06/10/2016 10:10

Emil Salim dan Reklamasi

SEBAGAI proyek raksasa yang bersentuhan langsung dengan lingkungan dan kehidupan sosial, wajar jika reklamasi Teluk Jakarta diwarnai pro dan kontra. Namun, tatkala kajian tepercaya mengatakan tak ada yang keliru dalam proyek itu, tak ada alasan untuk terus menundanya. Silang pendapat memang begitu akrab dengan proyek reklamasi Teluk Jakarta. Banyak yang menilai proyek itu lebih banyak mudaratnya sehingga harus dihentikan. Namun, tak sedikit pula yang berpandangan bahwa reklamasi Teluk Jakarta ialah proyek yang sarat dengan manfaat bagi kita semua sehingga harus secepatnya dilanjutkan.

Bermanfaat bagi kita semua, itulah yang bisa kita sarikan dari pendapat Emil Salim dalam diskusi di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa (4/10). Dengan lugas Emil menyatakan proyek reklamasi di Teluk Jakarta bukanlah kebijakan yang salah. Menurutnya, jika dikelola dengan baik, reklamasi Teluk Jakarta akan memberikan banyak faedah. Reklamasi, misalnya, bisa menghimpun air tawar yang lama-kelamaan akan langka. Reklamasi Teluk Jakarta juga bakal menambah daratan Ibu Kota dan memperluas Pelabuhan Tanjung Priok tanpa harus menutup aksen nelayan ke laut. Reklamasi akan efektif pula untuk mencegah kenaikan air laut yang bisa menenggelamkan Jakarta.

Emil jelas punya kapasitas untuk berbicara soal reklamasi Teluk Jakarta. Emil termasuk ahlinya karena ia ekonom andal sekaligus pemikir dan pegiat langsung lingkungan. Di masa Orde Baru, Emil Salim dipercaya menjadi menteri lingkungan hidup selama 15 tahun. Sampai sekarang pun, kepeduliannya terhadap lingkungan tak diragukan. Jika menilik latar belakangnya, tak berlebihan jika pendapat Emil Salim soal reklamasi Teluk Jakarta kita jadikan rujukan untuk melanjutkan proyek tersebut. Terlebih, pilihan reklamasi merupakan konsep anak bangsa sendiri yang oleh Emil dipertemukan dengan para ahli dari Belanda untuk adu gagasan pada 2013.

Betul bahwa proyek itu kini dinodai perilaku koruptif yang diduga dilakukan mantan anggota DPRD DKI Jakarta M Sanusi. Namun, kasus itu merupakan ulah buruk orang per orang sehingga sangat tidak tepat jika kemudian dijadikan penghalang reklamasi. Investor perlu kepastian dalam berinvestasi. Pengembang pun berani menggelontorkan dana selangit untuk mereklamasi Teluk Jakarta karena sudah ada pijakan hukum. Meski pijakan hukum itu belakangan diperdebatkan lantaran tumpang tindih, sangat tidak patut jika investor yang menjadi korban.

Keputusan untuk melanjutkan proyek reklamasi Teluk Jakarta mesti secepatnya diambil. Namun, kita juga mengingatkan kepada pengembang untuk selekasnya pula memenuhi syarat-syarat yang diminta pemerintah, salah satunya analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang diperbaiki.

Reklamasi Teluk Jakarta dirancang untuk meningkatkan ruang sosial, ekonomi, mitigasi bencana, dan daya dukung terhadap lingkungan. Kajian berkelas dari orang-orang yang punya kapasitas juga telah menyebutkan tak ada yang keliru dalam proyek itu. Dengan demikian, tidak ada satu pun dalih dan pembenaran untuk tidak menyegerakan kelanjutan reklamasi Teluk Jakarta. Segera melanjutkan proyek itu merupakan keputusan bijak yang sangat ditunggu. Reklamasi Teluk Jakarta ialah konsep hebat anak bangsa yang pantang dibiarkan mangkrak dan sia-sia.

Baca Juga

Video Lainnya