Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PARA ilmuwan terkejut dengan temuan jejak fosil yang menunjukkan bahwa beberapa buaya purba mungkin berjalan dengan dua kaki. Bukti tersebut terawetkan dengan indah di Korea Selatan.
Hampir seratus lekukan sepanjang 18-24cm ini tersisa pada material seperti sedimen berlumpur yang mengelilingi sebuah danau pada periode Kapur Awal (Bawah), 110-120 juta tahun yang lalu. Tim penelitian internasional di balik penemuan ini mengatakan mungkin temuan ini akan menantang persepsi umum tentang buaya. Hasil penelitian berjudul ‘Trackway evidence for large bipedal crocodylomorphs from the Ctreatecous of Korea’ ini dipublikasikan di jurnal Nature kemarin, (11/6).
"Orang-orang cenderung menganggap buaya sebagai binatang yang tidak banyak beraktivitas. Mereka hanya bermalas-malasan sepanjang hari di tepi Sungai Nil atau di sebelah sungai di Kosta Rika. Tidak ada yang otomatis berpikir saya bertanya-tanya seperti apa makhluk ini nantinya. Seperti jika itu bipedal (berjalan dengan dua kaki) dan dapat berjalan seperti burung unta atau T-rex,” kata profesor emeritus di Universitas Colorado Amerika Serikat, Martin Lockley, dikutip dari BBC News.
Prof Lockley dan rekannya menetapkan nama Batrachopus grandis untuk hewan yang meninggalkan jejak fosil itu, meskipun belum ditemukan sisa fisik dari tubuh buaya tersebut. Prof Lockley mengklaim, temuan jejak di Korea itu menjadi satu-satunya penjelasan dari penafsiran adanya buaya purba yang bipedal.
Bagi Prof Lockley, cetakan baru itu juga membantu menafsirkan ulang jalur yang ditemukannya beserta kolega di Korea Selatan delapan tahun silam. Pada 2012, kelompok ini mengira satu set lekukan yang kurang jelas dan sedikit lebih muda itu mungkin ditinggalkan oleh versi raksasa reptil terbang yang dikenal sebagai pterosaurus.
"Mereka bergerak dengan cara yang sama seperti banyak dinosaurus, tetapi jejak kakinya tidak dibuat oleh dinosaurus. Dinosaurus dan keturunan burung mereka berjalan di jari kaki mereka. Buaya berjalan di atas telapak kaki mereka meninggalkan jejak tumit yang jelas, seperti manusia,” jelas ketua tim penelitian Prof Kyung Soo Kim dari Universitas Pendidikan Nasional Chinju Korea Selatan.
Sementara itu, Profesor yang memiliki spesialisasi pada jejak fosil, Phil Manning dari Universitas Manchester Inggris menyatakan cetakan yang ditemukan Prof Lockley dan tim penelitinya ‘sangat menarik.’ Dia menyambut publikasi mereka untuk memulai diskusi, meski ia meragukan interpretasi tersebut.
"Bagi saya, jalur atau trek tidaklah cocok dengan geometri keseluruhan buaya. Lihatlah video buaya hidup dan rotasi kaki mereka ketika mereka berlari, itu arahnya ke luar, bukan ke dalam menuju garis tengah lintasan. Hanya dari orientasi mereka, itu lebih mirip semacam pembuat jejak dinosaurus bagiku. Tapi apakah itu buaya, sayangnya kita tidak punya fosil tulang untuk diceritakan,” kata Prof Manning pada BBC. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved