Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TAICHING: Bila semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh terpenuhi, tubuh kita akan sehat dan tidak mudah tertular penyakit. Tidak semata tubuh yang sehat, tetapi juga perkembangan otak bagus.
MAIN perosotan, lompat karet, duduk di atas rumput, atau membantu orangtua berkebun tentunya harus bersentuhan dengan tanah. Seru kan sobat? Kalian bisa mengeksplorasi banyak pengetahuan dan keseruan lainnya. Sayangnya, sering kali orangtua melarang terlalu lama bermain di luar.
Larangan itu bukan tanpa dasar lo sobat. Orangtua kita khawatir akan kesehatan tubuh kita. Menurut pakar nutrisi Prof Dr Saptawati Bardosono MSc, penyebaran infeksi lebih besar terjadi di luar rumah, setidaknya risiko terkena penyakit 2 kali-3 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak yang beraktivitas di dalam rumah.
"Hal yang ditakutkan ialah risiko ini menyebabkan infeksi berulang pada anak yang akan menghambat tumbuh kembangnya," kata Ibu Saptawati dalam acara Peluncuran Gerakan 1 Juta Iya Boleh Dancow Advanced Excelnutri+ di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, Kamis (7/2).
Nah, untuk bisa bebas main di luar, ibu Saptawati menyarankan setiap anak memiliki perlindungan pada daya tahan tubuh dengan pemenuhan nutrisi yang tepat lo. Nutrisi yang tepat tidak hanya mendukung pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan otak. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita? Yuk, simak bareng Medi. (M-3)
Nutrisi untuk Pertumbuhan Fisik dan Otak
Fisik
1. Kalsium
Kalsium berfungsi untuk membangun dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi. Kalsium bisa didapatkan pada susu dan produk olahan turunannya, seperti keju dan yogurt. Selain itu, kalsium bisa ditemui di sayuran hijau seperti bayam, lobak, sawi hijau, dan kacang-kacangan.
2. Protein
Protein berfungsi sebagai komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Protein bisa ditemukan di telur, kacang almon, dada ayam, gandum, daging sapi, ikan tuna, dan udang.
Otak
1. DHA, omega 3, dan omega 6
DHA merupakan asam lemak tak jenuh, fungsinya membantu pertumbuhan otak dan serabut saraf, penglihatan, serta membantu kinerja otak, dan kemampuan belajar lo. DHA banyak ditemukan pada ikan laut dan minyak ikan.
Omega 3 diperoleh dari bahan makanan hewani dan tanaman laut seperti alga, fitoplankton, seafood, ikan, dan minyak ikan. Sementara itu, omega 6 berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian, seperti minyak bunga matahari, safflower, minyak kedelai, jagung, dan margarin.
2. Vitamin C, vitamin B, magnesium, zat besi, dan zink
Semua itu memiliki fungsi normal dari sistem saraf dan berkontribusi pada perkembangan kognitif otak. Terdapat pula pada ikan, daging merah, buah, dan sebagainya.
Kekurangan Gizi
SOBAT, tahukah kamu? Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar 2018 milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, balita Indonesia rupanya masih belum lepas dari masalah kekurangan gizi lo.
"Ada 17,7% balita memiliki berat badan rendah, 28,1% anemia atau kekurangan sel darah merah, dan 30,8% mengalami stunting atau masalah gizi kronis yang diartikan memiliki kekurangan pada tinggi badan," kata Prof Dr Saptawati Bardosono, MSc, pakar nutrisi.
Kondisi itu pun semakin diperparah dengan penyebaran infeksi lo sobat, yakni 41,9% anak usia 1 tahun-4 tahun masih mengalami ISPA atau infeksi saluran pernapasan atas, batuk berulang, dan 12, 2% anak pun mengalami diare yang menggangggu penyerapan makanan.
"Kejadian itu disebabkan beberapa masalah seperti asupan makan yang menurun, gangguan penyerapan nutrisi, peningkatan kebutuhan, dan bahkan terkadang terjadi gangguan pada transportasi nutrisi ke organ yang dituju," lanjut Ibu Saptawati.
Menjaga Bakteri Baik
selain menjaga makanan, kita harus pastikan kesehatan usus dan saluran pencernaan kita ya sobat. Salah satunya dengan memberikan asupan yang mengandung bakteri baik. Ya, bakteri baik ini akan menekan pertumbuhan bakteri jahat, tidak menimbulkan penyakit, serta tak beracun lo.
Bakteri baik memiliki nama latin Lactobacillus rhamnosus dan Bifidobacterium longum. Dalam tubuh, Lactobacillus rhamnosus membentuk laktosa dan gula guna diubah menjadi asam laktat. Sementara itu, Bifidobacterium longum menguntungkan bagi kesehatan di dalam usus besar. Kedua bakteri itu berfungsi melindungi saluran pernafasan, daya tahan tubuh, dan saluran cerna.
Hindari
Agar sehat, sobat Medi juga harus menghindari sejumlah makanan lo. Ini dilakukan agar nutrisi yang diperlukan tubuh bisa dipenuhi.
1. Junk food.
Junk food bukan hanya mengacu pada menu cepat saji lo. Junk food merujuk pada jenis makanan yang tidak jelas asalnya dan kandungan nutrisinya meragukan atau tidak seimbang. Makanan ini memiliki kandungan lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan nutrisi, misalnya, kentang goreng, hamburger, atau minuman bersoda.
2. Makanan berbahan yang rawan tercemar zat kimia berbahaya.
Biasanya makanan ini kerap mengandung zat pewarna tekstil, pengawet formalin, atau boraks. Menurut penelitian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), jajanan sekolah paling rawan mengandung zat-zat berbahaya lo.
3. Seafood yang tercemar merkuri dan alga beracun.
Makanan yang mengandung protein dalam jumlah yang sangat banyak umumnya berasal dari laut. Namun, harus hati-hati pula memilihnya. Pasalnya, beberapa hewan laut mengandung alga beracun atau merkuri. Menurut Kepala Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Oseanografi LIPI), Zainal Arifin, sejumlah makanan dari laut tercemar bahan berbahaya karena ulah manusia yang membuang limbah berbahaya ke lautan.
4. Makanan yang mengandung gula, garam, dan lemak tinggi.
Makanan manis ataupun gurih memang enak di mulut ya sobat. Bila jumlahnya berlebihan juga tidak baik untuk perkembangan otakmu lo. Jadi, sebaiknya membatasi kudapan berkadar nutrisi rendah dan menggantinya dengan buah-buahan ya.
Tanda Anak Sehat
Periksa yuk apakah tubuhmu sudah sudah atau belum dengan mengenali tanda-tandanya.
1. Tumbuh sesuai usianya.
2. Kemampuan motorik dan kecerdasannya berkembang.
3. Ada kontak mata ketika diajak bicara.
4. Nafsu makan baik.
Si Kecil yang sehat akan antusias menyambut waktu makan. Ia akan melahap makanan yang bunda sajikan tanpa ada gangguan mengunyah, yang biasanya dialami anak berusia di atas satu tahun.
5. Bibir dan lidah tidak kering.
6. Pernapasan tidak berbau.
7. BAB teratur.
8. Tidur nyenyak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved