Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
BERKUNJUNG ke Palembang, Sumatra Selatan, biasanya wisatawan mencari penganan berupa pempek. Sesuai dengan namanya Kota Pempek, penganan satu ini menjadi makanan wajib dan oleh-oleh wajib saat berkunjung.
Makanan yang terbuat dari ikan ini memang enak. Apalagi, makannya sambil menyeruput cuko yang asam dan pedas.
Akan tetapi, tahukah kamu, selain pempek masih banyak makanan khas provinsi ini yang menggugah selera. Kelezatannya tiada tara dengan harga yang tidak menguras kantong. Yuk, cicipi hidangan menarik khas Palembang lainnya.
Ragit
Penganan satu ini sudah sulit ditemukan belakangan. Meski begitu, masih ada beberapa toko yang menjualnya. Ragit pun menjadi penganan wajib di acara-acara khusus, seperti arisan, lamaran, dan khitanan.
Namun, kudapan ini mudah ditemukan saat bulan puasa. Ragit biasanya dikemas dalam bungkus plastik mika dan kuahnya dikemas terpisah.
“Ragit salah satu penganan yang cukup banyak dipesan di kedai kami ini karena tidak banyak kedai atau restoran yang menjual Ragit. Kami menawarkan ragit ini dengan tampilan yang menarik dan tentunya memperkuat rasa khas kari dalam baluran ragit ini,” ujar Mardhotilla, pemilik kedai Palembang Harum, Jumat (18/1).
Bentuk ragit mirip roti jala berbentuk jaring yang dilipat segitiga dan disiram kuah kari. Dalamnya jaring itu terdapat potongan kentang kecil dan daging.
Diakui Mardho, bahan dasar ragit ini terbuat dari terigu, telur, dan garam, sedangkan kuah karinya ada rebusan kentang, santan kelapa, daging, dan bumbu kari.
Rasa ragitnya cukup gurih, tetapi saat bercampur dengan kari yang kental menjadi lebih lengkap. Kari sendiri tidak terlalu pedas. Bila ingin pedas, cukup menyantap potongan cabai yang ditabur di atasnya.
Laksan dan Celimpungan
Pada umumnya kedua jenis panganan ini sama, hanya bentuk dan warna kuahnya saja yang berbeda. Makanan yang terbuat dari tepung terigu dan campuran ikan ini disiram kuah santan bersama rempah-rempah. Hidangan ini sangat mudah ditemukan, tidak hanya kedai-kedai dan pingiran jalan.
“Kita punya rasa sendiri, laksan dan celimpungan yang kita sajikan terbuat dari ikan asli. Kuahnya juga khas, dijamin enak,” ucap Mardho.
Laksan terbuat dari tepung sagu dan ikan. Rasanya mirip pempek, tapi kuahnya unik. Kuah yang terbuat dari santan, mirip kuah lontong sayur dengan warna kemerahan. Kuahya terbuat dari santan, udang kering, dan rempah. Rasanya gurih saat disantap. Selain itu, bentuknya yang oval termasuk unik.
Sementara itu, untuk celimpungan, bahan dasarnya serupa. Walaupun sama-sama kuah bersantan, antara celimpungan dan laksan punya perbedaan pada warna kuahnya. Kuah celimpungan terkesan lebih kuning kental. Bentuknya pipih membulat dengan diameter sekitar 10 cm. Rasa celimpungan sama sekali tidaklah pedas, hanya rasa gurih yang mengitari setiap suapan kuahnya yang masuk ke dalam kerongkongan.
Pempek Tabok
Layaknya pempek, bahan baku utama penganan ini ikan. Bedanya pempek tabok terbuat dari kulit ikan dan berukuran besar. Setelah itu pempek ini digoreng garing dan disajikan dengan ebi (udang kering), cacahan timun, dan cuko. Karena ukurannya itu, membuat pempek ini dipotong-potong sebelum dikonsumsi.
Aneka Kue
Menariknya di kedai Palembang Harum, pengunjung dapat menikmati kue-kue khas Palembang. Seperti bluder, kue hasil akulturasi dari kudapan zaman kolonial Belanda. Kue yang terbuat dari telur, gula, terigu, santan, ragi, margarin, dan minyak goreng ini terasa manis. Tidak lupa taburan wijen di atasnya.
Lalu ada engkak ketan. Kue lapis dari tepung ketan ini terasa manis legit. “Kue ini menjadi spesial karena di sini ditambahkan parutan kelapa,” ucap Mardho.
Berikutnya srikaya tapai, mirip dengan srikaya ketan. Namun, ketannya digantikan dengan tapai pada bagian dasar. Ada juga sahmin, kue yang terbuat dari ubi. Berikutnya roket, mirip risoles yang dalamnya berisikan wortel, kentang, dan bumbu rahasia.
Tentunya tidak lupa akan srikaya. Kue srikaya menjadi kudapan yang dikenal masyarakat Palembang, selain pempek dan kemplang. “Sama seperti srikaya pada umumnya yang dijual di luar, srikaya ini merupakan hasil pengukusan dari telur, gula, dan santan,” kata dia.
Varian lain yang patut dicoba ialah dadar jiwo. Kudapan antik ini berisikan pepaya muda dan di atasnya ada gelondo. Sesuai dengan namanya, dadar jiwo menggunakan telur yang didadar lalu digulung. Namun, tidak sesederhana itu, kuliner ini diisi dengan sayuran dan luarnya ditaburi bawang goreng, daun sop, irisan cabai, hingga ada taburan abon yang membuatnya semakin gurih.
Bahan baku telur juga menjadi inti dari engkak medok. Terakhir ada kue kojo, kue beraroma pandan ini zaman dulu merupakan penanda bangsa Melayu melakukan aktivitas keseharian.
Mardho mengaku kue-kue yang juga menjadi oleh-oleh ini tetap menggunakan resep nenek moyang. Dengan mempertahankan bahan-bahan alami tanpa bahan pengawet dan pemanis buatan. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved