Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
BISNIS dan industri kopi di Indonesia sedang berkembang. Tidak sulit bagi para pengusaha yang ingin berbisnis kopi untuk memulainya karena Indonesia dilimpahi dengan ragam biji kopi hingga dari pelosoknya. Kenikmatannya pun sudah dikenal sehingga memenangkan berbagai kejuaraan kopi.
Tidak hanya kopi yang sungguh menggugah selera, tapi juga cara seduh dan mengolahnya pun menentukan bertambahnya kenikmatan. Untuk kebutuhan itu saat ini terdapat juga alat-alat pendukung mengolah kopi yang sangat mudah ditemui.
Salah satu pelaku bisnis itu ialah Otten Coffee yang merupakan distributor mesin, alat-alat penyeduh kopi, dan bubuk kopi yang ada di Medan dan Jakarta.
Otten Coffee didirikan pertama kali oleh Jhoni Kusno dan Robin Boe di Medan pada 2012. "Awal mula kita itu berawal dari hobi ngopi, terus berpikir kenapa tidak usaha ini. Akhirnya kita mulai dengan modal kecil, lalu menawarkan ke hotel-hotel dan restoran," ujar pendiri Otten Coffee, Jhoni, yang ditemui di Otten Coffee Jakarta, pada Rabu (5/9).
Pendiri lain, Robin, mengakui penerimaan cukup baik meski ada sedikit tantangan. Beberapa hotel dan restoran perlu upaya agar bisa menerima. "Kesulitan di awal itu ketika mereka ingin pinjam alat, sedangkan pada saat itu kita belum mampu karena modal untuk alat cukup besar," ungkap Robin yang ditemui Media Indonesia bersama dengan Jho
Turun langsung
Semua terus berjalan, hingga akhirnya Otten Coffee bisa menjadi sebuah PT pada April 2015, dengan nama PT Otten Coffe Indonesia.
Dari awal berdiri hingga saat ini, Jhoni dan Robin, selaku pendiri masih turun langsung dalam mengatasi usaha yang mereka dirikan. Untuk mengatur segala pekerjaan yang ada, mereka membuat divisi-divisi yang dikepalai satu kepala.
"Kita dari awal sudah langsung turun mengurus usaha ini. Hingga 130 karyawaan saat ini. Biasanya, kita ada laporan dari setiap divisi melalui media atau aplikasi, seperti Whatsapp," ungkap Robin.
Rata-rata dari 130 karyawan yang bekerja merupakan pemuda asal Medan dan Jakarta yang benar-benar memiliki passion di bidang kopi. "Karena ada passion, jadi apa yang dikerjakan terasa menyenangkan. Kita mau karyawan yang siap pakai juga. Kalau harus training satu-satu itu repot," tambah Robin.
Otten Coffee ingin seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati kopi dengan rasa yang nikmat. Mereka juga tidak hanya menjual kopi, melainkan juga menjadi fasilitator pengadaan alat, memberikan edukasi, serta trik dan resep kopi.
Sudah enam ribu produk yang dikeluarkan mulai bubuk kopi hingga semua peralatan untuk kopi. "Mulai alat kopi untuk kantor, restoran, kafe, sampai hotel, kita sediakan," timpal Jhoni.
Primadona
Untuk bubuk kopi Indonesia, mereka berkisah yang masih jadi primadona di Otten Coffee ialah kopi asal Sumatra, salah satunya kopi mandailing, jenis arabika yang berasal dari daerah Mandailing, Pegunungan Bukit Barisan, Sumatra Utara.
Selain kopi lokal, ada juga kopi dari luar, seperti dari Panama, Afrika, dan Brasil. Untuk harga kopi bervariasi, mulai Rp45 ribu hingga Rp1 juta dengan kemasan dan satuan berat yang berbeda-beda.
Sementara itu, untuk biji kopi yang dijual Otten Coffee didapatkan langsung dari para petani kopinya. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan biji kopi yang sesuai dengan standar Otten Coffee.
Dengan mengandalkan kopi langsung dari petani, mereka kemudian mengetahui saat mengalami kendala. Umumnya, hal itu terjadi saat cuaca kurang baik.
"Kesulitan kita itu biasanya kalau cuaca kurang baik, enggak banyak panen. Jadi, harganya lebih tinggi dan kualitasnya tidak begitu bagus. Kalau panen raya itu harga kopi lumayan murah dan kopinya enak-enak. Setahun itu hanya ada dua kali panen raya," ungkap Robin.
Jual alat
Membicarakan alat, mereka memproduksi di Bandung dan Yogyakarta, meskipun masih banyak yang didatangkan dari Amerika Serikat, Eropa, Tiongkok, Taiwan, dan Jepang. Mereka menjual beberapa jenis alat, yakni aeropress, french press, V60, dan masih banyak lagi.
Harga dari produk Otten ini dijual mulai Rp60 ribu hingga ratusan juta. Bagi para pelanggan yang ingin membeli barang di Otten, bisa langsung membeli di website resmi Otten Coffee atau melihat di Instagram Otten Coffee.
"98% barang yang dijual ready, customer klik langsung kita packing, langsung kirim. Kita butuh waktu 2x24 jam untuk barang siap dikirim," jelas Jhoni.
Penjualan Otten saat ini cukup besar di Indonesia dengan komposisi 50% daerah Jawa, 49% penjualan ke dari daerah lain di Indonesia, dan 1% ke luar negeri, seperti Singapura, Taiwan, Korea, Tiongkok, dan Amerika Serikat.
Otten menyediakan alat yang bisa digunakan di rumah yang lebih praktis pastinya agar semua orang bisa menikmati kopi nikmat yang dibuat tangan sendiri. "Kopi Indonesia itu enak banget. Kopi yang enak itu bukan hanya untuk diekspor, melainkan juga kita perlu konsumsi. Kita mau me-ngopi-kan Indonesia, makanya kita jual bubuk kopi dan alat-alat. Kita selalu share di Youtube, Instagram, dan majalah online di web kita tentang review alat, cara penyeduhan, kiat dan trik, resep, dan juga cara memulai bisnis. Semua ada di online learn di website kita," ungkap Robin.
Ia juga menambahkan, Otten Coffee menulis buku berjudul Seduh, yang berisikan 22 metode seduh manual yang gampang digunakan, beserta resep, dan hal-hal lainnya. "Untuk buku bisa dibeli di website kita juga," ujarnya.
Dalam menjalankan bisnis, sejauh ini pihak Otten tidak menghadapi kesulitan yang berarti karena mereka menjalankan bisnis sesuai passion. Passion inilah yang membuat mereka lebih bisa kreatif dalam menghadapi segala permasalahan dalam usaha mereka.
Untuk omzet penjualan dan jumlah barang, pihaknya tidak bisa terbuka, yang jelas selalu ada penjualan barang keluar. Ke depan, Otten Coffee berencana membuka cabang ketiganya di Bumi Serpong Damai, Serpong, Tangerang Selatan. (Nadia Fauziah/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved