Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SAAT sekolah, ia pernah menerima named calling. Ditambah lagi belakangan ia melihat banyak video aksi bullying yang beredar menggugah kesadarannya akan bahaya perundungan dan empati kepada korban. Tidak ingin kondisi itu terus berulang, Katyana Wardhana tergerak untuk melakukan perubahan. Ia menginisasi gerakan ‘Sudah Dong’, gerakan melawan bullying dengan mengedukasi publik. Muda berkesempatan berbincang dengan Katyana di Jakarta, pekan lalu. Apa saja sih gerakan ini, simak wawancara Muda berikut.
Sejak kapan menginisiasi gerakan Sudah Dong?
Saya bikin Sudah Dong pada 2014. Ketika itu umur saya baru 17 tahun dan masih pelajar SMA.
Apa yang mendorong kamu mendirikan Sudah Dong?
Waktu itu saya melihat video seorang anak perempuan di-bully, dianiaya, ditendang. Selain itu juga ada banyak kasus perpeloncoan di sekolah. Saya juga pernah bertemu dengan seorang anak kecil yang sering di-bully sampai takut ke sekolah. Saya ingin ada perubahan dari situasi semacam itu.
Apa kamu punya pengalaman di-bully?
Mengalami bully parah tidak pernah sih. Namun, waktu masih sekolah pernah mengalami named calling. Saya dipanggil dengan julukan Miss Muscle oleh sekelompok anak laki-laki. Saya tidak terlalu memikirkan, tapi saya merasa aware dengan penampilan, apakah saya terlihat feminin. Saya analisis, panggilan itu mungkin karena saya suka olahraga dan berenang, jadi kelihatan berotot.
Panggilan Miss Muscle apa membuat kamu tidak percaya diri?
Sedikit sih, agak bikin kurang percaya diri. Namun, sekarang saya bisa menyukai hal ini dan bangga karena menjadi perempuan juga harus kuat.
Apa makna dari Sudah Dong?
Kami pilih Sudah Dong sebagai ungkapan ‘cukup’ terhadap bullying. Saya ingin banyak anak muda join organisasi ini. Saya pilih nama yang menarik dan bikin orang, terutama kaum muda penasaran, lalu ingin bergabung dengan kami.
Bagaimana kamu mengajak orang lain ikut Sudah Dong?
Itu inisiasi saya sendiri, saya ajak lima orang, semua teman main. Kita lakukan kegiatan daring dengan menyebarkan info di medsos, tentang dampak negatif bullying. Banyak orang tertarik gabung.
Apa saja kegiatannya?
Selain daring, kita perlu kegiatan offl ine (lu ring), berupa edukasi, pembentukan komunitas dan advokasi. Kita pergi ke sekolahsekolah, memberi ruang untuk mereka bercerita tentang pengalaman mereka. Kita keliling ke 42 sekolah, ke 12 universitas, dan melakukan 100 kali talkshow. Kami selalu mengadakan event 3-4 kali dalam setahun. Ke sekolah-sekolah, kami melakukan sosialisasi agar anak-anak lebih peduli pada bullying. Kami mengadakan program workshop untuk menumbuhkan kesadaran bahaya bullying.
Sekarang sudah berapa anggota Sudah Dong?
Anggota/volunteer sudah ada 2.000 lebih orang, tersebar di Jakarta, Bandung, Aceh, Surabaya, dan Banjarmasin. Anggotanya anak-anak muda semua. Kita ngajak lewat medsos, dari Facebook dan Instagram dengan akun Sudah Dong. Kita juga menjalin kerja sama dengan UNICEF dan Facebook.
Menurut kamu, apa yang paling bahaya dari bullying?
Bully berdampak negatif pada fisik dan psikologi. Selain itu juga memengaruhi kepercayaan diri seorang.
Siapa yang paling banyak dirundung dan kalangan mana?
Yang jadi sasaran bullying biasanya anak sekolah dasar (SD). Sampai sekarang banyak orang belum sadar tentang dampak bullying. Menurut UNICEF, bullying itu aksi atau tindakan yang mengintimidasi. Bullying bisa dilakukan secara fi sik, verbal, psikis, dan di medsos. Bullying bisa terjadi di mana pun dan kapan pun. Perempuan dan laki-laki mungkin pernah mengalami bullying dengan tipe berbeda. Perempuan lebih ke kasus verbal, laki-laki banyak mengalami bully lebih ke fisik. Bullying juga kerap terjadi di antara anak perempuan di sekolah.
Dari mana pendanaan Sudah Dong?
Kita sudah memformalkan organisasi ini di bawah yayasan kaum madani, ini yayasan terkait dengan hak perempuan dan anak.
Apa rencana ke depan Sudah Dong?
Kami akan menjalin kerja sama dengan pemerintah untuk membuat sertifikasi sekolah bebas bullying yang diawasi pemerintah daerah (Pemda) di seluruh wilayah Indonesia. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved