Di Arab Saudi, jumlah penderita obesitas semakin meningkat. Hal ini membuat industri kebugaran dan kesehatan semakin diminati. Selama beberapa tahun ini, warga di negara itu lebih sadar akan pentingnya pola hidup sehat dan memilih makanan rendah lemak hingga menjalankan diet khusus dengan mengonsumsi makanan organik.
Hasil penelitian dari Bank Dunia tahun lalu menyebutkan bahwa satu dari lima orang dewasa Arab Saudi mengalami obesitas. Menurut studi itu, permasalahan obesitas di Arab Saudi sudah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Sementara itu, Lembaga Observatorium Obesitas Global menempatkan Arab Saudi di peringkat ke-17 dalam menghadapi obesitas, tiga peringkat di bawah Amerika Serikat, Qatar, dan Kuwait
Adanya kesadaran bersama dari berbagai pihak, seperti masyarakat, medis, dan pemerintah yang memasukkan target menurunkan obesitas dan diabetes dalam agenda visi 2030 itu, mulai menunjukkan hasilnya.
Saat ini, semakin banyak restoran yang menawarkan paket makanan salad dan makanan sehat lainnya yang dikirimkan ke rumah dan tempat kerja. Salah satu paket yang ada menyediakan paket makan sehari selama sebulan dengan harga 120 dollar AS.
Selain itu, telah banyak restoran yang memasukkan informasi kalori pada menu demi mendorong pola makan sehat guna mencegah obesitas. Meski ada gerakan pola makan sehat dan mulai banyak restoran yang menyajikan makanan sehat, restoran makanan cepat saji seperti McDonald’s atau Albaik juga masih ada di mana-mana.
Basil Chehayeb, warga Lebanon yang membuka restoran "Reshape" di Riyadh mengatakan dia sudah membuka dua cabang baru dalam 18 bulan terakhir untuk memenuhi permintaan yang tinggi hingga 500 pelanggan.
"Warga Arab Saudi telah mengubah gaya hidup mereka. Sekarang lebih banyak warga (Saudi) yang datang ke klub olahraga dan makan makanan sehat," ujar Chehayeb, Rabu (1/3). (AFP/M-3)
