Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Para Pekerja Semakin Berisiko Terdampak Suhu Panas yang Kian Ekstrem

Adiyanto
10/5/2023 18:23
Para Pekerja Semakin Berisiko Terdampak Suhu Panas yang Kian Ekstrem
Para pekerja konstruksi di Arab Saudi yang bekerja di tengah cuaca panas(Fayez Nureldine / AFP)

Meningkatnya suhu global meningkatkan risiko kematian pekerja atau menjadi cacat karena bekerja dalam cuaca panas yang ekstrem. Demikian peringatan yang disampaikan para pakar pada sebuah konferensi internasional  yang diadakan di Qatar, belum lama ini.

Dalam konferensi itu diungkapkan bahwa puluhan ribu pekerja di seluruh dunia telah meninggal karena penyakit ginjal kronis dan penyakit lain yang terkait dengan suhu panas ekstrem selama beberapa dekade terakhir.

“Sains memberi tahu kita bahwa semua negara dapat berbuat lebih banyak," kata kepala regional Organisasi Buruh Internasional untuk negara-negara Arab, Ruba Jaradat, di konferensi tersebut.

Gelaran Piala Dunia tahun lalu di Qatar melibatkan para pekerja yang bekerja keras di suhu yang bisa mencapai 50 derajat Celcius (122 Fahrenheit) selama puncak musim panas di negara-negara di seberang Teluk.

Sejak 2021, Qatar telah melarang kerja di luar ruangan antara pukul 10.00 dan 15.30 mulai 1 Juni hingga 15 September. Langkah reformasi ini dipuji oleh badan tenaga kerja PBB, meski menurut para ahli banyak cara lain yang juga bisa dilakukan.

Sejauh ini, tidak ada standar internasional berapa suhu yang dapat ditolerir untuk pekerjaan di luar ruangan, tetapi perubahan iklim sepertinya telah memaksa semua pemerintah untuk lebih melindungi warganya, termasuk para pekerja.

Pemerintah AS menjanjikan aturan baru pada tahun 2021 setelah gelombang panas yang mematikan melanda negeri itu dan pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa panas adalah pembunuh utama terkait cuaca di negara ini. Namun, hingga kini, belum ada upaya konkret yang dilakukan.

Eropa juga mengalami gelombang panas yang mematikan. Selain Qatar, Siprus adalah salah satu negara yang membatasi jam kerja, memberikan istirahat ekstra, dan pakaian pelindung panas saat suhu melonjak di atas 35 derajat Celcius (95 Fahrenheit).

Menurut para peneliti radiasi panas dan sengatan panas sinar matahari yang ekstrem dapat memicu penyakit ginjal, jantung dan paru-paru, serta meningkatkan stadium kanker.

Justin Glaser, kepala Jaringan La Isla, sebuah kelompok kesehatan kerja, mengatakan lebih dari 20 ribu pekerja gula di Amerika Tengah telah meninggal dalam satu dekade akibat penyakit ginjal kronis. Dia juga menyebut sekitar 25 ribu kematian akibat penyakit ginjal di Sri Lanka. (AFP/M-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya