Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Puisi Shabrina Ws

Shabrina Ws
14/10/2018 02:30
Puisi Shabrina Ws
(MI/Tiyok)

Di Kota Baru Baucau

:Faustino

kau punya hujah sendiri untuk berdiri di gerbang itu

memberi hormat ketika merah putih berkibar

kau selalu memiliki helah untuk selalu lewati jalan itu

mendengarkan suaranya memantul dari bahu-bahu

jalan

lalu kau resapi tembang Jembatan Merah

yang membuat matamu basah

tanyamu: apakah kita sama-sama punya hati yang

tinggal sebelah?

dia wanita Jawa, diamnya adalah kesepakatannya

dan sepotong hatimu utuh kembali

tapi waktu tak abadi

sejarah bicara dari dua kepala

di kota Baucau, kalian berjalan ke arah yang berbeda

menahan kesakitan, membekap separuh hati yang

memar

Di Dili

tolong bacakan nama-nama jalan yang susah kueja itu

entah berapa purnama aku belajar melafalkan

dan aku masih di distrito ini, berputar-putar di ruarua

dari sucos ke sucos, dari aldeias ke aldeias

hanya perihal nama, ucapmu

tanah ini masih tempat terbitnya matahari

fajar tetap potongan harapan yang menunggu orangorang

datang

seperti sajak abadi yang tersimpan di sepanjang

pantai kelapa

ini hanya tentang garis batas yang dibuat manusia,

katamu

sementara kau pergi berdansa dengan kekasihmu

aku di dapur, merebus mi instan,

sendirian.

Di Ermera

barangkali benar, pertemuan hanya seusia embun

tapi kisah-kisah mengabadi dengan caranya sendiri

kau tahu pasti, bagaimana aku jatuh hati

pada tanah di mana kau bernapas

bukit-bukitnya, sabananya, madrecacaunya, aroma

kopinya

di tepi Sungai Gleno kita lepas kacamata hitam putih

saat membaca sejarah

seperti hari ini, masih kutulis sajak perihal tanahmu,

tempat terbit matahari itu

dan sekali lagi, aku menamainya

:esperansa

Di Kota Lama

:Faustino

ini perihal lelaki yang memesan dua cangkir kopi

katamu; untuk yang bernama kenangan

kita bersisian, menyusuri jalanan melingkar di

perbukitan Baucau

di kota tua, tak ada ingatan yang merapuh bersama

waktu

surat-surat kecil di keramaian mercado municipal

gadis Portugis yang berjalan dengan keranjang

belanja

bagaimana diam-diam kau masukkan lipatan amplop

ke dalam keranjangnya

kalian bertukar mimpi, berbagi harapan

namun semua lebur ketika revolusi bunga mekar

kekasihmu pergi,

membawa separuh hatimu yang tak pernah kembali

Di Comoro

perihal rencanakan pertemuan itu

aku tahu, kita sama-sama tak ingin mengingatnya

tapi kartu pos bergambar bandara Comoro itu

membuatku seperti dormouse

yang terbangun oleh embun beku

di musim dingin

Di Atambua

di atas jembatan air mata,

yang menjadi batas negerimu dan negeriku

kau dan aku pernah membaca sajak Neruda:

"Kita bahkan telah kehilangan senja ini"

ribuan senja kemudian

aku baru menyadari

sesungguhnya, hanya senja itu

yang pernah kita miliki

Romantique 5

bagi penyair, pertemuan pendek adalah

sajak panjang di serentang jalan pulang

pagar-pagar,

rumah-rumah,

daun pintu,

bangku kayu di beranda

adalah halaman-halaman tempat menjatuhkan katakata

di mana kenangan dibangun dan disimpan

untuk kelak dibuka-buka kembali

bagi penyair

pertemuan sekejap, adalah sajak panjang

yang tak habis-habis dituliskan

meski berkali-kali, meski berulang-ulang

Shabrina Ws, tinggal di Sidoarjo. Beberapa novel yang telah terbit, di antaranya Rahasia Pelangi, PING, Always Be in Your Heart, Betang; Cinta yang Tumbuh dalam Diam, dan Sauh.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya