Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
NATUNA. Di Tanah Air, sebagian orang mungkin mengenali namanya sebagai empunya cadangan gas alam terbesar di Asia-Pasifik. Sebagian lagi sekadar membayangkannya sebagai salah satu kepulauan terluar Indonesia.
Saya pun termasuk di antara mereka, sampai suatu Agustus silam, saya berkesempatan menjamah kemolekannya.
'Mutiara di Ujung Utara Indonesia', begitu julukan Natuna yang terdiri atas sekitar 270 pulau ini. Lokasinya memang berada di ujung utara Nusantara, berbatasan langsung dengan sejumlah negara tetangga.
Butuh 3 jam 15 menit bagi saya mencapai Ranai, ibu kota Kabupaten Natuna, dengan 'burung besi' yang berangkat dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
Kepulauan yang masuk Provinsi Kepualauan Riau ini memiliki tanah yang berbukit dan berbatu. Bongkahan batu granit dalam ukuran raksasa berserakan di mana-mana, menciptakan keunikan tersendiri walau belum setenar Kepulauan Bangka Belitung.
Batu Sindu
Berkendara sekitar 3 km dari Kota Ranai, atau sekitar 10 menit, tibalah saya di Bukit Senubing. Di sana, terdapat Batu Sindu yang menjadi lokasi salah satu scene film Jelita Sejuba yang dibintangi Putri Marino. Fan musisi Anji juga mungkin akan mengenalinya sebagai lokasi pembuatan video klip Menunggu Kamu.
Di situ, kita akan menemukan deretan bebatuan dengan berbagai bentuk dan skala, dilatarbelakangi Laut Natuna Utara yang berwarna biru jernih dengan gradasi hijau tosca.
Dilihat dari puncak menara suar, batu-batu tersebut menghampar dalam susunan yang seolah disengaja karena begitu harmonisnya. Amat indah dipandang dari ketinggian.
Alif Stone Park
Di 'taman' seluas kurang lebih 3 hektare ini, ribuan batu berserak apik di sepanjang tepian pantai. Destinasi wisata ini memadukan pantai berpasir putih, air laut yang jernih, dan bebatuan dalam ukuran jumbo.
Setiba di tempat ini, saya melewati celah-celah batu selebar 1 meter sebelum tampakk pintu masuk berupa batu besar. Setelah melewatinya, barulah tampak bentangan batu yang berdempetan dan bertumpukan. Di beberapa bongkahan batu, ada jembatan kecil yang memudahkan pengunjung berpindah dari satu batu ke batu lain.
Di sini pengunjung biasa duduk santai sambil menikmati suasana pantai, atau berendam di air laut yang masuk di antara celah, menurut Ferdiziano, pemilik dan pengelola Alif Stone Park yang semula bermukim di Jakarta, tapi kini menetap di Natuna. Tak ada ongkos parkir dan tiket masuk, hanya ada donasi Rp5 ribu per orang untuk pemeliharaan.
Nama Alif disematkan lantaran ada satu batu yang berdiri tegak layaknya bentuk huruf hijaiah alif, yang memiliki arti satu. Ada juga Asking Stone yang memiliki goresan putih menyerupai rangkaian huruf Arab berlafaz Allah.
Saat ini, bisnis homestay mulai berkembang di Alif Stone Park. Uniknya, homestay tersebut berdiri di tengah-tengah bebatuan besar, yang membuat pengunjung merasakan sensasi unik. Biayanya sekitar Rp750 ribu per malam.
Pulau Akar
Perjalanan empat puluh menit di atas jalan mulus nan beraspal dari Ranai membawa saya ke Pulau Akar. Pulau ini termasuk kawasan Desa Cemaga, Kecamatan Bunguran Selatan. Jaraknya tidak jauh dari Pantai Cemaga, hanya sekitar 150 meter dengan berjalan kaki melalui dermaga yang langsung tersambung.
Dari bibir pantai pulau yang terbilang mungil ini--luasnya hanya sekitar 50 meter persegi--saya dapat melihat luasnya lautan Natuna. Sambil bersenda gurau dengan teman-teman, saya pun menikmati suasana santai menjelang matahari terbenam.
Konon, pulau ini dinamakan Pulau Akar karena banyak memiliki akar pepohonan yang tumbuh di antara celah bebatuan. Secara alami, menguatkan pulau ini dari terjangan ombak yang terkenal ganas di musim angin utara. Keunikan lain ialah rangkaian bebatuan berwarna hitam alami yang melingkari pulau ini bak karya arsitektur.
Pantai Batu Kasah
Dianugerahi bibir pantai sepanjang 5 km, Pantai Batu Kasah merupakan salah satu pantai terbaik yang wajib dikunjungi saat menjelajahi Natuna. Dengan jarak sekitar 30 km, Pantai Batu Kasah dapat dicapai dalam tempo 45 menit sampai 1 jam, dari pusat Kota Ranai.
Sebagaimana namanya, Kasah, dalam bahasa setempat yang berarti cantik, pantai ini menyuguhkan gambaran ideal kita akan pantai. Pantai berpasir putih bersih, dengan pohon kelapa berjajar di sekitaran bibir pantai, melambai seiring hembusan angin lembut. Mengawani bebatuan granit yang bergeming walau ditempa waktu.
Keasriannya terjaga karena tidak banyak permukiman di sekitar pantai. Di hari biasa, Pantai Batu Kasah pun teramat sepi. Cocok untuk pelancong yang mencari keheningan demi bercakap dengan alam. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved