Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
REKOR suhu terpanas sepanjang sejarah yang ditorehkan pada 2015 lalu berpotensi terulang pada 2025 mendatang. Normalitas baru itu akan terjadi seandainya emisi karbon terus melonjak. Demikian kesimpulan studi yang dimuat di jurnal Bulletin of American Meteorological Society, pekan ini. Menurut peneliti pada ARC Centre of Excellence for Climate System Science di Australian National University (ANU) Sophie Lewis, aktivitas manusia sudah ‘mengunci’ rata-rata temperatur global menjadi sebuah normalitas baru.
Dengan begitu, rekor suhu terhangat diproyeksikan akan terus terulang. “Sebuah normalitas baru terjadi minimal saat setengah tahun setelah terjadi rekor, temperatur berubah lebih dingin dan setengah memanas. Dengan cara itu, normalitas baru temperatur bisa ditentukan,” imbuh Lewis, yang juga penulis utama laporan studi. Konsep normalitas baru itu sendiri disebut-sebut sebagai batu pijakan dalam riset iklim. Meski sebelumnya kerap disinggungsinggung, istilah jarang didefi nisikan dengan gamblang.
Tim peneliti menggunakan superkomputer National Computational Infrastructure di kampus ANU untuk pemodelan iklim. Mereka lalu menganalisis suhu musiman di Australia, Eropa, Asia, dan Amerika Utara, dengan berpegang pada empat skenario emisi IPCC. Hasilnya, suhu rata-rata secara global terungkap akan masuk ke normalitas baru. Itu diperkirakan akan terjadi sebelum 2040. Namun, kata peneliti, proyeksi itu tidak berlaku di level regional dan lingkup musiman. Karena itu, peneliti berharap semua pemangku kepentingan di level negara bisa bertindak cepat untuk mengurangi emisi demi mencegah terjadinya perubahan suhu drastis secara musiman.
Target 2 derajat celsius
Di sisi lain, Badan Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan kurun waktu 2011-2015 sebagai periode terpanas sepanjang sejarah. Laporan WMO juga mengonfi rmasi anomali rata-rata suhu dunia pada 2015 sudah melampaui 1 derajat celsius. Angka itu hanya berselisih 1 derajat dari target UNFCC yang membatasi kenaikan suhu di bawah 2 derajat celsius pada 2100. Tahun lalu mencatatkan rekor terpanas dengan anomali sebesar 0,76 derajat celsius di atas rata-rata 1961–1990.
Sekjen WMO Petteri Taalas mengatakan tahun ini mungkin bisa mengalahkan rekor tahun lalu. “Rekor tahun lalu tampaknya akan dipecahkan pada 2016,” ujarnya. Di Amerika Serikat, Oktober lalu tercatat sebagai rekor terpanas sejak 1963 dengan suhu rata-rata 14,2 derajat celsius. WMO juga mencatat banyak peristiwa cuaca dan iklim ekstrem sepanjang 2011-2015 terjadi dimungkinkan dengan adanya perubahan iklim hasil aktivitas manusia. Dalam kasus suhu panas ekstrem, WMO menyebut probabilitasnya akan naik 10 kali lipat di masa mendatang. (Science Daily/WMO/CBS News/Dhk/L-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved