Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
Mengenal olahraga renang sejak dini mengantarnya menjadi atlet para swimming andalan Indonesia. Gadis asal Riau itu pernah tampil di ajang olahraga untuk para difabel terbesar di dunia, Paralimpiade Rio de Janeiro, Brasil, ketika usianya baru 15 tahun.
Syuci Indriani berhasil membawa empat medali di ajang Asian Para Games (APG) 2018 yang baru berakhir beberapa waktu lalu. Bahkan, remaja 17 tahun itu menjadi jajaran atlet para games yang dapat bonus paling banyak karena perolehan medalinya.
Uci, panggilan akrabnya, merupakan perenang tunagrahita. Perempuan ber-IQ 75 itu membuktikan ia juga sama dengan kita, bahkan melampaui batas. Muda berkesempatan mewawancarai Syuci lewat surat elektronik, di tengah persiapannya kembali ke pusat pelatihan. Simak petikan wawancaranya!
Bagaimana awal perkenalan dengan renang?
Saya kenal dengan dunia renang semenjak diajak Papa ke kolam untuk mengantar Abang latihan. Kemudian, saya ikut latihan di klub Belibis di Kota Pekanbaru, Riau, sampai sekarang juga masih di situ. Perjalanan karier saya dimulai di Peparnas 2012 di Riau. Saya dikenalin dengan paralimpian, karena keterbatasan saya ini, oleh Pak Zulkifli dari daerah Kampar. Tahun 2013 saya sudah masuk pelatnas untuk persiapan ASEAN Para Games di Myanmar. Setelah itu, saya setiap tahun gabung di pelatnas. Bisa jadi, waktu saya dengan keluarga lebih sedikit daripada latihan di Solo, Jawa Tengah, sehingga akhirnya saya bisa jadi seperti sekarang ini.
Bagaimana kisah kamu di Paralimpiade Rio 2016?
Saat di Paralimpiade Rio de Janeiro Brasil, saya enggak nyangka dapat wildcard makanya bisa ikut. Saat persiapan pun tidak ada penekanan dari pelatihan, cuma melakukan yang terbaik. Hasilnya saya bisa peringkat ketujuh dunia di nomor 200 meter individual medley S14 dan peringkat kedelapan dunia di nomor 100 meter breaststroke (gaya dada) S14. Pengalaman saya selama di sana, ya tentu dapat jalan-jalan dan mengetahui pesaing dari luar negeri yang sangat hebat. Itu yang memotivasi saya bekerja keras lagi dalam latihan.
Untuk APG 2018, seperti apa latihannya?
Persiapan APG 2018, latihannya sangat berat. Handphone saya dikumpulkan supaya lebih fokus latihan. Makan selalu dijaga, fokusnya latihan dan latihan. Namun, saya tidak tertekan karena ketika hari libur, bisa refreshing bersama pelatih saya, coach Dinda dan coach Bhima Kautsar, serta teman S14 lainnya, asal bisa jaga kondisi. Rindu dengan orangtua pasti, tapi saya masih bisa melakukan panggilan video dan orangtua saya juga selalu menghubungi. Durasi latihan sekitar 2 jam pagi-sore, dicampur dengan latihan fisik.
Apa target pelatih untuk kamu saat itu?
Iya, saya dapat empat medali, target yang diberikan pelatih pas mau turun itu, "Yang harus dilakukan pas 200 meter freestyle S14, Uci berenangnya jangan ngawur, napas harus kiri-kanan. Syuci kalau renang jangan ngandalin di tangan saja, kakinya harus bergerak juga." Saya tidak punya ritual khusus apa-apa, cukup berdoa. Pelatih juga bilang harus enjoy, tenang, fokus, dan harus tetap berpikiran untuk bisa cepat nyampai duluan dari yang lain.
Saya lupa apa saja yang dibilang pelatih saat memberi target. Yang selalu saya ingat setiap turun, "Harus berenang cepat, cepat, cepat, dan lebih cepat lagi!"
Apa makna medali APG dan renang bagi kamu?
Saya sangat bersyukur mendapatkan empat medali yang saya peroleh. Saya sangat berterima kasih kepada rakyat Indonesia, yang sudah mendukung saya, dan kepada Ketua Umum NPC (National Paralympic Committee) Indonesia Pak Senny Marbun yang mendukung saya selama di pelatnas sampai saat ini. Saya juga berterima kasih kepada pelatih-pelatih di pelatnas, Pak Imam Nahrawi sebagai menpora yang telah mendukung saya. Banyak saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung saya sehingga saya bisa membuktikan dengan memperoleh empat medali pada APG 2018. Dengan renang, banyak hal yang saya dapat. Jadi, renang ini ialah hidup saya.
Bagaimana mengatur kegiatan antara sekolah dan pelatnas?
Alhamdulillah selama saya di sekolah baik itu SMP maupun SMA, saya banyak dapat dukungan selama saya berada di Riau ketika liburan. Jadi, saya tidak dibebani pikiran sekolah. Kalau ada tugas, ya saya buat, dibantu abang dan teman-teman sekolah. Untuk menghadapi pertandingan, saya harus latihan rutin, tidak malas, dan menjaga kondisi, itu yang paling penting.
Apa pesan dari pelatih untuk kamu?
Pesan pelatih untuk saya, "Jangan sombong, selalu tetap rendah hati, gunakan uang itu sebaik mungkin dan selalu berbagi, jangan pelit. Tugas kamu masih banyak lagi buat ke depan nanti, target masuk Paralimpiade Tokyo 2020."
Apa harapan kamu setelah APG selesai?
Harapannya kepada masyarakat Indonesia, jangan menganggap rendah kami, bersamalah untuk mendukung kami. Teman-teman difabel yang masih di rumah jangan minder. Percaya diri dan bergabung dengan kami dalam bidang olahraga. Kita sama-sama manusia. Jadi, harus saling menghargai.
*Catatan, dalam menjawab pertanyaan ini Syuci dibantu sang kakak untuk memperkaya pemahaman makna.
Biodata
Nama: Syuci Indriani
Tanggal lahir: 28 Januari 2001
Profesi: Atlet paraswimming
Prestasi
- 4 medali Asian Para Games 2018
- 2 medali emas (100 meter gaya dada putri SB14, 200 meter gaya ganti SM14)
- 1 medali perak (100 meter gaya kupu-kupu S14)
- 1 medali perunggu (200 meter gaya bebas SB14)
Grafis
Syuci Indriani dalam angka
15 : Ia berusia 15 tahun saat turun di Paralimpiade Rio 2016
17 : Usianya 17 tahun ketika turun di Asian Para Games 2018
4 : Total medali yang ia peroleh di Asian Para Games 2018
3,75 : Taksiran bonus yang ia terima setelah gelaran Asian Para Games 2018 ialah Rp3,75 miliar.
Didapat dari 2 emas (masing-masing Rp1,5 miliar)
Bonus 1 perak (500 juta), bonus 1 perunggu (250 juta)
75 : merupakan skor IQ Syuci Indriani. Meski ia seorang tunagrahita, ia mampu membuktikan dirinya sama dengan manusia lain, dan bahkan menembus batas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved