Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
INDUSTRI coklat di Indonesia belakangan berkembang pesat. Terbukti camilan ini masuk empat kudapan favorit setelah pastry, biskuit, dan permen.
"Coklat menjadi cemilan favorit ke empat setelah pastry, biskuit, dan permen dengan pangsa pasar US$776 juta ( sekitar Rp11,2 triliun). Potensi ini terlihat dari masih rendahnya tingkat konsumsi coklat di Indonesia, sekitar 0.5kg/orang per tahun," ujar Saschin Prasad President Director Mondelez Indonesia.
Mondelez melihat peringkat itu sebagai peluang besar. Pasalnya orang Indonesia, lanjut Saschi, sangat suka nyemil dan menggunakan coklat sebagai bentuk kasih sayang.
"Orang Indonesia itu selalu nyemil setiap hari, dan setiap jam. Orang Indonesia itu penyayang, optimis dan selalu bahagia, sehingga selalu menjadikan coklat sebagai ekspresi cinta seseorang kepada orang lain," ungkapnya.
Di samping itu sebagai negara penghasil kakao tingkat ketiga dunia , setelah Pantai Gading dan Ghana, semakin membuka peluang. Sayangnya produksi kakao masih rendah dibandingkan luas lahan petani.
"Produksi Kakao di Indonesia masih sangat rendah. Padahal 95% adalah petani individu yang memiliki luas lahan satu hektare per petani," ujar Andi Sitti Asmayanti, Cocoa Life Director for Southeast Asia, Mondelez Internasional.
Tantangan dari pertanian kakao ini seperti usia pohon yang sudah tua, kurangnya nutrisi tanah, hama, dan penyakit. Di sisi lain generasi muda tidak tertarik bertani kakao. Sehingga mempengaruhi hasil kakao itu sendiri.
"Padahal mereka bisa menghasilkan maksimal 2 ton/hektarnya. Namun hanya bisa menghasilkan 300kg/hektar, Ini berdasarkan bestline di kakaoline," ungkapnya.
Guna meningkatkan produksi, Mondelez membuat program Cocoa life. Program yang berlangsung sejak 2013 ini bertujuan membantu petani mengatasi masalah mereka.
"Cocoa life adalah perjalanan jangka panjang mondelez International untuk menciptakan rantai pasokan kakao yang kuat serta meningkatka kesejahteraan para petani kakao dan komunitasnya. Hingga desember 2017 kami telah melakukan pembinaan kepada 27.800 petani di 280 desa di empat provinsi (Sulawesi selatan, Sulawesi utara, Lampung, dan Sumatera Barat," tutur Yanti.
Petani mendapatkan pembinaan cara memproses peremajaan, pemupukan, serta teknologi terbaru guna meningkatkan hasil panen. Serta bagaimana memanfaatkan pot kakao atau kulit buah kakao menjadi kompos.
"Kita juga mengenalkan teknologi terbaru untuk mempercepat proses tersebut seperti mempercepat proses dari bibit menjadi benih pohon kakao, kalau tradisional bisa tiga bulan, kalai di kita bisa hanya satu setengah bulan," jelasnya mengengenai kegiatan Cocoa life. (*/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved