Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
TIANANMEN yang artinya pintu keselamatan langit adalah sebuah lapangan yang terletak di jantung kota Beijing, Tiongkok. Panjangannya sekitar 800 meter dari utara ke selatan dan lebar 500 meter dari barat ke timur. Total luasnya mencapai 440.000 meter persegi.
Lapangan Tiananmen menjadi salah satu tujuan wisata yang paling diminati di Beijing. Belum sah datang ke Tiongkok jika tidak menginjakkan kaki di Tiananmen. Karena itulah sejumlah wartawan Indonesia, termasuk Media Indonesia, mendatangi Tiananmen pada Sabtu (28/10), kendati kegiatan itu di luar jadwal. Kunjungan ke Tiongkok pada 22 Oktober hingga 29 Oktober difasilitasi Kedubes Tiongkok di Jakarta.
Di sebelah selatan lapangan itu terdapat Mausoleum Ketua Mao. Wisatawan mancanegara yang mengunjungi Lapangan Tiananmen dengan mudah melihat gedung mausoleum yang berwarna kecoklatan itu. Di dalamnya terdapat peti kaca berisi jasad Mao diselubungi bendera Tiongkok berwarna merah yang menutup separuh peti. Pengunjung masih bisa melihat wajah Mao dengan jelas dari samping.
Bangunan mausoleum yang diresmikan pada 9 September 1977 itu terbagi dalam tiga bagian. Bagian utara adalah ruangan masuk yang dapat menampung 600 orang, bagian tengah merupakan aula penghormatan, tempat jenazah Mao disemayamkan, sementara gedung bagian selatan merupakan jalur ke luar mausoleum. Pada satu sisi dinding gedung bagian selatan terukir sebuah puisi dengan aksara China karya Mao Zedong.
Mao Zedong adalah tokoh penting dalam tonggak sejarah Tiongkok. Ia meninggal pada 1976, 27 tahun setelah ia memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada 1 Oktober 1949. Setiap 1 Oktober dirayakan sebagai hari nasional Tiongkok.
Lapangan Tiananmen juga menjadi saksi bisu sejarah kelam kemanusiaan. Ratusan penduduk sipil ditembak mati tentara Tiongkok ketika operasi militer berdarah untuk menangani demonstrasi pada 4 Juni 1989. Mereka menuntut demokratisasi.
Jejak sejarah lapangan Tiananmen seakan menjadi magnet bagi ribuan wisatawan mancanegara yang setiap hari mengunjunginya. Mereka datang ke sana tidak sekadar untuk foto-foto dengan latar belakang gedung mausoleum. Mereka menelusuri jejak sebuah nilai perjuangan Mao maupun nilai demokratisasi yang terus diperjuangan hingga kini. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved