Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
SELEPAS jam istirahat siang itu, beberapa kelas kembali aktif dengan beragam kegitan. Di salah satu ruangan tertutup, seseorang asyik melantunkan musik merdu dari keyboard, sedangkan ruangan lainnya ada yang sedang serius belajar komputer. Komputer itu mengeluarkan suara yang menunjukkan kata dalam setiap ikon yang diarahkan keyboard. Balqis, kelas 5 dari SD SLBA Pembina Tingkat Nasional, memperhatikan suara yang dikeluarkan software komputer itu, sesekali kupingnya diarahkan pula pada ucapan instruktur komputer Yayasan Mitra Netra Pak Suryo Pramono yang saat itu mengajarinya menjelajah internet.
Ya sobat, Balqis merupakan salah satu penyandang tunanetra atau yang memiliki hambatan penglihatan. Senin (22/5) itu, ia sedang belajar komputer di Mitra Netra, Lebak Bulus, Jakarta. Yayasan Mitra Netra ialah lembaga nirlaba yang memusatkan kegiatan pada upaya meningkatkan kualitas dan partisipasi penyandang tunanetra di bidang pendidikan dan pekerjaan. “Yayasan ini hadir untuk mengembangkan dan menyediakan layanan agar penyandang tunanetra menikmati pendidikan berkualitas dan selanjutnya berkarya di masyarakat sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing,” kata Kapala Bagian Rehabilitasi dan Diklat Mitra Netra Muizzudin Hilmi.
Gangguan penglihatan
Tunanetra merupakan istilah yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat penglihatannya, tunanetra dibagi menjadi dua, yakni buta total dan penglihatan kurang atau low vision dengan tingkatan ringan hingga berat. Low vision ini masih bisa melihat meski hanya beberapa persen saja.
Kursus dan pengembangan diri
Komputer menjadi salah satu bagian yang penting dipelajari semua orang, termasuk penyandang tunanetra untuk menghadapi dunia kerja nantinya. “Kelak aku ingin bekerja di kantor, makanya aku belajar komputer dari sekarang,” kata Balqis. Lalu bagaimana mereka belajar? Sebelumnya para penyandang tunanetra diajari untuk menghafal letak tombol-tombol pada keyboard beserta fungsinya. Dengan begitu, mereka bisa menjalankan komputer dengan lancar nantinya.
Pengajaran ini berlangsung dalam beberapa pertemuan. Mereka bisa mengetahui dan mengoreksi apa yang mereka ketik karena komputer dirancang khusus, menggunakan software yang bisa mengeluarkan suara, begitupun suara mengeja huruf yang ada pada ikon yang mereka pilih. “Setelah mengetahui letak tombol mereka belajar penggunaan komputer sehari-hari, seperti Microsoft Offi ce meliputi Ms Word, Excel, Power Point, hingga internet,” kata Pak Suryo yang juga seorang penyandang tunanetra.
Sama halnya dengan komputer kursus musik pun demikian Sobat Medi. Mereka akan menghafalkan letak tuts piano dengan mendengar suara yang dihasilkan. Ya, mereka memaksimalkan fungsi indra lainnya, seperti pendengaran, perabaan, penciuman, dan tak menutup kemungkinan mereka memiliki kemampuan luar biasa di bidang musik dan lainnya. Sobat, di Mitra Netra pun bisa memilih beragam kegiatan kursus lainnya loh seperti kursus bahasa Inggris dan Jerman, kursus gitar, keyboard, dan piano dengan para pengajar yang juga penyandang tunanetra. Selain itu, ada pula klub menyanyi, memasak, hingga teater.
Buku tunanetra
Untuk belajar, penyandang tunanetra kini tak perlu khawatir mendapatkan berbagai jenis buku lo sobat. Mitra Netra memproduksi buku braille atau buku dengan sistem tulisan sentuh menggunakan kerangka penulisan seperti kartu domino dengan titik timbul. Kini telah ada 250 judul buku, terdiri dari buku pelajaran, referensi kuliah, buku pengetahuan umum, hingga berbagai karya sastra yang digandakan menjadi 7.500 volume per tahun.
Terdapat pula buku audio digital sebanyak 150 judul dan buku elektronik format epub yang bisa diakses melalui internet. Semua anak tunanetra memiliki kesempatan yanga sama dengan anak-anak lainnya mendapatkan pendidikan berkualitas. Jika penyandang tunanetra tidak memiliki hambatan kecerdasan, mereka juga bisa kok belajar di sekolah umum bersama siswa lain, keren kan sobat? (Suryani Wandari/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved