Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
RATIH Ibrahim sudah cukup dikenal sebagai salah satu psikolog kenamaan di Tanah Air. Di masa pandemi, pengurus pusat di Ikatan Psikologis Klinis Indonesia (IPK) yang juga pendiri perusahaan konseling Personal Growth ini ikut menyediakan layanan psikologis awal bagi orang yang menderita depresi akibat terdampak covid-19.
Hadir sebagai bintang tamu Kick Andy, Ratih mengungkapkan bahwa ia semakin menyadari kebutuhan layanan tersebut karena ia juga penyintas covid-19. Selama dirawat sebagai pasien covid-19, Ratih dapat belajar banyak hal, termasuk pentingnya kekuatan harapan (the power of hope). Dengan menjaga harapan pula proses kesembuhan akan terbantu.
Salah satu cara menjaga harapan itu ialah dengan melihat segala sesuatu dari sisi positif dan mensyukuri segala kemajuan walaupun yang tampak kecil. Hal ini pun dijalankan Ratih sendiri selama dalam perawatan, termasuk ketika dokter mengatakan ada sedikit pertumbuhan sel-sel baru di paru-parunya.
Jika melihat dari sisi negatif, tingkat pertumbuhan yang sedikit itu mungkin tidak terasa berarti atau malah justru membuat sedih. Padahal, bagaimanapun kecilnya pertumbuhan alah sesuatu yang positif dan harus disyukuri. Dari situ pula orang akan memiliki harapan dan keyakinan untuk sembuh.
"Harapan itu seperti cahaya di lorong yang gelap. Hal ini membuat kita bisa menjadi seorang survivor," tambah perempuan berusia 55 tahun itu.
Ratih juga mengungkapkan petingnya para orangtua untuk tangguh dan memiliki daya juang menghadapi berbagai ujian di masa pandemi. Itu bukan saja penting bagi diri orangtua sendiri, melainkan juga bagi anak-anaknya.
Ia mengungkapkan anak-anak sebenarnya menjadi kelompok paling rentan terdampak di masa pandemi. Keharusan berdiam di rumah sudah sangat berpengaruh bagi karakter anak-anak yang secara alami membutuhkan ruang gerak dan bermain bebas. Karena itu, orangtua sebagai sumber proteksi utama anak harus tetap dapat melindungi anak-anak dari dampak yang lebih buruk dari pandemi, termasuk ke dampak psikologis. (*/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved