Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
EMBRIO kera yang mengandung sel manusia telah berhasil dibuat dalam sebuah penelitian gabungan antara Amerika dengan Tiongkok. Penemuan tersebut seketika memicu perdebatan baru tentang etika eksperimen sains modern dilingkup saintis dunia.
Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan berhasil menyuntikkan sel punca manusia - sel yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi banyak jaringan tubuh yang berbeda - ke dalam embrio kera. Kini embrio itu telah berkembang lebih dari 20 hari dalam pengawasan ketat para ilmuwan.
Namun bila kita melihat kebelakang, apa yang disebut sebagai embrio spesies campuran atau chimera ini sebenarnya juga pernah dihasilkan di masa lalu, ketika peneliti menanamkan sel manusia ke embrio domba dan babi.
Beberapa ilmuwan menyuarakan keprihatinannya dengan alasan etis dan meminta agar embrio campuran tersebut dihancurkan 20 hari setelah penelitian selesai. Sementara yang lain mendukung adanya penelitian tersebut, dan meminta para peneliti yang terlibat dalam proyek ini untuk terus melanjutkan penelitiannya.
Mengomentari penelitian tersebut, Prof Julian Savulescu, direktur dari Oxford Uehiro Center for Practical Ethics dan co-director dari Center for Ethics and Humanities, University of Oxford, mengatakan bahwa penelitian teraebut membuka kotak Pandora untuk chimera manusia (manusia buatan).
"Embrio-embrio ini seharusnya dihancurkan pada 20 hari perkembangannya, tetapi hanya masalah waktu sebelum chimera manusia ini berhasil dikembangkan, entah tujuannya sebagai sumber organ bagi manusia atau yang lainnya. Itu adalah salah satu tujuan jangka panjang jika ingin melihat sisi positif dari penelitian," ujar Savulescu dilansir bbc.com, Kamis (15/4).
Pada 2017, ilmuwan yang dipimpin oleh Prof Juan Carlos Izpisua Belmonte dari Salk Institute di Amerika adalah tim pertama yang sukses membuat hibrida manusia-babi. Saat itu, ia menegaskan bahwa penelitian tentang embrio spesies chimera tersebut telah memenuhi pedoman etika dan hukum yang berlaku hari ini.
Pekerjaan mereka bahkan dianggap membuka jalan dalam dunia medis untuk transplantasi organ serta membantu memahami tentang perkembangan awal manusia, perkembangan penyakit, serta masalah penuaan yang meneror manusia. (M-1)
SAINS tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan. Justru sebaliknya, semua itu bisa dekat, terjangkau, relevan, dan menyenangkan.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Pelajari induksi elektromagnetik: prinsip dasar, hukum Faraday, dan aplikasi revolusioner dalam teknologi modern.
INOVASI berbasis sains dibutuhkan untuk mencapai kemajuan di bidang pertanian dan kesehatan Tanah Air. Peningkatan pengetahuan petani akan teknologi pertanian terkini jadi salah satunya.
Jika generasi muda Indonesia tidak tertarik pada sains, tentu akan membuat semakin tertinggal dalam persaingan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved