Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
AKTRIS Elma Theana, 44, mengaku kagum dengan cara Jepang membangun pendidikan budi pekerti. Di ‘Negeri Matahari Terbit’ itu, pendidikan budi pekerti bagi anak usia dini diformalkan melalui sekolah dan kurikulum khusus.
Tak heran, kata Elma, orang Jepang punya budaya perilaku yang amat baik, mulai ketertiban hingga sopan santun.
“Saya beberapa kali ke Jepang menyaksikan sendiri warganya sangat tertib. Ternyata pendidikan budi pekerti diterapkan pada anak sebelum masuk sekolah dasar. Usia tiga hingga lima tahun anak-anak hanya diajarkan budaya, ketertiban, dan sopan santun,” ujarnya kepada Media Indonesia, Jumat (25/1).
Terinspirasi dari itulah, bintang televisi tersebut ingin menyuarakan pentingnya edukasi budi pekerti kepada anak-anak. Kini, ia terjun ke politik praktis menjadi calon legislatif DPR pada pemilu April mendatang. Ia mengutarakan aspirasi agar Indonesia memiliki sistem pendidikan usia dini yang lebih baik demi mencetak generasi yang baik pula.
“Saya ingin pendidikan budi pekerti itu seperti dulu bisa ada lagi. Karena saya ingin generasi muda bisa diperbaiki akhlaknya dan nasionalismenya harus tinggi,” ujar putri aktris senior Waty Siregar itu.
Untuk urusan nasionalisme generasi muda itu, ia berharap bisa dibangun melalui kebiasaan formal di sekolah-sekolah, misalnya, melalui upacara bendera. Pasalnya, ia berpendapat saat ini lebih banyak anak yang mulai melupakan nasionalisme.
“Sekolah-sekolah, baik itu nasional maupun internasional, tetap harus ada upacara bendera agar anak-anak punya nasionalisme yang tinggi. Saya tidak ingin anak-anak muda kebarat-baratan,” tuturnya.
Perempuan kelahiran Jakarta itu kini menetap di Jawa Timur. Ia menjadi calon legislator untuk daerah pemilihan (dapil) Lamongan-Gresik. Sejak beberapa bulan terakhir, Elma sibuk turun ke masyarakat. Ia bahkan menyewa rumah di Lamongan agar bisa fokus menjalin komunikasi dan lebih dekat dengan para calon pemilih.
“Sewa rumah di Lamongan untuk memudahkan berkumpul dengan masyarakat dan koordinasi lebih mudah,” ucapnya.
Hingga kini, ia mengaku sudah mengunjungi sejumlah tempat di dapilnya, mulai pesantren, pasar-pasar, hingga rumah warga. Itu dilakukan untuk mendialogkan apa yang diperjuangkannya dengan aspirasi masyarakat. Sebagai aktris kenamaan, ia mengatakan ada saja cerita unik saat terjun ke masyarakat.
“Pastinya mereka banyak meminta foto bersama. Mereka senang, mereka bercerita tentang kegiatan mereka dan saya lebih menjelaskan kenapa saya di partai. Intinya untuk bersilaturahim dengan warga dan minta restu dari mereka,” ungkapnya.
Lebih bermanfaat
Elma yang selama ini juga aktif di organisasi kemasyarakatan merasa tidak cukup jika ia hanya bergerak di jalur organisasi. Ia merasa perlu masuk ke politik praktis agar bisa menerjemahkan gagasannya menjadi kebijakan di legislatif.
“Alasan utama terjun ke politik karena saya aktif di kegiatan organisasi dan banyak inspirasi. Namun, ini bagaimana caranya agar itu bisa terwujud tidak hanya bicara di kalangan terbatas.”
Karena itu, ia mengikuti kontestasi pemilu dengan kendaraan Partai NasDem. Soal pemilihan partai, ia mengaku tidak sembarangan menjatuhkan hati. Menurutnya, banyak partai sudah mendekatinya.
“Memilih NasDem ini tidak diputuskan dengan cepat karena banyak partai yang ingin mengusung saya. Kenapa saya pilih ini, karena Nasdem antimahar itu bukan hoaks. Saya punya kawan yang diusung partai ini maju sebagai kepala daerah sama sekali tidak mengeluarkan biaya apa pun. Setelah itu saya memutuskan untuk bergabung,” ujarnya.
Pihak keluarga, kata Elma, juga memberikan dorongan yang besar kala ia memutuskan untuk berpolitik. Meski harus fokus di dapil dan tidak bisa setiap waktu bersama keluarga, dukungan tetap mengalir. Suami dan anak, ujar dia, memberikan dukungan moril yang besar.
“Kalau suami ada waktu, dia mendampingi saya di dapil. Anak-anak sudah besar dan punya kesibukan sendiri. Mereka juga tetap support,” ujarnya. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved