Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SEBUAH perusahaan berbasis di Inggris, Evolution menyatakan telah memproduksi piringan hitam yang terbuat dari daur ulang plastik organik (bioplastik) pertama di dunia. Terobosan baru ini diharapkan bisa mengurangi permasalahan limbah plastik PVC.
Dalam memproduksi piringan hitam, jenis bioplastik yang digunakan berasal dari sumber organik seperti saripati gula dan makanan bukan minyak bumi ataupun gas. Dengan begitu, produksi piringan hitam ini tidak menghasilkan limbah beracun.
Piringan hitam yang diproduksi Evolution telah didukung oleh Music Declares Emergency, yaitu sebuah LSM yang bergerak di bidang musik yang didirikan pada tahun 2019 oleh sekelompok seniman profesional di industri musik. Mereka juga kerap mengkampanyekan isu perubahan iklim.
"Jika Evolution dapat menawarkan sebuah alternatif alat rekam piringan hitam yang bebas dari rasa bersalah terhadap bumi, itu bisa menghilangkan salah satu elemen dan penyebab polusi utama dari industri musik sepenuhnya," kata salah satu pendiri LSM, Lewis Jamieson seperti dikutip dari AFP, pada Rabu, (20/7).
Saat ini, semua piringan hitam terbuat dari Polyvinyl Chloride (PVC), yang digambarkan oleh Greenpeace sebagai jenis "plastik yang paling merusak lingkungan". Proses produksi PVC dapat melepaskan bahan kimia beracun berbasis klorin yang "terbentuk di rantai air, udara, dan makanan".
Masalah mengenai polusi dari piringan hitam yang terbuat dari bahan PVC ini mencuat ke publik karena penjualan piringan hitam (vinyl) telah mengalami peningkatan tajam melampaui 1 miliar dollar AS pada tahun lalu di Amerika Serikat sejak pertengahan 1980-an.
Evolution harus berjuang keras untuk menekan laju penggunaan piringan hitam PVC lantaran masih sedikit pihak mengantisipasi dampak kebangkitan media perekaman tersebut pada pertengahan 2000-an. Masih banyak pihak yang tidak sadar akan bahaya limbah plastik tersebut sehingga seringkali mengandalkan perusahaan asing dengan catatan keselamatan yang buruk.
Kyle Devine, seorang penulis buku tentang dampak lingkungan dari industri musik, berjudul "Decomposed", mengatakan bahwa 90 persen piringan hitam berbahan PCV di AS pada tahun 2015 berasal dari perusahaan Thailand yang pembuat polusi ke sungai Bangkok. "PVC adalah plastik yang sangat tidak ramah untuk diproduksi. Sulit untuk dibuang, didaur ulang, atau terurai," katanya.
Dia menambahkan, salah jika melihat dominasi streaming dan musik digital saat ini sebagai jawaban atas dampak iklim industri. "Data digital masih memakan ruang dan menggunakan energi. Faktanya, mengingat ukuran dan penyebaran industri musik saat ini, kemungkinan besar lebih membebani lingkungan daripada sebelumnya," tambah Devine.
Evolution merilis 20 rekaman piringan hitam bioplastik pertama melalui undian berhadiah yang bekerja sama melalui kompilasi artis muda termasuk duo elektro Bicep dan penyanyi Amerika Serikat, Angel Olsen.
Riset bioplastik ini memerlukan waktu hampir lima tahun karena penundaan yang disebabkan oleh beberapa hal termasuk pandemi covid-19 tetapi perusahaan Evolution mengatakan kualitas produk itu hampir menyamai piringan hitam dari plastik reguler. "Cara ini bisa menekan, kualitas piringan hitam ini hampir sama seperti yang terbuat dari PVC," kata salah satu pendiri Evolution, Marc Carey.
"Namun bagian terakhir ada teka-teki yang harus diselesaikan, masih ada sedikit kebisingan di permukaan saat Anda memutar rekaman, jadi kami sedang mengerjakannya dan membuatnya lebih halus. Kami pikir dua minggu lagi akan selesai," ujarnya.
Music Declares Emergency menjelaskan bahwa mengubah produksi piringan hitam tidak akan banyak membantu gambaran yang lebih besar tentang perubahan iklim, tetapi Jamieson mengatakan inovasi semacam itu secara simbolis penting untuk keberlanjutan bumi. "Ini mengingatkan kita bahwa memikirkan tentang keberlanjutan bumi tidak berarti Anda harus tinggal di sebuah gubuk lumpur dan tidak bersenang-senang," pungkasnya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved