Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
INDUSTRI perfilman Tanah Air belakangan makin bersinar, baik segi kualitas maupun kuantitas. Genre yang ditampilkan film-film Indonesia pun beragam, dari komedi, laga, percintaan, hingga horor.
Dari sisi jumlah penonton, pada 2018 ini saja sudah ada sebelas judul film yang tembus angka satu juta penonton, antara lain Warkop DKI Reborn, Dilan 1990, Danur 2: Maddah, Si Doel the Movie, hingga Asih.
Meningkatnya antusiasme publik untuk menonton film negeri sendiri membuat produser-produser film kian getol mencari cerita yang bisa difilmkan, baik cerita asli, adaptasi buku, hingga cerita biopik. Bahkan, tidak sedikit produser yang memproduksi ulang film zadul, dengan diberi sentuhan kekinian.
Bicara soal film lawas, kurang lebih dua tahun terakhir, mulai muncul tren 'menghidupkan' kembali sosok-sosok karakter yang ikonis di layar perak. Kesuksesan film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos! Part 1 dan Part 2 yang membangkitkan lagi karakter Dono, Kasino, dan Indro tampaknya menginspirasi produser-produser film lain untuk mengekor. Pasalnya, di antara sekian film lokal, film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos! Part 1-lah yang kini menjadi film terlaris sepanjang masa dengan 6,8 juta penonton.
Dua film dengan karakter lawas yang bakal tayang dalam waktu dekat ialah Lagi-Lagi Ateng dan Suzzanna: Bernafas dalam Kubur. Walau berbeda genre, kedua film ini digadang akan bersinar karena sama-sama memiliki basis penggemar yang cukup banyak.
Manoj Samtani selaku produser film Lagi-Lagi Ateng menjelaskan, sosok Ateng dan Iskak merupakan legenda komedian Indonesia yang punya banyak penggemar. Maka, menurut dia, sudah selayaknya dua karakter tersebut kembali ditampilkan.
Di samping itu, lanjutnya, karakter Ateng dan Iskak sangat sesuai untuk film keluarga. "Ini sesuai dengan misi kami yang konsisten terus memproduksi film yang cocok untuk konten keluarga Indonesia. Persembahan film ini ingin memberi tontonan dan menginspirasi bagi keluarga Indonesia," kata dia dalam konferensi pers di Gedung Soho, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, film yang bakal tayang pada awal 2019 tersebut juga menjadi bentuk apresiasi bagi keluarga Ateng dan Iskak yang telah mengabdikan hidup mereka untuk dunia hiburan di Tanah Air.
Walau menampilkan karakter klasik, film yang disutradarai Monty Tiwa diproyeksikan dapat menggaet penonton milenial. Lagi-Lagi Ateng tidak sekadar mengandalkan karakter Ateng dan Iskak yang masing-masing diperankan Augie Fantinus dan Soleh Solihun, tetapi juga akan menghadirkan cerita baru dengan konteks kekinian.
Sementara itu, film Suzzanna: Bernafas dalam Kubur juga akan mengusung karakter lama, sang ratu film horor, Suzzanna. Film yang rencananya akan tayang pada 15 November 2018 itu mendapuk aktris Luna Maya untuk memerankan karakter Suzzanna.
Produser film ini, Sunil Soraya menyebut, rumah produksinya pernah menggarap 17 film Suzzanna. Ia pun mengaku sudah ingin memfilmkan lagi karakter yang pernah dimainkan Suzzanna sejak lima tahun lalu.
Menurut dia, Suzzanna: Bernafas dalam Kubur (2018) bukanlah film remake ataupun sekuel. Cerita yang ditampilkan dalam film ini baru, tapi tetap mempertahankan unsur-unsur khas yang ada dalam film-film horor Suzzanna.
Sebagaimana film Warkop DKI Reborn, ataupun Benyamin Biang Kerok, yang memoles aktor-aktor utamanya sedemikian rupa sehingga mengingatkan penonton akan karakter aslinya dulu, film Suzzanna: Bernafas dalam Kubur (2018) ini pun tidak berbeda. Jika melihat cuplikannya, karakter Suzzanna memang seolah ingin dihadirkan lagi dalam diri Luna Maya. Baik melalui tata rias maupun gaya bicara dibuat semirip mungkin dengan Suzzanna.
"Harapan kami film ini juga bisa diterima oleh generasi yang belum pernah menonton filmnya," imbuh Sunil.
Meraih sukses
Strategi membangkitkan kembali karakter-karakter lama tengah menjadi jurus produser untuk meraih kesuksesan di layar perak. Bagi pengamat film Yan Wijaya, di dunia film Hollywood, membangkitkan kembali karakter-karakter lawas sudah bukan hal asing, misalnya, film The Three Stooges (2012).
Menurut dia, produser-produser film tentu sudah berhitung dengan matang ketika hendak membangkitkan kembali karakter-karakter lawas. "Tidak hanya di Indonesia, di Hollywood pun karakter-karakter yang kuat ketika dihadirkan kembali biasanya akan sukses," kata Yan.
Namun, ia berpendapat, produser harus memberi unsur kebaruan jika ingin menghadirkan kembali karakter-karakter lawas di era sekarang. Hal tersebut sangat penting agar film yang dihadirkan tidak terkesan usang dan bisa menggaet penonton milenial.
Bahkan, Yan memprediksi film Suzzanna versi Luna Maya bisa meraih penonton sekitar dua juta. Adapun, film Lagi-Lagi Ateng terlalu dini diprediksi karena masih akan tayang awal 2019. "Suzzanna itu ikon ratu horor Indonesia. Kalau sekarang lagi tren film horor, lalu dibuat film Suzzanna, ya pantas saja," ujarnya. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved