Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
KALAU ada raja, tentunya juga ada ratu. Berhubungan dengan musik dangdut, perempuan asal Cirebon itu disebut-sebut sebagai Ratunya Dangdut Pantura. Namanya ialah Dian Sastra, ia sudah hampir 23 tahun belakangan ini menjadi penyanyi dangdut, dan biasa melayani jasa hiburan di berbagai macam acara, seperti hajatan atau khitanan. Dian sebenarnya lebih dekat dengan musik yang iramanya dipenuhi dengan suara gitar dan suling (tarling). Gaya bermusik itu, kata Dian, berasal dari Cirebon, tetapi juga populer di kalangan masyarakat yang hidup di Pulau Jawa pada umumnya.
Diana yang merintis kariernya dari nol, telah melahirkan 20 album musik dangdut tarling. Kehidupan yang keras sudah dirasakan Diana sejak kecil, yang mana pada saat itu ia mau membantu ibunya berjualan kue di kampung-kampung. Hingga pada 1997, dengan bermodal baju dan sepatu dari teman-temannya, Diana memutuskan untuk mengawali karier sebagai seorang penyanyi.
Kini, Diana yang juga disebut Ratu Tarling itu telah berhasil mendirikan grup musiknya sendiri, yaitu Dian Prima Management. Di bawah naungan Dian, grup musik itu tampak laris manis di berbagai pentas, dari satu panggung ke panggung lainnya. Dian bahkan digadang-gadang memiliki 10 ribu penggemar, yang tergabung dalam Fans Dian Sasta (FDS), sebuah basis komunitas yang menaungi penggemar Dian dari berbagai daerah.
Diana bahkan tidak hanya menggunkan musik sebagai tontonan. Ia juga menggagas aksi sosial, yang mana di setiap pentasnya selalu menggalang dana untuk anak yaitm piatu dan amal jariah. Sejak dari dulu Diana memang sudah mempunyai mimpi, yaitu menggunakan musik tarling untuk menebar manfaat bagi semua orang.
Menariknya, apa yang dilakukan Diana selama ini tampaknya turut disukai mantan Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Menurut Dian, Gus Dur menyukai salah satu lagunya berjudul Remang-Remang dan pada 2008 ia pernah bertemu dengan beliau di kediamannya.
"Beliau bercerita, awalnya tahu lagu itu ketika di jalan dan mendengar siaran salah satu radio dari Jakarta. Tapi ternyata lagu Remang-Remang itu belum selesai, tapi sudah diganti iklan sama penyiarnya. Setelah itu, beliau terus meminta ajudannya untuk menelepon pihak radio agar menyiarkan kembali lagunya," tutur Diana.
Setalah kejadian itu, menurut Dian, Gus Dur menjadi lebih sering request lagu Remang-Remang di radio. Hingga pada akhirnya, produser Dian berinisiatif untuk memberikan kepingan lagu dalam format MP3 agar Gus Dur dapat memutar lagu kesukaannya kapan saja. "Itu lalu disimpan di mobil beliau dan selalu diputar setiap hari," imbuh penyanyi perempuan, yang juga memiliki gaya rambut seperti Sodiq itu.
Dian sendiri mengatakan bahwa Remang-Remang ialah lagu yang bercerita tentang perempuan. Perempuan yang dimaksud Dian itu, tak lain dan tak bukan ialah mereka yang karena beberapa faktor harus rela bekerja di dunia malam. Dalam pengertian singkat, Dian mengiyakan bahwa lagu tersebut sebenarnya bercerita tentang perjuangan seorang perempuan.
Tidak hanya Gus Dur, lagu yang dinyayikan Dian juga disukai oleh mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Dian mengetahui hal itu karena ia sendiri sebenarnya juga pernah membawakan lagu, yang sengaja ditulis untuk menceritakan beliau. "Sempat beberapa kali bertemu juga dengan beliau, dan lagu itu menjadi favorit beliau saat senam di Monas," kata Dian.
Sama halnya dengan Sodiq, ada kalanya perjalanan hidup Dian juga kurang beruntung di masa silam. Bapak dan Ibu Dian ialah penjual kue di daerah Tanjung Priok. Kala itu, Ibu Dian memutuskan untuk tidak meneruskan toko kuenya di Tanjung Priok lantaran Bapak Dian meninggal karena kecelakaan. Padahal, pada saat yang sama Ibu Dian harus menghidupi enam orang anaknya termasuk Dian. Maka dari itu, sang Ibu kemudian pulang kampung ke Cirebon untuk berjualan sembako.
Sayangnya, usaha sembako yang ditelateni Ibunda Dian tidak berjalan mulus. Maka dari itu, beliau lantas berganti usaha dengan berjualan nasi rames. "Beberapa tahun hingga saya remaja, saya pun hidup di situ. Walaupun Ibu sudah ada rumah, tapi karena biar tidak bolak-balik, jadi ya di warung. Jadi, lebih menikmati proses. Kadang warungnya bocor, Ibu dan saya lalu masuk ke pabrik di depannya. Tidur di dekat oven dengan alas kardus," kenang Dian bersama Ibunya.
Dian akhirnya memutuskan menjadi penyanyi lantaran sudah gemar dengan kegiatan itu sejak kecil. Pada saat SMA pun, ia sudah mengikuti beberapa lomba menyanyi karena dukungan sepupunya. Mereka bahkan mendukung Dian dengan cara meminjami baju. Meski demikian, tak jarang Dian harus tampil menggunakan jaket laki-laki yang didapat dari pinjamannya. Pun pada awalnya ia tidak menyanyikan lagu-lagu tarling karena belum terlalu paham dengannya.
Niat Dia untuk menekuni tarling justru berawal dari orang-orang yang mendengarnya. Akibat hal itu, Dian lantas mulai mengoleksi kaset lagu-lagu tarling untuk mengenal iramanya. Nama Dian kemudian semakin dikenal di dunia musik dangdut nasional setelah membawakan lagu berjudul Juragan Empang.
Dian juga menemui berbagai macam pengalaman unik yang tak dapat dilupakan. Tempo hari, ia sempat mendapat saweran dari penggemarnya. Tidak tanggung-tanggung, kala itu Dian mendapat saweran sebanyak Rp45 juta sekali tampil. "Tapi sebulan setelah itu, kami semua terus diundang ke Polres, dan ternyata beliau yang memberi saweran itu korupsi," katanya, sambil tertawa.
Suatu kali, Dian juga pernah manggung di daerah Subang. Namun, nahasnya panggung yang digunakan tampil Dian seketika roboh. Akibat peristiwa itu, Dian lantas dibawa ke rumah sakit dan mendapat tujuh jahitan di kepala. Luar biasanya, setelah pulang dari rumah sakit di daerah Pamanukan itu, Dian lantas kembali lagi ke lokasi manggung untuk bernyanyi lagi di hadapan penonton. Bagi Dian, menghibur para penggemar ialah tanggung jawab. Menyoal halangan, baginya hanyalah faktor alam yang tidak bisa disalahkan. (Gas/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved