Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Di zaman modern ini, mesin suara menjadi pilihan populer sebagai alat bantu tidur yang relatif aman ketimbang obat-obatan. Sebuah jajak pendapat nasional yang dihimpun Sleep Foundation di Amerika Serikat menyatakan 5% orang Amerika tidur dengan bantuan alat kondisioner suara, serupa istilah umum untuk kipas, aplikasi telepon atau perangkat penghasil suara lainnya.
Dikutip dari Time, Direktur Sleep and Health Research Programme di University of Arizona, Michael Grandner, mengatakan, 'selimut suara' bisa menjadi penyelamat jiwa bagi Anda yang tinggal di tempat yang sibuk dan bising hingga tengah malam. Sebaliknya, mesin suara juga dapat digunakan oleh orang-orang yang gelisah tidur dalam keheningan, atau orang-orang yang mudah terjaga bahkan oleh suara yang teramat pelan.
Ada riset yang mendukung penggunaan suara latar sebagai teman tidur. Pada studi kecil tahun 2005 di Sleep Madicine, para peneliti mengekspos para responden dengan rekaman suara rumah sakit ketika mereka tidur. Dari analisis gelombang otak, mereka yang tidur ditemani white noise tidak terusik oleh suara rumah sakit. Sebaliknya, mereka yang tidak dipasangi white noise, mudah terbangun dengan suara rumah sakit tersebut.
Namun, di samping white noise, sebenarnya ada puia pink noise dan brown noise yang memiliki sifat akustik berbeda. White noise terdiri daru campuran yang kurang lebih sama antara frekuensi rendah, sedang dan tinggi. Pink noise dan brown noise menekankan nada frekuensi rendah ke tingkat lebih besar. Pink noise digambarkan sebagai desisan, brown noise seperti 'sssh'. Tingkat kebisingan white noise ada di antara pink dan brown noise.
BACA JUGA: Mengapa Perusahaan Memaklumi Pembohong?
Studi 2012 dalam Journal of Theoretical Biology mendapati, orang menikmati tidur lebih stabil dan berkualitas tinggi saat terpapar pink noise. Senada, studi tahun 2017 dari Northwestern University menemukan orang dewasa yang lebih tua lebih mudah tidur dengan pink noise di telinga mereka. Tidak banyak penelitian untuk brown noise, tapi Grandner mengaku lebih menyukainya.
Kebanyakan perusahaan pembuat mesin peredam kebisingan menjadikan perbedaan itu hal penting. Namun, riset mereka kebanyakan sekadar penelitian permulaan. Studi yang lebih mendalam jarang dilakukan karena sangat mahal dan jarang ada yang mau mendanai.
Apapun pilihannya, Grandner berpendapat, jenis suara yang optimal untuk meninabobokan amat bervariasi untuk setiap orang. Ada orang yang secara biologis tidak perlu suara untuk tidur. Ada pula orang yang tidak bisa tidur tanpa ada mesin suara itu.
Ia menyamakan penggunaan mesin suara seperti bentuk kecanduan psikologis, meski relatif tidak berbahaya. Tapi jika keheningan maupun kebisingan bukan masalah utama untuk tidur, Grandner menyarankan perlu berpikir dua kali untuk menggunakan mesin ini.
Bagi sebagian orang, suara optimal mungkin tidak ada. "Secara biologis, Anda tidak perlu (suara) ini untuk tidur, dan jika Anda menggunakannya setiap malam, Anda dapat terbiasa dengannya sehingga Anda tidak bisa tidur tanpanya."
Hal itu disetujui pakar tidur lain. "Beberapa orang pada akhirnya justru membangun ritual ini, ketika mereka pikir mereka perlu memiliki sesuatu atau mereka jadi tidak bisa tidur, atau menjadi cemas ketika itu tidak ada di sana, dan itu termasuk [mesin suara]," imbuh Michelle Drerup, seorang psikolog Klinik Cleveland. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved