Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Hup, serunya lompat tali
Tak hanya egrang yang Medi ceritakan tadi, lo, tapi di sini ada beragam permainan tradisional seru yang bisa dimainkan, misalnya lompat tali. Sebelum memulai lompat tali, biasanya anak-anak akan membuat talinya dari susunan puluhan hingga ratusan karet gelang. Biasanya permainan itu dilakukan minimal 3 orang. Dua anak akan memegang ujung tali, sedangkan anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompati tali dengan ketinggian bertahap dari setinggi lutut hingga di atas kepala. Tahukah sobat, lompat tali ini menjadi permainan populer di 1990-an, lo.
Mainkan gaco di permainan dampu bulan
Ada pula permainan dampu bulan atau yang sering disebut engklek. Permainan itu bisa dilakukan di lapangan luas dengan membentuk blok di bidang tanah. Pemain harus memiliki gaco atau kojo yang terbuat dari pecahan genting atau batu. Pemain pun harus melompat ke setiap blok dengan satu kaki sehingga melatih kekuatan kaki. “Jika kakinya terkena garis, berarti kalah, ya,” ucap Alfi Nopiyenti, anggota Tim TGR, saat mendampingi anakanak bermain.
Lari-larian di bentengan
Masih kurang seru, sobat? Untuk yang hobi larilarian, ada permainan bentengan. Itu, lo, pertahanan dua kelompok dengan menyerang dan mengambil alih ‘benteng’ lawan dengan menyentuh tiang dan meneriakkan “Benteng!” Anggota kelompok bisa pula menjadi tawanan lawan jika mereka tersentuh. Semakin banyak yang lawan tertawan maka kesempatan menang makin besar. Seru kan, sobat? Ada juga balap karung, congklak (congkak), dan lainnya.
Si Juki main peletokan
Yakin kamu tidak mau meninggalkan permainan gadget dan bermain permainan tradisional, sobat? Padahal, si Juki, karakter komik yang terkenal itu, juga ikut main, lo. Iya, si Juki menjadi maskot TGR Season 2 dengan memainkan peletokan dari bambu. Kamu tahu permainan apa itu? Itu seperti main tembak-tembakan, tetapi dengan alat terbuat dari bambu berlubang dengan peluru kertas basah. Jika kertas itu diluncurkan dengan mendorong bambu di bagian lain, akan terdengar bunyi nyaring. Wah, seru, deh, sobat. “Dulu aku suka banget main ini di sekolah. Biasanya main perang-perangan gitu sama teman,” kata Farhan, siswa SMP Negeri 50, Jakarta Timur. Sayang peletokan sudah jarang kita temui, ya, sobat, begitu juga dengan permainan tradisional lainnya yang kini telah tergantikan dengan gim di gadget. “Gue percaya kids zaman now tuh bukannya enggak mau main permainan tradisional. Mereka hanya enggak tahu,” kata pencipta karakter si Juki, Kak Faza Ibnu Ubaidillah. Yuk, simpan dulu gadgetmu lalu main di luar!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved