Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Uji Coba Teknik Baru Membersihkan Antariksa

24/12/2016 04:00
Uji Coba Teknik Baru Membersihkan Antariksa
(AP)

BADAN Penjelajahan Antariksa Jepang (JAXA) tengah bereksperimen menguji coba teknologi baru untuk membersihkan sampah-sampah di angkasa luar.

JAXA akan menyapu puing-puing bekas satelit maupun rongsokan wahana yang bertebaran dengan metode penjaringan.

Sabtu (10/12) lalu, JAXA sudah berhasil meluncurkan Roket H-2B pembawa wahana Kounotori 6 untuk mengirim logistik bagi para astronaut yang berada di Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS). Wahana itu sampai di ISS, Senin (12/12) pekan lalu.

Setelah pasokan diturunkan di ISS, pesawat diisi dengan barang-barang buangan, seperti peralatan eksperimen serta pakaian bekas, dan kemudian kembali ke bumi.

Sebelum memasuki atmosfer bumi, Kounotori 6 akan melakukan eksperimen penambatan elektrodinamis yang disebut dengan Eksperimen Penambatan Terintegrasi Kounotori (KITE).

Teknologi yang pertama kali diumumkan pada 2014 itu terdiri atas sebuah pesawat antariksa dan penambat elektrodinamis sepanjang 700 meter yang terbuat dari baja dan alumunium yang akan digunakan sebagai wadah puing-puing pecahan dari orbit bumi.

Kounotori akan mengumpulkan puing yang bersumber dari kejadian nahas saat satelit milik Amerika Serikat Iridium bertabrakan dengan pesawat milik Rusia, Kosmos 2251, pada 10 Februari 2009.

Cara kerja dasarnya, penambat akan menggerendel puing-puing antariksa. Energi listrik yang dihasilkan penambat diharapkan mampu memberikan efek penghambat terhadap puing antariksa hingga terbawa ke orbit yang lebih rendah.

Di saat yang sama, wahana utama bertugas menyeret rongsokan menuju atmosfer bumi yang secara otomatis akan membakar habis puing-puing tersebut, tak terkecuali wahana Kounotori, tanpa meninggalkan risiko berbahaya bagi daratan.

Kounotori, yang juga dikenal dengan H-II Transfer Vehicle (HTV), dikembangkan dan dibuat di Jepang serta telah digunakan untuk mengirimkan pasokan ke stasiun angkasa luar. Misi pertama HTV, atau Kounotori 1, diluncurkan pada 2009. Sistem baru KITE itu direncanakan digunakan secara reguler di tahun-tahun berikutnya.

“Jika uji coba ini berhasil, langkah berikutnya mengikat penambat dengan objek target,” kata seorang juru bicara JAXA. Sampah antariksa menjadi masalah besar bagi organisasi-organisasi angkasa luar dan perusahaan swasta. Eksplorasi manusia sejak 1957 diperkirakan telah menghasilkan 100 juta keping sampah.

Puing kecil yang bertebaran itu bisa menghancurkan satelit atau wahana jika bergerak sangat cepat. Satelit Jepang yang lenyap pada awal tahun ini diduga ditabrak sampah antariksa.

Menurut NASA, ada lebih dari 500 ribu puing sampah antariksa yang dapat dilacak pada 2013. Itu termasuk 21 ribu puing berukuran 10 cm dan sebagian besar lain berukuran 1 cm-10 cm. (AFP/Antara/space.com/L-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya