apa yang bisa kita lihat dalam musik India. Penggemar dangdut suka menonton video untuk koreografi, sama seperti mereka suka mendengarkan lagu. Itu sebabnya YouTube adalah platform pilihan mereka,” lanjut Dahlia.(M-4)
Festival ini diadakan sebagai ajang untuk mempopulerkan musik Pop Jawa sebagai musik yang dapat diterima oleh seluruh kalangan dan lapisan masyarakat di Indonesia hingga mancanegara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved