Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Asyiknya Bermain di Nongsa

Rizky Noor Alam
03/2/2019 03:20
Asyiknya Bermain di Nongsa
(MI/RIZKY NOOR ALAM)

PAGI itu, Jumat (25/1) terakhir di Januari 2019, puluhan orang  berjalan berduyun-duyun menuju Nongsa Point Marina and Resort, Batam, Kepulauan Riau. Mereka ialah para peserta Nongsa Regatta IV, ajang perlombaan tahunan yang diselenggarakan pihak Nongsa Point Marina and Resort setiap akhir Januari. Tahun ini merupakan kali keempat.

Nongsa Regatta merupakan ajang perlombaan perahu layar, yakni para peserta dituntut untuk dapat berlayar menyusuri rute tertentu hingga mencapai finis dengan memanfaatkan dorongan angin yang berembus di kawasan perairan Nongsa.

Peserta yang berpartisipasi tampak beragam, mulai anak kecil, mahasiswa, hingga tim-tim profesional. Mayoritas peserta berasal dari negeri tetangga, Singapura dan Malaysia. Ada pula dua tim dari Indonesia yang berasal dari Kepulauan Riau dan Papua.

Kawasan perairan Nongsa memang cocok menjadi arena perlombaan perahu layar tersebut. Selain embusan anginnya kencang, gelombang lautnya pun besar karena perairan Nongsa berada di kawasan strategis, yaitu Selat Singapura yang memisahkan wilayah Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Karena itu, perairan Nongsa menjadi titik pertemuan arus laut alami.

Tidak hanya itu, karena dekat dengan jalur pelayaran internasional, gelombang dari kapal-kapal besar yang berlalu-lalang semakin menambah besar gelombang di kawasan tersebut.

Bersama rombongan Kementerian Pariwisata, saya berkesempatan mengikuti perjalanan para peserta. Kami menaiki yacht berukuran sedang yang terbuat dari kayu.

Marina di resor tersebut memang cantik, Anda tidak akan menyangka bahwa berada di Indonesia, marina itu mirip seperti marina-marina di Eropa maupun Miami, Amerika Serikat.

Kejelitaan Nongsa Point Marina and Resort tersebut menjadikannya sebagai satu-satunya marina di Indonesia dengan sertifikat bintang lima dari Gold Anchor, sebuah organisasi sertifikasi marina asal Australia.

Meninggalkan marina, kami pun melihat para peserta anak kecil yang unjuk kebolehan berlayar dengan kapal layar kecilnya di sekitar marina. Kondisi perairan yang tenang di sekitar marina memang menjadi lokasi yang cocok untuk perlombaan khusus anak kecil yang kira-kira berada di usia SD-SMP.

Semakin menjauh dari marina, gelombang laut semakin besar dan cukup mengombang-ambingkan yacht yang kami tumpangi. Dari kejauhan, tampak kapal-kapal feri yang menuju Singapura serta kapal-kapal kargo yang mondar-mandir melintasi wilayah perairan internasional.

Sampai di tengah laut, yacht yang kami tumpangi berhenti agar dapat menyaksikan perlombaan yang sedang berlangsung. Sangat seru melihat para peserta mengendalikan layar kapal mereka agar bisa berlayar sesuai rute.

Peserta yang mayoritas ialah mahasiswa asal Singapura terlihat begitu lincah, sigap. Mereka kompak mengendalikan layar kapal mereka, membuka layar, menggulung layar. Semua dilakukan di waktu yang tepat agar kapal dapat berlayar sesuai rute.

Sekitar satu jam kami berhenti di tengah laut menyaksikan perlombaan yang berlangsung. Kami tidak dapat diam berlama-lama di tengah laut karena gelombang laut menjadi terasa intens. Gelombang yang besar mengombang-ambing yacht kami, membuat sejumlah orang dalam rombongan pun mabuk laut. Akhirnya, yacht pun berlayar kembali ke marina.
     
Infinite Studio

Wilayah Nongsa sebenarnya tidak hanya menyimpan potensi wisata bahari. Bagi Anda yang gemar berswafoto, kelak wajib berkunjung ke Infinite Framework Studio (Infinite Studio).

Lokasi tersebut tidak terlalu jauh dari kawasan Nongsa Point Marina and Resort. Sekitar 10 menit untuk mencapainya. Infinite Studio berada dalam kawasan Nongsa Digital Park, sebuah kompleks perkantoran yang menyediakan berbagai fasilitas kekinian macam coworking space. Infinite Studio ialah sebuah studio raksasa yang merupakan tempat syuting banyak film-film kelas dunia yang jarang diketahui orang banyak. Bisa dibilang ini merupakan Hollywood ala Indonesia. Beragam serial TV seperti The Garfield Show, Leonard Dr Contrapus, Lucky Luke, Peter Rabbit, dan Franklin and Friends dibuat di studio ini.

Bahkan, sejak 2012, rumah produksi internasional seperti HBO pun memproduksi film mereka di Infinite Studio, misalnya Joker Game, Agent 47, Serangoon Road, Headshot, Beyond Skyline, hingga film Blackhat yang dibintangi Chris Hemsworth.

Beberapa film Indonesia juga pernah syuting di studio ini, seperti Buffalo Boys yang dibintangi Pevita Pearce, Ario Bayu, Yoshi Sudarso, dan Hannah Al Rashid.

Saat Media Indonesia berkunjung ke Infinite Studio, Sabtu (26/1), latar belakang studionya masih berupa lokasi untuk film Buffalo Boys yang bergaya western. Set bangunan-bangunan tua ala Texas yang menjadi latar film Buffalo Boys masih terjaga rapi dan Anda bebas berswafoto dengan berbagai pose.

“Studio ini ada bagian indoor dan outdoor-nya. Ini semua bisa diatur sesuai dengan proyek film yang mau dibuat,” jelas Office Manager Nongsa Digital Park, Wara Mastuti, kepada Media Indonesia.

Menurutnya, ada rencana studio itu akan dibuka untuk turis umum. Namun, ia belum dapat memastikan waktunya. “Kalau nanti open for public akan dibuka dalam jangka waktu tertentu sebelum setnya diubah untuk proyek film lain,” imbuh Wara. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya