Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Mira Lesmana Produser Film Sepi Peminat

(Medcom.id/H-1)
30/12/2018 05:00
Mira Lesmana Produser Film Sepi Peminat
(MI/PERMANA)

TAICHING: Sukses menyutradarai film Kuldesak pada 1998 tidak membuatnya ingin berlama-lama menjadi sutradara. Ia selanjutnya memilih menjadi produser karena ia merasa lebih telaten mengoordinasikan dalam produksi film.

MIRA Lesmana, 54, sempat terlibat sebagai sutradara dalam film debut Kuldesak. Ia memulainya bersama tiga sutradara lain, yakni Riri Riza, Nan T Acnas, dan Rizal Mantovani.

Ada empat segmen dalam film Kuldesak yang dipegang setiap sutradara. Mira memegang segmen yang dibintangi Aksan Sjuman.

Kendati film tersebut saat itu terbilang sukses dengan jumlah penonton 100 ribu dalam enam layar, bahkan dapat dikatakan box office, perempuan bernama lengkap Mira Lesmanawati itu lebih memilih menjadi produser. Alasannya, profesi produser sedikit peminat.

Ia juga merasa lebih telaten untuk mengoordinasikan dan mengajak orang untuk terlibat dalam film. "Saya berpikir bagaimana jadinya kalau tidak ada produser," kata putri dari tokoh jazz Indonesia, Jack Lesmana, dan penyanyi senior Indonesia pada 1960-an Nien Lesmana itu di Jakarta, Rabu (25/12).

Menurutnya, itu satu hal yang hilang ketika banyak orang berkeinginan menjadi sutradara. "Mulai dari (film) Petualangan Sherina, saya putuskan tidak lagi men-direct, saya akan jadi produser. Walaupun pada 1999 kita mau gerakkan lanjutan Kuldesak dengan e-cinema itu seharusnya tercatat 13, tapi ternyata tidak berhasil, berjalan hanya empat orang yang berhasil dan itu karena kekurangan produser," tuturnya.

Dalam rekam jejaknya, Mira lebih banyak memproduksi film dan berduet dengan Riri Riza yang memegang kendali sebagai sutradara. Beberapa judul film yang dihasilkan di bawah tangan dingin mereka, antara lain Petualangan Sherina, Ada Apa dengan Cinta, Laskar Pelangi, Sokola Rimba, dan yang terbaru Kulari ke Pantai.

Kekurangan SDM

Sebagai orang yang ikut memperjuangkan kebangkitan film Indonesia setelah era reformasi, Mira merasa perbedaan kondisi perfilman saat ini jika dibandingkan dengan dahulu. Menurut istri aktor Mathias Muchus itu, saat pendanaan mulai melimpah, dunia perfilman sekarang justru kekurangan sumber daya manusia (SDM).

"Problem utamanya SDM. Sama seperti bicara reformasi, lalu apa yang sudah dilakukan untuk mengisi era reformasi tersebut," kata perempuan kelahiran 8 Agustus 1964 tersebut.

Kakak dari musisi jazz Indra Lesmana itu melihat, era sekarang membutuhkan ruang dan tenaga untuk pendidikan formal, secara formal maupun dalam bentuk komunitas. Fenomena ini dilihat terbalik dengan masa lalu.

"Dulu kita enggak punya duit. Mau kerja tanpa dibayar. Sekarang dana ada di mana-mana, tapi manusianya enggak cukup. Jadi, ironis sekali," kata ibu dari satu putra berna Galih Galinggis itu.

Sementara itu, beberapa sutradara muda, seperti Mouly Surya, Riri Riza, dan Mira sendiri, juga masih meluangkan waktu untuk mengajar di tengah kesibukan proyek film. "Kami akhirnya harus mengajar. Akhirnya memotong waktu kami untuk membuat film," tuturnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik