Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Berbagi Ilmu Menggendong

Mediaindonesia
14/4/2019 04:00
 Berbagi Ilmu Menggendong
menggendong(MI/MOHAMAD IRFAN)

Jika dilakukan dengan benar, menggendong memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi depresi ibu pascamelahirkan.

DUDUK berjajar menghadap meja panjang, para bapak dan ibu muda itu memusatkan perhatian pada peragaan cara menggendong bayi. Pemateri mendemo menggunakan boneka seukuran bayi.

Pemandangan di Gordi de Entrance, Arkadia, Jakarta, Sabtu (30/3), itu, membuka wawasan baru soal menggendong. Hal yang masih dianggap sebagai aktivitas biasa dalam merawat bayi ini sebenarnya tidak sepele.

Jika dilakukan dengan benar, menggendong banyak memiliki manfaat fisik dan psikis baik bagi anak maupun orangtua. Sebaliknya, jika dilakukan asal-asalan, dampaknya bisa buruk dan berjangka panjang.

Berbagi ilmu soal menggendong yang benar itulah yang dilakukan komunitas Jabodetabek Menggendong pada hari tersebut.

Komunitas itu berawal dari perkenalan di media sosial lalu mulai bertemu langsung pada akhir 2016.

"Akhirnya terbentuklah komunitas kita namanya Jabodetabek Menggendong itu sejak akhir 2016," terang admin Jabodetabek Menggendong Nurhayati Khasanah kepada Media Indonesia.

Hingga saat ini, mereka rutin mengadakan kegiatan sebulan sekali dengan tajuk Temu Penggendong. Komunitas itu tidak terbatas pada ibu yang masih punya bayi dalam gendongan.

Setiap pencinta gendongan dan menggendong boleh ikut bergabung. Tempat pertemuan tidak selalu sama, tetapi berpindah-pindah selama dalam lingkup Jabodetabek.

"Jadi, kita kumpul sesama ibu, baik yang punya bayi baru lahir atau sudah gede yang memang senang eksplorasi tentang menggendong dan gendongan kita selalu kumpul tiap bulan," tambah Nurhayati.

Mereka percaya jika menggendong itu punya banyak manfaat. Utamanya menciptakan ikatan (bonding) antara penggendong dan yang digendong. Selain ikatan batin, pola pengasuhan bayi juga akan terbentuk.

"Menggendong juga mengurangi depresi ibu yang baru melahirkan, apalagi kalau memang dia di rumah sendiri dan enggak punya siapa-siapa, enggak ada yang bantuin. Proses menggendong ini akan sangat membantu sekali," terusnya.

Lain model, lain manfaat

Selain dalam manfaat, keragaam juga terdapat dalam jenis alat gendongan. Tidak hanya menggunakan kain batik atau biasa disebut jarik, ada pula berbagai bentuk gendongan modern, seperti ring sling, pouch sling, meh dai, woven wrap, onbuhimo, dan soft structured carrier (SSC).

"Jadi, gendongan yang paling umum dikenal di Indonesia, jarik atau selendang. Tapi semakin ke sini, semakin banyak gendongan yang sudah dikenal di masyarakat, misalkan SSC," terang Anty Gunadi yang juga admin Jabodetabek Menggendong.

Setiap model gendongan punya kelebihan masing-masing. Pouch sling misalnya. Gendongan itu dianggap lebih mudah digunakan. Namun, gendongan tersebut baru bisa digunakan setelah usia bayi agak tua. "Jadi, enggak bisa dari lahir," imbuh Anty.

Jenis gendongan harus sesuai dengan usia bayi karena sangat berpengaruh pada perkembangan anatomi. Jenis gendongan yang tidak menopang leher dan tulang belakang dengan sangat baik, berarti hanya cocok ketika bayi sudah dapat menopang lehernya sendiri.

Karena itu, Anty mengungkapkan, jika gendongan berbentuk selendang merupakan paling sesuai untuk bayi yang baru lahir.

"Tapi nanti setelah dia usia 4 bulan. Di saat tulang belakang sudah lebih kuat, lebih kukuh, dan sudah bisa menyangga kepala, itu sudah bisa menggunakan SSC atau pounch sling," imbuh Anty.

Setelah faktor usia bayi, pemilihan jenis gendongan juga harus memperhatikan kenyamanan penggendong.

Gendongan berupa jarik memiliki kelemahan karena umumnya menimbulkan rasa sakit pada pundak penggendong. Hal itu karena biasanya beban hanya bertumpu di satu titik pada pundak.

Untuk itu, jika bayi sudah semakin besar akan lebih nyaman menggunakan gendongan model SSC.

"Biasanya kalau bapak-bapak lebih memilih gendongan yang langsung jadi. Hanya tinggal klik, anak di taruh, klik lagi. Untuk yang pengin lebih simpel dan cepat, bisa pakai SSC," terang Anty.

Haikal, salah satu anggota Jabodetabek Menggendong juga mengakui keunggulan gendongan SSC dalam kepraktisan. Pria yang memiliki bayi berusia 4 bulan itu mengaku banyak informasi berharga yang didapat dari komunitas itu. Sambil berkelakar, ia pun mengungkap soal banyaknya jenis gendongan.

"Slipknot ternyata selain band metal, jadi gendongan juga ya," ujarnya.

Anggota Jabodetabek Menggendong yang lain, Lathiffida, juga bergabung karena ingin mempersiapkan menyambut kelahiran anak pertamanya.

Ia senang karena mendapat banyak ilmu berharga yang membuatnya lebih percaya diri dalam menyongsong menjadi ibu.

"Baru ini pertama kali. Seneng banget karena ini saya baru pertama kali, mau anak pertama. Pengalaman yang baru banget kayak gini cara gendong, terus cara pegang bayinya biar lebih nyaman," terang Lathiffida. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya