Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Peneliti Sukses Gabungkan Embrio Campuran Manusia dan Kera

Bagus Pradana
19/4/2021 13:10
Peneliti Sukses Gabungkan Embrio Campuran Manusia dan Kera
(Ilustrasi) Embrio campuran kera dan manusia berhasil dibuat ilmuwan Amerika Serikat dan Tiongkok.(Max Kleinen/ Unsplash)

EMBRIO kera yang mengandung sel manusia telah berhasil dibuat dalam sebuah penelitian gabungan antara Amerika dengan Tiongkok. Penemuan tersebut seketika memicu perdebatan baru tentang etika eksperimen sains modern dilingkup saintis dunia.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan berhasil menyuntikkan sel punca manusia - sel yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi banyak jaringan tubuh yang berbeda - ke dalam embrio kera. Kini embrio itu telah berkembang lebih dari 20 hari dalam pengawasan ketat para ilmuwan.


Namun bila kita melihat kebelakang, apa yang disebut sebagai embrio spesies campuran atau chimera ini sebenarnya juga pernah dihasilkan di masa lalu, ketika peneliti menanamkan sel manusia ke embrio domba dan babi.

Beberapa ilmuwan menyuarakan keprihatinannya dengan alasan etis dan meminta agar embrio campuran tersebut dihancurkan 20 hari setelah penelitian selesai. Sementara yang lain mendukung adanya penelitian tersebut, dan meminta para peneliti yang terlibat dalam proyek ini untuk terus melanjutkan penelitiannya.
 
Mengomentari penelitian tersebut, Prof Julian Savulescu, direktur dari Oxford Uehiro Center for Practical Ethics dan co-director dari Center for Ethics and Humanities, University of Oxford, mengatakan bahwa penelitian teraebut membuka kotak Pandora untuk chimera manusia (manusia buatan).

"Embrio-embrio ini seharusnya dihancurkan pada 20 hari perkembangannya, tetapi hanya masalah waktu sebelum chimera manusia ini berhasil dikembangkan, entah tujuannya sebagai sumber organ bagi manusia atau yang lainnya. Itu adalah salah satu tujuan jangka panjang jika ingin melihat sisi positif dari penelitian," ujar Savulescu dilansir bbc.com, Kamis (15/4).


Pada 2017, ilmuwan yang dipimpin oleh Prof Juan Carlos Izpisua Belmonte dari Salk Institute di Amerika adalah tim pertama yang sukses membuat hibrida manusia-babi. Saat itu, ia menegaskan bahwa penelitian tentang embrio spesies chimera tersebut telah memenuhi pedoman etika dan hukum yang berlaku hari ini.


Pekerjaan mereka bahkan dianggap membuka jalan dalam dunia medis untuk transplantasi organ serta membantu memahami tentang perkembangan awal manusia, perkembangan penyakit, serta masalah penuaan yang meneror manusia. (M-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik