Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
SELAIN Hariono dan Imam, sosok inspiratif yang juga hadir di Kick Andy kali ini ialah Kolonel Sus Sumarno. Saat ini ia menjabat sebagai Kepala Bagian Operasional Pengamanan, di Sekretariat Militer Presiden, Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Semasa kecil, Sumarno terbiasa dengan kehidupan yang sangat sederhana. Ia anak dari tukang bakso dan jamu gendong. Mengingat orangtuanya yang sibuk bekerja untuk mencukupi kehidupan anak-anaknya, Sumarno memiliki tanggung jawab untuk mengurus empat adiknya dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Masa sekolah dari SD, SMP dan SMA semuanya dijalaninya di Pati, Jawa Tengah.
Orangtua Sumarno yang hanya mampu menyelesaikan sekolah hingga SD, tidak ingin melihat anak-anaknya memiliki pendidikan seperti mereka. Saking ingin anak-anaknya mendapat pendidikan layak, setiap kali kenaikan kelas tiba, ayah Sumarno selalu menggadaikan sertifikat rumah yang dibeli dengan menjual becaknya, supaya anak-anaknya mendapatkan buku, alat tulis, dan perlengkapan sekolah lainnya.
Setelah lulus SMA, Sumarno akhirnya mendaftar seleksi Akabri. Setelah tiga kali mencoba, ia pun diterima menjadi taruna Akademi Angkatan Udara, pada 1992. Karier militernya terus berkembang hingga ia menjadi perwira.
Namun begitu, perlu diingat bahwa apa yang digapai Sumarno ini tidak melalui jalan lapang. Ia berulang kali mendapat cemoohan dari tetangga karena berulang kali gagal lulus seleksi Akabri sebelum akhirnya sukses.
“Kamu tahu tidak No, kamu itu ibarat manusia kerdil yang berusaha untuk menggapai bintang, jadi tidak akan mungkin. Tetapi, karena malu itulah akhirnya saya mendaftar lagi secara diam-diam ditemani orangtua. Hingga akhirnya, puji Tuhan, dalam seleksi ketiga saya dinyatakan lulus,” tutur Sumarno menceritakan ulang bagaimana dulu dirinya dipandang tetangga.
Pada saat tidak lulus tes di percobaan kedua, Sumarno sebenarnya juga sempat hendak mencoba berjualan bakso dengan bekal pengalaman bapaknya. Pun ia sudah dicarikan lahan oleh bapaknya. Namun begitu, tekad Sumarno untuk merubah nasib sudah bulat. Setelah lolos seleksi, pada akhirnya kegigihan dan kerja kerasnya terbayarkan sekaligus patut menjadi contoh bagi anak-anak Indonesia. Walau dari keluarga kurang mampu dan memiliki berbagai macam keterbatasan, ia terus berjuang untuk meraih kesuksesan hingga mampu menjadi perwira.
Dalam meraih kesuksesan, Sumarno juga mewarisi filosofi kepala ikan dari orangtuanya. Menurut mereka, apabila seseorang mendapat lauk ikan, mereka harus mulai memakan dari kepalanya. Percaya tidak percaya, hal itu dirasa penting karena menurut mereka kelak anaknya akan selalu menjadi kepala di mana pun mereka berada. (Gas/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved