Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
AWAN Gunawan pemilik usaha bakmi bernama Pacor (Papa Corel) kerap membagikan cerita menarik di halaman Facebook miliknya. Salah satunya, ketika Dinda Marlina Gunawan istrinya berperilaku aneh. Cerita itu diunggah pada Mei 2018 dan menghasilkan lebih dari 69 ribu likes dan 84 ribu share. Berkat tulisannya di Facebook, banyak orang yang tidak hanya bersimpatik terhadapnya justru menjadikan cerita inspiratif dan menghibur bagi follower-nya. Kini bahkan sudah menjadi gerakan sosial yang donaturnya tersebar di berbagai daerah.
Awan dan Dinda kerap membantu orang-orang yang berada di dalam kesulitan, di antaranya, gelandangan, pemulung, anak jalanan, pengamen, serta anak-anak putus sekolah yang berada di sekitar tempat tinggalnya. Di balik ceritanya yang kocak dan menghibur rupanya tersimpan cerita sedih. Pada 2013 akibat gaya hidupnya yang berlebihan hingga meninggalkan utang hingga ratusan juta rupiah, kini kisah mereka telah ditulis dalam sebuah buku Pacor Story.
Menghadapi kebangkrutan dan banyaknya utang, Awan merasa bersyukur memiliki istri yang luar biasa baginya. Dulu saat masih sibuk berbisnis, Awan mengakui kurang memberikan perhatian dan kedekatan bersama keluarganya. Lewat kebangkrutan yang dialaminya, ia belajar bahwa perhatian dan kepedulian ialah hal yang penting dalam sebuah keluarga. “Iya dulu saya itu kurang waktu dengan keluarga. Saya pikir dengan memberikan uang bisa membuat istri saya bahagia. Ternyata tidak,” akuinya.
Saat ini, Awan kembali berbisnis di bidang kuliner. Dirinya berjualan bakmi dengan konsep gerobak. Bakmi yang dijualnya memang hanya memiliki satu gerobak saat ini dan dijaga seorang anak yatim. Ia pun melakukan promosi berupa makan bakmi gratis bagi ibu yang sedang hamil.
Meskipun berada dalam keterbatasan, Awan dan sang istri selalu berbuat kebaikan. Ada cerita, Awan belanja ke pasar lalu bertemu dengan ibu depresi jalan kaki dengan anaknya. Lalu, banyak orang di pasar tersebut yang mengatakan jangan mendekati ibu tersebut yang dinilai kerap menimpuk atau memukul. Namun, Awan merasa biasa saja menanggapinya. “Terus dia bercerita kalau malam tidur di belakang pasar dan saat malam kerap ‘dikerjain’ para gepeng. Dia mendapatkan sex abuse,” kisahnya.
Lalu, Awan pun membantu untuk mencari kontrakan bagi ibu tersebut. Setelah itu, mereka pun bisa mendapatkan kontrakan dengan uang yang disisihkan Awan untuk membayar tagihan kontrakan tersebut. “Tapi pada suatu malam, kita menemukan dia tidur di jalan sama anaknya. Katanya ‘Abis kalau di jalanan enak, ada yang ngasih uang dan makan’. Jadi pikiran mereka sudah begini. Kami berpikir agar mengubah pola pikir sang ibu dan memberikan pendidikan untuk anaknya. Tapi saya enggak tau caranya. Sampai suatu saat ada follower saya yang bilang untuk mendatangi dinas sosial,” ungkapnya. (Hil/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved