Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pop Art Indonesia untuk Dunia

24/7/2016 03:20
Pop Art Indonesia untuk Dunia
(DOK GRACE OLIVIA Y SIHOMBING)

Di antara banyak orang yang mendalami aliran Wedha's Pop Art Portrait, ia yang menembus dunia internasional. Ciri khas warna dan ketekunan berkarya jadi kunci kesuksesannya.

INDONESIA memang tidak ikut berlaga di ajang sepak bola Euro 2016. Namun, nama Indonesia ikut muncul dalam euforia pesta bola Eropa, khususnya di Jerman.

Sebabnya, ilustrasi wajah timnas Jerman tercetak di kaleng Coca-cola. Ilustrasi itu karya anak bangsa bernama Gilang Bogy Indiana Saputra.

Teknik ilustrasi yang digunakan Gilang sesungguhnya bukan baru. Teknik bernama Wedha's Pop Art Portrait (WPAP) ini diciptakan ilustrator senior Indonesia, Wedha Abdul Rasyid, di era 90-an.

Hingga kini telah begitu banyak orang menekuni WPAP. Maka menarik ketika Gilang menjadi sosok yang digaet Coca-cola Jerman. Berikut penuturan pemuda asal Sukoharjo, Jawa Tengah, soal ciri khas karyanya hingga rencananya ke depan, kepada Muda, Kamis (30/6).


Sejak kapan kamu menggambar digital?

Awalnya saya cuma hobi gambar-gambar di kertas. Baru mulai coba buat gambar grafis itu 2013, belajar teknik WPAP. Ini karya seni asli Indonesia, makanya saya suka. Konsepnya itu gambar ilustrasi kotak-kotak dengan warna-warni, dan tidak ada garis lengkung.

Saya belajar teknik WPAP itu autodidak. Gabung di akun grup Belajar WPAP Yuk di Facebook. Di grup itu, saya bisa mengirim hasil karya WPAP dan bisa saling memberi dan menerima masukan. Saya juga ikut Komunitas WPAP di Solo.

Bagaimana cara awalnya agar karya kamu dikenal? Apa sering ikut lomba?

Saya cuma pernah ikut lomba ilustrasi WPAP di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 2014. Karena bertema teknologi, saya bikin ilustrasi wajah Steve Jobs dan dapat gelar salah satu dari tiga karya terbaik. Selain itu, pernah juga ikut lomba yang ada di grup Facebook Belajar WPAP Yuk dalam rangka memeriahkan Piala Dunia 2014 lalu. Saya bikin ilustrasi Van Persie dan jadi karya terfavorit. Saya juga sering posting hasil ilustrasi ke Instagram, dari situ teman-teman tahu dan pesan.

Banyak sekali orang yang menekuni WPAP, apakah kamu punya ciri khas?

Ciri khas saya itu di pola penyusunan warna. Warna-warna yang saya pakai yang bikin menarik. Coca-cola juga lihat hasil ilustrasi saya itu di situs portofolio daring (Dehance). Nah saat diminta buat untuk Coca-cola, saya gunakan kombinasi warna-warna khas Jerman (merah kuning hitam) walaupun sayangnya diputuskan warna putih grey saja yang dicetak di kaleng.

Bagaimana tanggapan Wedha Abdul Rasyid dan juga orang-orang dekat kamu?

Bapak Wedha merasa bangga karena karya seni gagasannya bisa lebih dikenal orang. Kami berdua sama-sama senang. Hanya saja akan lebih senang lagi kalau ilustrasi WPAP yang dicantumkan di kaleng tidak dijadikan warna putih saja, tetapi warna-warni sesuai dengan konsep asli WPAP.

Kalau orang lainnya, saya memang awalnya enggak bilang ke siapa-siapa termasuk orangtua, biar jadi rahasia. Waktu akhirnya tahu, mereka kaget, senang, dan tentunya bangga. Alhamdulillah, pesanan juga semakin banyak. Pesanan yang masuk kebanyakan dari perseorangan dan dari luar kota.

Apa kamu akan menekuni desain grafis untuk ke depannya?

Pengin coba juga belajar teknik grafis yang lain, tapi saya memang lebih suka WPAP. Jadi, saya akan lebih fokus lagi belajar teknik WPAP setelah lulus kuliah. Untuk sekarang, saya lagi fokus menyelesaikan skripsi supaya cepat lulus. Kalau sudah lulus, bisa lebih leluasa bikin-bikin gambar lagi. Ke depannya, saya juga pengin kerja jadi ilustrator, tapi enggak menutup kemungkinan juga untuk melanjutkan kerja di bidang manajemen. Saya belum memutuskan. (M-3)

Grace Olivia Y Sihombing

Jurnalistik Universitas Padjadjaran



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya